Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Senin, 11 April 2011

Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shadaqah Al-Ihsan Jawa Tengah (LAZIS JATENG)

http://lazisjateng.or.id/component/content/frontpage.html

Profesi UK2

Profesi

Istilah profesi telah dimengerti oleh banyak orang bahwa suatu hal yang berkaitan dengan bidang tertentu atau jenis pekerjaan (occupation) yang sangat dipengaruhi oleh pendidikan dan keahlian, sehingga banyak orang yang bekerja tetapi belum tentu dikatakan memiliki profesi yang sesuai. Tetapi dengan keahlian saja yang diperoleh dari pendidikan kejuruan, juga belum cukup untuk menyatakan suatu pekerjaan dapat disebut profesi. Tetapi perlu penguasaan teori sistematis yang mendasari praktek pelaksaan, dan penguasaan teknik intelektual yang merupakan hubungan antara teori dan penerapan dalam praktek. Adapun hal yang perlu diperhatikan oleh para pelaksana profesi.

1. Etika Profesi

Berkaitan dengan bidang pekerjaan yang telah dilakukan seseorang sangatlah perlu untuk menjaga profesi dikalangan masyarakat atau terhadap konsumen (klien atau objek). Dengan kata lain orientasi utama profesi adalah untuk kepentingan masyarakat dengan menggunakan keahlian yang dimiliki. Akan tetapi tanpa disertai suatu kesadaran diri yang tinggi, profesi dapat dengan mudahnya disalahgunakan oleh seseorang seperti pada penyalahgunaan profesi seseorang dibidang komputer misalnya pada kasus kejahatan komputer yang berhasil mengcopy program komersial untuk diperjualbelikan lagi tanpa ijin dari hak pencipta atas program yang dikomesikan itu. Sehingga perlu pemahaman atas etika profesi dengan memahami kode etik profesi.

2. Kode Etik Profesi

Kode etik profesi merupakan sarana untuk membantu para pelaksana seseorang sebagai seseorang yang professional supaya tidak dapat merusak etika profesi. Ada tiga hal pokok yang merupakan fungsi dari kode etik profesi :

  • Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan. Maksudnya bahwa dengan kode etik profesi, pelaksana profesi mampu mengetahui suatu hal yang boleh dia lakukan dan yang tidak boleh dilakukan.
  • Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan. Maksudnya bahwa etika profesi dapat memberikan suatu pengetahuan kepada masyarakat agar juga dapat memahami arti pentingnya suatu profesi, sehingga memungkinkan pengontrolan terhadap para pelaksana di lapangan keja (kalanggan social).
  • Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi. Arti tersebut dapat dijelaskan bahwa para pelaksana profesi pada suatu instansi atau perusahaan yang lain tidak boleh mencampuri pelaksanaan profesi di lain instansi atau perusahaan.

3. Penyalahgunaan Profesi

Dalam bidang computer sering terjadi penyalahgunaan profesi contohnya penjahat berdasi yaitu orang-orang yang menyalahgunakan profesinya dengan cara penipuan kartu kredit, cek, kejahatan dalam bidang komputer lainnya yang biasa disebut Cracker dan bukan Hacker, sebab Hacker adalah Membangun sedangkan Cracker Merusak. Hal ini terbukti bahwa Indonesia merupakan kejahatan komputer di dunia diurutan 2 setelah Ukraine. Maka dari itu banyak orang yang mempunyai profesi tetapi tidak tahu ataupun tidak sadar bahwa ada kode Etik tertentu dalam profesi yang mereka miliki, dan mereka tidak lagi bertujuan untuk menolong kepentingan masyarakat, tapi sebaliknya masyarakat merasa dirugikan oleh orang yang menyalahgunakan profesi.

4. Kesimpulan

Kesadaran itu penting dan lebih penting lagi kesadaran itu timbul dari Diri kita masing - masing yang sebentar lagi akan menjadi pelaksana profesi di bidang komputer disetiap tempat kita bekerja, dan selalu memahami dengan baik atas Etika Profesi yang membangun dan bukan untuk merugikan orang lain.

1.1 Pengertian Etika dan Etika Profesi
Kata etik (atau etika) berasal dari kata ethos
(bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik.
Menurut Martin [1993], etika didefinisikan sebagai “the discipline which can act as the performance index or reference for our control system”.
Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control”, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok sosial(profesi) itu sendiri.
Kehadiran organisasi profesi dengan perangkat “built-in mechanism” berupa kode etik profesi dalam hal ini jelas akan diperlukan untuk menjaga martabat serta kehormatan profesi, dan di sisi lain melindungi masyarakat dari segala bentuk penyimpangan maupun penyalah-gunaan keahlian (Wignjosoebroto, 1999).
Sebuah profesi hanya dapat memperoleh kepercayaan dari masyarakat, bilamana dalam diri para elit profesional tersebut ada kesadaran kuat untuk mengindahkan etika profesi pada saat mereka ingin memberikan jasa keahlian profesi kepada masyarakat yang memerlukannya.

1.2 Etika dan Estetika
Etika disebut juga filsafat moral adalah cabang filsafat yang berbicara tentang praxis (tindakan) manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma.

Norma ini masih dibagi lagi menjadi norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang- undangan, norma agama berasal dari agama sedangkan norma moral berasal dari suara batin. Norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari sedangkan norma moral berasal dari etika.

1.3 Etika dan Etiket
Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:
• Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai mengenai manusia tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
• Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan. Justru karena sifatnya normatif maka kedua istilah tersebut sering dicampuradukkan.

Perbedaan antara etika dengan etiket
1. Etiket menyangkut cara melakukan perbuatan manusia. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu.Etika tidak terbatas pada cara melakukan sebuah perbuatan, etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
2. Etiket hanya berlaku untuk pergaulan.Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain. Barang yang dipinjam harus dikembalikan walaupun pemiliknya sudah lupa.
3. Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain.Etika jauh lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
4. Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu misalnya tutur katanya lembut, memegang etiket namun menipu. Orang dapat memegang etiket namun munafik sebaliknya seseorang yang berpegang pada etika tidak mungkin munafik karena seandainya dia munafik maka dia tidak bersikap etis. Orang yang bersikap etis adalah orang yang sungguh-sungguh baik.

1.4 Etika dan Ajaran Moral
Etika perlu dibedakan dari moral. Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.

Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).

Pluralisme moral diperlukan karena:
1. pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku,daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan;
2. modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional;
3. berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.
Etika sosial dibagi menjadi:
• Sikap terhadap sesama;
• Etika keluarga;
• Etika profesi, misalnya etika untuk dokumentalis, pialang informasi;
• Etika politik;
• Etika lingkungan hidup; serta
• Kritik ideologi.

Moralitas
Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia.

Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.

Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.

Pluralisme moral
Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.

Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian. Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal. Sistematis artinya membahas langkah demi langkah. Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.
Etika dan Agama
Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:
1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.
2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.
3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung- singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.
4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

1.5 Istilah berkaitan
Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika. Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk. Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.
Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita. Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya. Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.


PROFESI, KODE ETIK DAN PROFESIONALISME

Definisi Profesi:
Profesi merupakan kelompok lapangan kerja yang khusus melaksanakan kegiatan yang memerlukan ketrampilan dan keahlian tinggi guna memenuhi kebutuhan yang rumit dari manusia, di dalamnya pemakaian dengan cara yang benar akan ketrampilan dan keahlian tinggi, hanya dapat dicapai dengan dimilikinya penguasaan pengetahuan dengan ruang lingkup yang luas, mencakup sifat manusia, kecenderungan sejarah dan lingkungan hidupnya; serta adanya disiplin etika yang dikembangkan dan diterapkan oleh kelompok anggota yang menyandang profesi tersebut.

Tiga (3) Ciri Utama Profesi
1. Sebuah profesi mensyaratkan pelatihan ekstensif sebelum memasuki sebuah profesi;
2. Pelatihan tersebut meliputi komponen intelektual yang signifikan;
3. Tenaga yang terlatih mampu memberikan jasa yang penting kepada masyarakat.

Tiga (3) Ciri Tambahan Profesi

1. Adanya proses lisensi atau sertifikat;
2. Adanya organisasi;
3. Otonomi dalam pekerjaannya.

Tiga Fungsi dari Kode Etik Profesi
1. Kode etik profesi memberikan pedoman bagi setiap anggota profesi tentang prinsip profesionalitas yang digariskan;
2. Kode etik profesi merupakan sarana kontrol sosial bagi masyarakat atas profesi yang bersangkutan;
3. Kode etik profesi mencegah campur tangan pihak diluar organisasi profesi tentang hubungan etika dalam keanggotaan profesi

Etika terbagi atas 2 bidang besar
1. Etika umum
1.1 Prinsip;
1.2 Moral.
2. Etika khusus
2.1 Etika Individu;
2.2 Etika Sosial.

Etika sosial yang hanya berlaku bagi kelompok profesi tertentu disebut kode etika atau kode etik.

Kode Etik

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.
Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.
Sifat Kode Etik Profesional

Sifat dan orientasi kode etik hendaknya:
1. Singkat;
2. Sederhana;
3. Jelas dan Konsisten;
4. Masuk Akal;
5. Dapat Diterima;
6. Praktis dan Dapat Dilaksanakan;
7. Komprehensif dan Lengkap, dan
8. Positif dalam Formulasinya.

Orientasi Kode Etik hendaknya ditujukan kepada:

1. Rekan,
2. Profesi,
3. Badan,
4. Nasabah/Pemakai,
5. Negara, dan
6. Masyarakat.
Kode Etik Ilmuwan Informasi

Pada tahun 1895 muncullah istilah dokumentasi sedangkan orang yang bergerak dalam bidang dokumentasi menyebut diri mereka sebagai dokumentalis, digunakan di Eropa Barat.

Di AS, istilah dokumentasi diganti menjadi ilmu informasi; American Documentation Institute (ADI) kemudian diganti menjadi American Society for Information (ASIS). ASIS Professionalism Committee yang membuat rancangan ASIS Code of Ethics for Information Professionals.

Kode etik yang dihasilkan terdiri dari preambul dan 4 kategori pertanggungan jawab etika, masing-masing pada pribadi, masyarakat, sponsor, nasabah atau atasan dan pada profesi.

Kesulitan menyusun kode etik menyangkut (a) apakah yang dimaksudkan dengan kode etik dan bagaimana seharunya; (b) bagaimana kode tersebut akan digunakan; (c) tingkat rincian kode etik dan (d) siapa yang menjadi sasaran kode etik dan kode etik diperuntukkan bagi kepentingan siapa.

Profesionalisme

Profesionalisme adalah suatu paham yang mencitakan dilakukannya kegiatan-kegiatan kerja tertentu dalam masyarakat, berbekalkan keahlian yang tinggi dan berdasarkan rasa keterpanggilan –serta ikrar untuk menerima panggilan tersebut– dengan semangat pengabdian selalu siap memberikan pertolongan
kepada sesama yang tengah dirundung kesulitan di tengah gelapnya kehidupan
(Wignjosoebroto, 1999).

Tiga Watak Kerja Profesionalisme

1. kerja seorang profesional itu beritikad untuk merealisasikan kebajikan demi tegaknya kehormatan profesi yang digeluti, dan oleh karenanya tidak terlalu mementingkan atau mengharapkan imbalan upah materiil;
2. kerja seorang profesional itu harus dilandasi oleh kemahiran teknis yang berkualitas tinggi yang dicapai melalui proses pendidikan dan/atau pelatihan yang panjang, ekslusif dan berat;
3. kerja seorang profesional –diukur dengan kualitas teknis dan kualitas moral– harus menundukkan diri pada sebuah mekanisme kontrol berupa kode etik yang dikembangkan dan disepakati bersama di dalam sebuah organisasi profesi.

Menurut Harris [1995] ruang gerak seorang profesional ini akan diatur melalui etika profesi yang distandarkan dalam bentuk kode etik profesi. Pelanggaran terhadap kode etik profesi bisa dalam berbagai bentuk, meskipun dalam praktek yang umum dijumpai akan mencakup dua kasus utama, yaitu:
a. Pelanggaran terhadap perbuatan yang tidak mencerminkan respek terhadap nilai-nilai yang seharusnya dijunjung tinggi oleh profesi itu. Memperdagangkan jasa atau membeda-bedakan pelayanan jasa atas dasar keinginan untuk mendapatkan keuntungan uang yang berkelebihan ataupun kekuasaan merupakan perbuatan yang sering dianggap melanggar kode etik profesi;
b. Pelanggaran terhadap perbuatan pelayanan jasa profesi yang kurang mencerminkan kualitas keahlian yang sulit atau kurang dapat dipertanggung-jawabkan menurut standar maupun kriteria profesional.

Pasal 31 ayat (3) UUD 1945 yang telah diamandemen, menyatakan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional, yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur dengan undang-undang.

Untuk melaksanakan ketentuan tersebut pemerintah telah melakukan berbagai usaha, termasuk menerbitkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UURI Nomor 20/ 2003), Undang-Undang Guru dan Dosen (UU RI Nomor 14/2005) dan berbagai peraturan perundangan lainnya, yang melihat peranan strategis guru dan dosen dalam peningkatan mutu pendidikan. Guru dipandang sebagai jabatan profesional dan karena itu seorang guru harus disiapkan melalui pendidikan profesi.

Kewajiban menyelenggarakan Pendidikan Profesi Guru (PPG) mengharuskan adanya pedoman atau aturan pelaksanaannya agar kegiatan pendidikan profesi itu dapat segera dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Hal ini dirasakan semakin mendesak mengingat kebutuhan tenaga guru yang nyata di lapangan mengharuskan PPG dilaksanakan dengan segera agar pengangkatan guru baru dapat dilakukan sesuai dengan ketetapan yang ada.

Di samping itu saat ini banyak lulusan program S1 kependidikan yang prospeknya tidak jelas, apakah dapat diangkat langsung sebagai guru atau tidak. Sementara pada saat ini terdapat lebih 270 LPTK dalam bentuk institut, universitas, fakultas, dan sekolah tinggi yang terus beroperasi dengan kualitas beragam dan memerlukan kepastian masa depan lulusannya.

Dalam menata pendidikan guru, kebutuhan mendesak lainnya adalah menetapkan kebijakan pengadaan tenaga pendidik yang akuntabel dan mendukung penyelenggaraan program PPG.

A. Pengertian PPG

Menurut UU No 20/2003 tentang SPN pendidikan profesi adalah pendidikan tinggi setelah program sarjana yang mempersiapkan peserta didik untuk memiliki pekerjaan dengan persyaratan keahlian khusus. Dengan demikian maka Pendidikan Profesi Guru (PPG) adalah program pendidikan yang diselenggarakan untuk lulusan S1 Kependidikan dan S1/D-IV non Kependidikan yang memiliki bakat dan minat menjadi guru agar mereka dapat menjadi guru yang profesional serta memiliki berbagai kompetensi secara utuh sesuai dengan standar nasional pendidikan dan dapat memperoleh sertifikat pendidik (sesuai UU No. 14/2005) pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.


B. Landasan Penyelenggaraan PPG

1. UURI Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem pendidikan nasional.

2. UURI Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru.

C. Tujuan Pendidikan Profesi Guru

Mengacu pada UU No. 20/2003 Pasal 3, tujuan umum pendidikan profesi guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kemampuan mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yaitu mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Tujuan khusus Pendidikan Profesi Guru adalah menghasilkan calon guru yang memiliki kompetensi merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan dan pelatihan peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah serta melakukan penelitian.

3 idiot's

Minggu, 10 April 2011

UK PROFESI

Kata etika berasal dari kata ethos (bahasa Yunani) yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat. Sebagai suatu subyek, etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu ataupun kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar, buruk atau baik. Etika adalah refleksi dari apa yang disebut dengan “self control“, karena segala sesuatunya dibuat dan diterapkan dari dan untuk kepentingan kelompok itu sendiri.

Etika disebut juga filsafat moral merupakan cabang filsafat yang berbicara tentang tindakan manusia. Etika tidak mempersoalkan keadaan manusia, melainkan mempersoalkan bagaimana manusia harus bertindak. Tindakan manusia ini ditentukan oleh bermacam-macam norma, diantaranya norma hukum, norma moral, norma agama dan norma sopan santun. Norma hukum berasal dari hukum dan perundang-undangan, norma agama berasal dari agama, norma moral berasal dari suara hati dan norma sopan santun berasal dari kehidupan sehari-hari.

Etika dan Etiket

Etika (ethics) berarti moral sedangkan etiket (etiquette) berarti sopan santun. Persamaan antara etika dengan etiket yaitu:

* Etika dan etiket menyangkut perilaku manusia. Istilah tersebut dipakai hanya mengenai manusia, tidak mengenai binatang karena binatang tidak mengenal etika maupun etiket.
* Kedua-duanya mengatur perilaku manusia secara normatif artinya memberi norma bagi perilaku manusia dan dengan demikian menyatakan apa yag harus dilakukan dan apa yang tidak boleh dilakukan.

Adapun perbedaannya adalah :

* Etiket menyangkut cara melakukan suatu perbuatan. Etiket menunjukkan cara yang tepat artinya cara yang diharapkan serta ditentukan dalam sebuah kalangan tertentu. Etika tidak terbatas pada cara melakukan suatu perbuatan, justru etika memberi norma tentang perbuatan itu sendiri. Etika menyangkut masalah apakah sebuah perbuatan boleh dilakukan atau tidak boleh dilakukan.
* Etiket hanya berlaku untuk pergaulan. Etika selalu berlaku walaupun tidak ada orang lain.
* Etiket bersifat relatif. Yang dianggap tidak sopan dalam sebuah kebudayaan, dapat saja dianggap sopan dalam kebudayaan lain. Etika lebih absolut. Perintah seperti “jangan berbohong”, “jangan mencuri” merupakan prinsip etika yang tidak dapat ditawar-tawar.
* Etiket hanya memadang manusia dari segi lahiriah saja sedangkan etika memandang manusia dari segi dalam. Penipu dapat saja bertutur kata dengan lembut, berarti memegang etiket, namun itu dilakukan untuk menipu, berarti mempunyai etika tidak baik. Orang munafik biasanya selalu mempunyai etiket yang baik namun etikanya selalu tidak baik karena apa yang ada di dalam berbeda dengan apa yang dikeluarkan.

Etika dan Moral

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat

pada sekelompok manusia. Ajaran moral mengajarkan bagaimana orang harus hidup. Ajaran moral merupakan rumusan sistematik terhadap anggapan tentang apa yang bernilai serta kewajiban manusia.

Etika merupakan ilmu tentang norma, nilai dan ajaran moral. Etika merupakan filsafat yang merefleksikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai 5 ciri khas yaitu bersifat rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif (tidak sekadar melaporkan pandangan moral melainkan menyelidiki bagaimana pandangan moral yang sebenarnya).

Pluralisme moral diperlukan karena:

* Pandangan moral yang berbeda-beda karena adanya perbedaan suku, daerah budaya dan agama yang hidup berdampingan
* Modernisasi membawa perubahan besar dalam struktur dan nilai kebutuhan masyarakat yang akibatnya menantang pandangan moral tradisional
* Berbagai ideologi menawarkan diri sebagai penuntun kehidupan, masing-masing dengan ajarannya sendiri tentang bagaimana manusia harus hidup.

Moralitas

Ajaran moral memuat pandangan tentang nilai dan norma moral yang terdapat di antara sekelompok manusia. Adapun nilai moral adalah kebaikan manusia sebagai manusia. Norma moral adalah tentang bagaimana manusia harus hidup supaya menjadi baik sebagai manusia. Ada perbedaan antara kebaikan moral dan kebaikan pada umumnya. Kebaikan moral merupakan kebaikan manusia sebagai manusia sedangkan kebaikan pada umumnya merupakan kebaikan manusia dilihat dari satu segi saja, misalnya sebagai suami atau isteri.

Moral berkaitan dengan moralitas. Moralitas adalah sopan santun, segala sesuatu yang berhubungan dengan etiket atau sopan santun. Moralitas dapat berasal dari sumber tradisi atau adat, agama atau sebuah ideologi atau gabungan dari beberapa sumber.

Etika dan Moralitas

Etika bukan sumber tambahan moralitas melainkan merupakan filsafat yang mereflesikan ajaran moral. Pemikiran filsafat mempunyai lima ciri khas yaitu

rasional, kritis, mendasar, sistematik dan normatif.

Rasional berarti mendasarkan diri pada rasio atau nalar, pada argumentasi yang bersedia untuk dipersoalkan tanpa perkecualian.

Kritis berarti filsafat ingin mengerti sebuah masalah sampai ke akar-akarnya, tidak puas dengan pengertian dangkal.

Sistematis artinya membahas langkah demi langkah.

Normatif menyelidiki bagaimana pandangan moral yang seharusnya.

Etika dan Agama

Etika tidak dapat menggantikan agama. Agama merupakan hal yang tepat untuk memberikan orientasi moral. Pemeluk agama menemukan orientasi dasar kehidupan dalam agamanya. Akan tetapi agama itu memerlukan ketrampilan etika agar dapat memberikan orientasi, bukan sekadar indoktrinasi. Hal ini disebabkan empat alasan sebagai berikut:

1. Orang agama mengharapkan agar ajaran agamanya rasional. Ia tidak puas mendengar bahwa Tuhan memerintahkan sesuatu, tetapi ia juga ingin mengerti mengapa Tuhan memerintahkannya. Etika dapat membantu menggali rasionalitas agama.

2. Seringkali ajaran moral yang termuat dalam wahyu mengizinkan interpretasi yang saling berbeda dan bahkan bertentangan.

3. Karena perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan masyarakat maka agama menghadapi masalah moral yang secara langsung tidak disinggung-singgung dalam wahyu. Misalnya bayi tabung, reproduksi manusia dengan gen yang sama.

4. Adanya perbedaan antara etika dan ajaran moral. Etika mendasarkan diri pada argumentasi rasional semata-mata sedangkan agama pada wahyunya sendiri. Oleh karena itu ajaran agama hanya terbuka pada mereka yang mengakuinya sedangkan etika terbuka bagi setiap orang dari semua agama dan pandangan dunia.

Istilah berkaitan

Kata etika sering dirancukan dengan istilah etiket, etis, ethos, iktikad dan kode etik atau kode etika.

Etika adalah ilmu yang mempelajari apa yang baik dan buruk.

Etiket adalah ajaran sopan santun yang berlaku bila manusia bergaul atau berkelompok dengan manusia lain. Etiket tidak berlaku bila seorang manusia hidup sendiri misalnya hidup di sebuah pulau terpencil atau di tengah hutan.

Etis artinya sesuai dengan ajaran moral, misalnya tidak etis menanyakan usia pada seorang wanita.

Ethos artinya sikap dasar seseorang dalam bidang tertentu. Maka ada ungkapan

ethos kerja artinya sikap dasar seseorang dalam pekerjaannya, misalnya ethos kerja yang tinggi artinya dia menaruh sikap dasar yang tinggi terhadap pekerjaannya.

Kode atika atau kode etik artinya daftar kewajiban dalam menjalankan tugas sebuah profesi yang disusun oleh anggota profesi dan mengikat anggota dalam menjalankan tugasnya.


FASILITASI PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA

PANDUAN

FASILITASI PROGRAM PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA























PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN
Jl. Pemuda Nomor 134 Semarang
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa diharapkan berbasis pada program Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa keberhasilan program penelitian dalam mewujudkan penguasaan IPTEKS yang dibuktikan dengan bertumbuhkembangnya beberapa konsep dan produk orisinal memberikan inspirasi kuat diselenggarakannya program Pengembangan Kewirausahaan Mahasiswa. Selaras dengan kebijakan Kementerian Pendidikan Nasional tentang relevansi pendidikan dengan kebutuhan pembangunan, maka proses pendidikan di perguruan tinggi harus memperhatikan lingkungan dan kebutuhan dunia kerja khususnya dunia usaha dan/atau dunia industri. Dunia kerja pada masa mendatang secara selektif akan menjaring calon tenaga kerja yang benar-benar profesional pada bidangnya, karena dengan persaingan global akan makin terbuka lebar kesempatan bagi tenaga kerja asing untuk memasuki/ menguasai dunia kerja di Indonesia. Oleh karena itu salah satu tantangan utama bagi lulusan perguruan tinggi adalah mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum memasuki dunia kerja.
Wirausaha adalah orang yang mengorganisir, mengelola dan berani menanggung resiko untuk menciptakan usaha baru dan peluang berusaha. Adapun kewirausahaan merupakan sikap mental dan sifat jiwa yang selalu aktif dalam berusaha untuk memajukan karya baktinya dalam rangka upaya meningkatkan pendapatan di dalam kegiatan usahanya. Selain itu kewirausahan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat, dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses. Inti dari kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan seuatu yang baru dan berbeda (create new and different) melaui berpikir kreatif dan bertindak inovatif untuk menciptakan peluang dalam menghadapi tantangan hidup. Pada hakekatnya kewirausahaan adalah sifat, ciri, dan watak seseorang yang memiliki kemauan dalam mewujudkan gagasan inovatif kedalam dunia nyata secara kreatif.
Budaya Kewirausahaan yang tumbuh secara alami dalam suatu keluarga atau kelompok masyarakat Indonesia merupakan suatu aset yang sangat berharga bagi bangsa Indonesia. Dinamika perekonomian bangsa yang bertumpu pada pertumbuhan budaya kewirausahaan tradisional ini, perlu dipadukan dengan penguasaan IPTEKS dalam suatu kegiatan pendidikan khususnya di perguruan tinggi.
Penumbuhkembangan budaya wirausaha dalam pendidikan perguruan tinggi menjanjikan harapan cerah bagi terciptanya sumber daya manusia yang mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu menerapkan IPTEKS yang dipahaminya untuk kesejahteraan diri dan masyarakatnya. Adanya jiwa wirausaha sangat diperlukan bagi pengembangan individu dalam mengarungi kehidupan disamping secara lebih luas lagi yaitu untuk mengembangkan kemandirian bangsa. Wirausaha bukan sekedar berbisnis apalagi sekedar berdagang, hal ini penting untuk dimengerti agar tidak terjadi kesalahan arti dan pemahaman yang sempit. Jiwa wirausaha perlu dimiliki oleh semua mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang mana untuk pemanfaatan dan memajukan kegiatan pada bidang disiplin ilmu masing-masing semua memerlukan adanya jiwa wirausaha agar dapat diperoleh kemajuan (inovasi).
Bagi seorang mahasiswa sebagai pemula dalam wirausaha, keikutsertaan dalam kegiatan ini akan merupakan inisiasi penumbuhan dan pemahaman jiwa kewirausahaan. Tidak semua mahasiswa harus memulai kegiatan belajar kewirausahaan dengan mengikuti kegiatan ini. Dari beberapa mahasiswa yang berkesempatan ikut dalam kegiatan ini diharapkan akan dapat menjadi motor ataupun motivator bagi mahasiswa lainnya.
Secara umum, Program Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan budaya kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi untuk mendorong terciptanya wirausahawan baru dengan menerapkan IPTEKS dalam berwirausaha.
Selain itu, program ini juga diharapkan mampu menumbuhkembangkan kegiatan yang mendorong terwujudnya income generating unit di perguruan tinggi dalam mengantisipasi diberlakukannya otonomi perguruan tinggi.

B. Tujuan Program
Tujuan program pengembangan budaya kewirausahaan ini adalah:
a. Menumbuh kembangkan budaya kewirausahaan di kalangan mahasiswa untuk mendorong terciptanya wirausaha baru
b. Memberikan motivasi bagi para mahasiswa untuk berwirausaha yang berbasis ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
c. Merubah mindset mahasiswa dari seorang pencari kerja (job seeker) menjadi seorang pencipta kerja (job creator).
d. Meningkatkan kecakapan dan ketrampilan para mahasiswa khususnya sense of bussines
C. Bentuk Kegiatan
Bentuk kegiatan Program Pengembangan Kewirausahaan di Perguruan Tinggi ini terdiri dari:
a. Pelatihan/workshop Perencanaan Usaha
b. Implementasi Perencanaan Usaha atau Praktik Usaha
c. Workshop Hasil berwirausaha




























BAB II
PERSYARATAN PESERTA DAN PROPOSAL


A. Alur Kegiatan
Kegiatan Pengembangan Budaya Kewirausahaan Di Perguruan Tinggi yang diselenggarakan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah pada dasarnya terdiri tiga kegiatan yang merupakan satu rangkaian kegiatan, yaitu: 1) Pelatihan/workshop perencanaan usaha, 2) Implementasi perencanaan usaha atau praktik usaha dan 3) Workshop hasil berwirausaha.
Untuk mengikuti kegiatan tersebut mahasiswa harus membentuk kelompok dan menyusun rencana usaha (business plan). Kemudian dilakukan seleksi, yang selanjutnya bagi mereka yang lolos seleksi akan diikutsertakan dalam workshop perencanaan bisnis untuk menyempurnakannya. Dalam workshop ini juga dilakukan seleksi untuk menentukan kelompok yang akan diberikan fasilitasi implementasi business plan. Pada akhir kegiatan, peserta diharuskan membuat laporan yang akan dibahas dalam workshop pelaksanaan wirausaha. Untuk lebih jelasnya, bisa dilihat pada alur kegiatan di bawah ini.


















B. Jadwal Kegiatan
Jadwal kegiatan Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa tahun 2011 sebagaimana terlihat pada tabel berikut:

No. Kegiatan Waktu Keterangan
01. Sosialisasi program Feb - Maret Pengumuman
02. Batas Penyerahan Proposal (sesuai Sistematika proposal) 15 April Cap Pos
03. Seleksi Administrasi III April Tim Review
04. Penilaian proposal IV April Tim review
05. Pengumuman Proposal lolos seleksi untuk mengikuti Pelatihan/workshop I Mei Tim Review
06. Pelatihan/Workshop III Mei Tim Review
07. Pengumuman Hasil seleksi IV Mei Pengumuman Langsung
08. Penyelesaian administrasi keuangan I - II Juni Staf Administrasi
09. Pencairan Dana Juli Akan diatur kemudian
10. Pelaksanaan Program Juli - November Tim Pelaksana
11. Monitoring dan evaluasi I Oktober Visitasi dan presentasi di Perguruan Tinggi
12. Workshop Hasil dan Pengumpulan Laporan November Panitia workshop
Keterangan: Angka romawi menunjukkan minggu ke

C. Syarat Peserta:
a. Peserta merupakan kelompok mahasiswa aktif, dan setiap kelompok terdiri dari 3-5 mahasiswa, dibimbing 1 orang dosen
b. Menyusun proposal berupa Perencanaan Usaha dilakukan secara kelompok
c. Lulus seleksi yang meliputi: administratif, business plan, presentasi business plan, dan mengikuti workshop pelatihan kewirausahaan

D. Proposal Proposal diusulkan oleh perguruan tinggi melalui Pembantu Rektor III atau Pembantu Direktur Bidang Kemahasiswaan dengan surat pengantar dan ketentuan sebagai berikut:
• Proposal diketik dengan spasi 1,5 ukuran font Times New Roman 12
• Ukuran Kertas A4
• Dijilid rapi dengan warna Cover (sampul) kuning
• Kanan atas cover ditulis KEWIRAUSAHAAN
• Proposal dikirim rangkap 3 eksemplar, paling lambat tanggal 15 April 2011 (cap pos) kepada:









E. Sistematika Proposal
Proposal ditulis dengan menggunakan sistematika berikut ini.

JUDUL

I. Pendahuluan
Antara lain berisi penjelasan mengenai:
1. Latar belakang dan motivasi melakukan usaha
2. Justifikasi pemilihan obyek usaha.
3. Tujuan Usaha yang hendak dicapai
II. Analisis Produk
Antara lain berisi penjelasan mengenai:
1. Jenis dan nama produk, karakteristik produk
2. Keunggulan produk dibanding dengan produk lain di pasaran
3. Keterkaitan dengan produk lain termasuk perolehan bahan baku
III. Analisis Pasar
Antara lain berisi uraian mengenai:
1. Profil konsumen.
2. Potensi dan segmentasi pasar
3. Pesaing dan peluang pasar
4. Media promosi yang akan digunakan
5. Target atau rencana penjualan satu tahun
6. Strategi pemasaran yang akan diterapkan
IV. Analisis Produksi/Operasi
Antara lain berisi uraian mengenai:
1. Bahan baku, bahan penolong dan peralatan yang digunakan
2. Pasokan bahan baku
3. Proses produksi/operasi
4. Rencana produksi selama 1 tahun
V. Analisis Keuangan
Antara lain menjelaskan tentang:
1. Investasi yang diperlukan (kebutuhan modal disertai perhitungannya)
2. Penentuan harga pokok penjualan
3. Rencana Neraca awal dan Neraca Akhir Tahun
4. Rencana Laporan Laba/Rugi
VI. Personalia dan jadwal kegiatan
Menjelaskan tentang personalia yang akan terlibat dalam program
1. Ketua Tim
- Nama :
- NIM :
- Fakultas/Program Studi :
- Perguruan Tinggi :
- No HP & Email :
2. Anggota
- Nama :
- NIM :
- Fakultas/Program Studi :
- Perguruan Tinggi :
- No HP & Email :
3. Pembimbing :
- Nama :
- NIP/Gol/Pangkat :
- Fakultas/Program Studi :
- Perguruan Tinggi :
- No HP & Email :
4. Kompetensi SDM yang dibutuhkan:
5. Organisasi
6. Jadwal Kegiatan
VII. Rencana Anggaran Biaya
Berisi uraian anggaran biaya antara lain meliputi:
1. Kebutuhan Investasi
2. Kebutuhan Modal Kerja
VIII. Denah dan Lokasi Usaha
Antara lain menjelaskan tentang:
1. Nama perusahaan (jika ada), alamat lengkap
2. Gambar/denah lokasi usaha
F. Sampul Depan Proposal
Sampul depan proposal mengikuti ketentuan sebagai berikut:

































*) Tuliskan nama pembimbing lengkap dengan gelar akademiknya


F. Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN
USUL PERENCANAAN USAHA MAHASISWA

1. Informasi Program :


Jenis Kegiatan yang Diusulkan
Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Jenis output yang akan dihasilkan*)
 Barang ……………………………..(sebutkan)
 Jasa ......……………………………..(sebutkan)
*) Beri tanda √ di depan jenis produk yang dihasilkan


2. Judul Kegiatan/Tema :
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama :
b. NIM :
c. Universitas/Institut/Politeknik :
d. Fakultas/Jurusan/Program Studi :
e. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail :
f. No HP & Email :
4. Pembimbing Kegiatan
a. Nama (Sebutkan gelar lengkap) :
b. NIM :
c. Jabatan/Golongan :
d. Universitas/Institut/Politeknik :
e. Fakultas/Jurusan/Program Studi :
f. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail :
g. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail :
h. No HP & Email :
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
6. Biaya Kegiatan
a. Diknas Jawa Tengah : Rp. ……….
b. Sumber lain (sebutkan …… ) : Rp. ……….
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan

…………, …………………

Pembimbing Kegiatan Ketua Pelaksana Kegiatan
tanda tangan tanda tangan
(................................) (................................)
NIP ............. NIM .............

Mengetahui PR III/PDIII,
Universitas/Institut ……………….
Atau Direktur Politeknik ........................
Cap dan Tanda tangan Asli


(..........................................)
G. Kriteria seleksi
Program Pengembangan Budaya Kewirausahaan akan dinilai dari kelayakan Perencanaan Usaha dengan format penilaian sebagai berikut:
FORMAT PENILAIAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN
Kegiatan Wirausaha :
Ketua Pelaksana :
Pembimbing :
Universitas/Institut/Politeknik :
Fakultas/Jurusan/Program Studi :
Jangka Waktu Pelaksanaan : ………….. bulan
Investasi yang diajukan : Rp. …………..
No. KRITERIA ACUAN BOBOT SKOR NILAI
1. Analisis Produk a. Karakteristik produk
b. Unggulan, keunikan Produk
c. Kemungkinan produk diterima pasar dan Rencana pengembangan 25
2. Analisis Pasar
a. Potensi pasar
b. Segmentasi pasar
c. Pesaing
d. Target Pasar
e. Business Plan 30
3. Analisis Produksi a. Proses produksi
b. Bahan dan peralatan
c. Tenaga kerja
d. Indikator pencapaian tujuan 10

4. Personalia a. Deskripsi pekerjaan
b. Kompetensi SDM
c. Organisasi
d. Rencana kerja dan jadwal pelaksanaan 10

5. Analisis Keuangan a. Investasi
b. Anggaran penjualan dan produksi
c. Anggaran Bahan dan tenaga kerja
d. Proyeksi neraca dan laba rugi
e. Potensi dan kewajaran memdapatklan laba, sustainability usaha 25
J U M L A H 100

Setiap kriteria diberi skor: 1, 2, 4, dan 5 (1=sangat kurang, 2=kurang, 4=baik, dan 5=sangat baik)
Hasil Penilaian: Diterima/Ditolak
Alasan Penolakan:
Saran/Rekomendasi ……,……………. Batas nilai Penerimaan: 350 nama jelas dan tanda tangan penila

Penilai
……,…………….
H. Mekanisme Pendanaan
Proposal program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa yang lolos seleksi akan dibiayai oleh APBD Provinsi Jawa Tengah tahun 2011 sebesar maksimal Rp. 7.500.000,- ( Tujuh Juta Lima Ratus Ribu Rupiah), dengan ketentuan:
a. Mekanisme pencairan bantuan keuangan ditetapkan melalui ketentuan yang akan diatur dengan panduan tersendiri
b. Rincian penggunaan biaya/dana program sesuai dengan Indeks Satuan Harga Pembelanjaan Gubernur Provinsi Jawa Tengah tahun 2011






























BAB III
PELAPORAN DAN MONITORING

A. Sistematika Laporan

Pada akhir program, peserta diwajibkan mengikuti workshop/ review hasil dan menyusun laporan akhir program dengan ketentuan sebagai berikut:
• Diketik dengan ukuran spasi 1,5 ukuran font Times New Roman 12
• Ukuran Kertas A4
• Dijilid rapi dengan warna Cover (sampul) kuning
• Kanan atas cover ditulis KEWIRAUSAHAAN
• Di sampaikan ke Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah rangkap 3 eksemplar

Sedangkan sistematika laporan program adalah sebagai berikut:


JUDUL

A. Pendahuluan
Antara lain berisi penjelasan mengenai:
1. Latar belakang dan motivasi melakukan usaha
2. Justifikasi pemilihan obyek usaha.
3. Tujuan usaha yang hendak dicapai

B. Strategi Usaha
Antara lain berisi penjelasan mengenai:
1. Strategi untuk mencapai keberhasilan usaha
2. Strategi pemasaran
3. Penjelasan lain yang terkait dengan pencapaian tujuan usaha
4. Business plan

C. Hasil Usaha dan Pembahasan
Antara lain berisi penjelasan mengenai:
1. Produk yang dihasilkan (jenis dan jumlahnya)
2. Target produksi dan penjualan yang direalisasi
3. Luasan pasar yang dapat dicapai
4. Laporan keuangan (neraca, laba/rugi, perubahan modal)
5. Hambatan dan cara mengatasinya

D. Garis Besar Rencana Usaha Selanjutnya
Menjelaskan mengenai rencana usaha pada masa-masa yang akan datang setelah tidak mendapat biaya atau anggaran dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah. Menjelaskan tentang usaha-usaha yang akan dilakukan untuk mengembangkan usahanya.

F. Simpulan
Berisi uraian mengenai kesimpulan dari usaha yang telah dilakukan.

B. Sampul Depan Laporan
Sampul depan Laporan mengikuti ketentuan sebagai berikut:


























*) Tuliskan nama pembimbing lengkap dengan gelar akademiknya

C. Halaman Pengesahan
HALAMAN PENGESAHAN LAPORAN HASIL
Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa

1. Informasi Program :


Jenis Kegiatan yang Diusulkan
Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa
Jenis output yang akan dihasilkan*)
 Barang
………………………………………..(sebutkan)
 Jasa
………………………………………..(sebutkan)
*) Beri tanda √ di depan jenis produk yang dihasilkan

2. Judul Kegiatan/Tema :
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama :
b. NIM :
c. Universitas/Institut/Politeknik :
d. Fakultas/Jurusan/Program Studi :
e. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail :
f. No HP & Email :
4. Pembimbing Kegiatan
a. Nama (Sebutkan gelar lengkap) :
b. NIP :
c. Jabatan/Golongan :
d. Universitas/Institut/Politeknik :
e. Fakultas/Jurusan/Program Studi :
f. Alamat Kantor/Telp/Fax/E-mail :
g. Alamat Rumah/Telp/Fax/E-mail :
h. No HP & Email :
5. Anggota Pelaksana Kegiatan : orang
6. Biaya Kegiatan
a. Diknas Jawa Tengah : Rp. ……….
b. Sumber lain (sebutkan …… ) : Rp. ……….
7. Jangka Waktu Pelaksanaan : bulan
…………, …………………
Pembimbing Kegiatan Ketua Pelaksana Kegiatan

tanda tangan tanda tangan

(................................) (................................)
NIP ............. NIM .............

Mengetahui PR III/PDIII
Universitas/Institut ……………….
Atau Direktur Politeknik ........................
Cap dan Tanda tangan Asli

(..........................................)

D. Format Penilaian Hasil

FORMAT PENILAIAN HASIL
PENGEMBANGAN BUDAYA KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA
Kelompok :.........................................................
Bidang Usaha :.........................................................
Ketua :.........................................................
Perguruan Tinggi : .......................................................

No. KRITERIA ACUAN BOBOT SKOR NILAI
1. Pendahuluan a. Motivasi
b. Alasan Obyek Usaha
c. Tujuan 20
2. Strategi Usaha
a. Strategi Usaha
b. Strategi Pemasaran
c. Business plan 25
3. Hasil dan Pembahasan a. Produk yang dihasilkan
b. Pencapaian target produksi dan penjualan
c. Luasan Pasar
d. Keuangan 35

4. Rencana Usaha Selanjutnya Kelayakan Usaha selenjutnya 20

J U M L A H 100

Setiap kriteria diberi skor: 1, 2, 4, dan 5 (1=sangat kurang, 2=kurang, 4=baik, dan 5=sangat baik)

Komentar penilai: ..................................................................................
..................................................................................

Penilai

……,……………. nama jelas dan tanda tangan penilai

E. Pemantauan
Dalam pelaksanaan program Pengembangan Budaya Kewirausahaan Mahasiswa ini akan dipantau oleh Tim yang akan dibentuk kemudian. Dalam pemantauan ini pelaksana program harus mempresentasikan hasil-hasil yang telah dicapai dan akan dilakukan visitasi. Format isian pemantauan program adalah sebagai berikut:

INSTRUMEN PEMANTAUAN PENGEMBANGAN KEWIRAUSAHAAN MAHASISWA

1. Judul Program : ……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………….......................................
2. Ketua Pelaksana :
3. Bidang Usaha :
4. Nama Produk :
5. Lokasi usaha :
6. Perguruan Tinggi :
7. Alamat :
8. Lokasi pemantauan :
9. Waktu pelaksanaan Program
a. Tanggal Mulai :
b. Tanggal perkiraan selesai :

10. Kesesuaian pelaksanaan dengan usul kegiatan : (pemantau harus membawa proposal KWU yang bersangkutan )

10.1.Bidang Usaha
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:
…………………………………………………………………………………...............

10.2.Waktu Pelaksanaan
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:

…………………………………………………………………………………...............


10.3 Prencanaan usaha
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:

………………………………………………………………………………………………

10.4.Penggunaan Biaya
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:
……………………………………………………………………………………………

10.5. Personalia Pelaksana
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:
……………………………………………………………………………………………

10.6. Produk yang dihasilkan
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:

…………………………………………………………………………………...............
10.7. Tujuan dan manfaat yang dicapai
a. Sesuai
b. Tidak sesuai, alasan:

…………………………………………………………………………………...............
11. Jelaskan kondisi hasil usaha

11.1. Penyelesaian program
a. Sudah Selesai
b. Belum Selesai, alasan (langsung ke pertanyaan 12)
...................................................................................................

11.2. Apakah usaha yang dilakukan mendatangkan keuntungan
a. Dapat
b. Tidak dapat, alasan:

……………………………………………………………………..............................


11.3. Apakah hasil program dapat ditindak lanjuti?
a. Dapat
b. Tidak dapat, alasan:

....................................................................................................
12. Jelaskan masalah atau kendala yang dihadapi pelaksana dan upaya mengatasinya:……………………………………………………………………………………………………………………………………………………………………...........

13. Jelaskan target pasar yang dicapai saat ini
.....................................................................................................

14. Jelaskan kondisi keuangan saat ini
.....................................................................................................

15. Hasil-hasil program (beri tanda X pada kolom yang sesuai:

No. Hasil program Ada Tidak ada
01. Produk
02. Buku laporan Akhir
03. Poster
04. Brosur/leaflet

16.Ringkasan dan Kesimpulan Tim Pemantau

a. Kesesuaian pelaksanaan dengan usul kegiatan :

b. Hasil usaha :

c. Pasar yang dapat di jangkau

d. Keberlanjutan program :

Hari dan tanggal pemantauan :........................................................

Pemantau

..............................................

Nama Terang dan tanda tangan
Alasan penolakan program Kewirausahaan Mahasiswa adalah sebagai berikut:

No. KRITERIA ACUAN Alasan Penolakan
1. Analisis Produk a. Karakteristik produk
b. Unggulan, keunikan Produk
c. Kemungkinan produk diterima pasar dan Rencana pengembangan
d. Orisinalitas Ide Usaha a. Produk Tidak mempunyai karakteristik
b. Belum Menunjukkan keunggulan, keunikanproduk
c. Estimasi rencana dan daya terima pasar kurang jelas.
d. Ide tidak orisinal
2. Analisis Pasar
e. Potensi pasar
f. Segmentasi pasar
g. Pesaing
h. Target Pasar
i. Business Plan e. Potensi pasar kurang jelas
f. Segmentasi Kurang tepat
g. Pesaing tidak jelas
h. Tidak tepat sasaran
i. Business plan tidak sesuai
3. Analisis Produksi j. Proses produksi
k. Bahan dan peralatan
l. Tenaga kerja
m. Indikator pencapaian tujuan j. Proses Produksi tidak runtut
k. Bahan dan peralatan tidak sesuai
l. Tenaga kerja Tidak tepat
m. Indikator pencapaian tujuan tidak jelas

4. Personalia n. Deskripsi pekerjaan
o. Kompetensi SDM
p. Organisasi
q. Rencana kerja dan jadwal n. Deskripsi pekerjaan kurang rinci
o. Kompetensi SDM tidak sesuai
p. Struktur organisasi tidak tepat
q. Rencana dan jadwal tidak tepat
5. Analisis Keuangan r. Investasi
s. Anggaran penjualan dan produksi
t. Anggaran Bahan dan tenaga kerja
u. Rencana Cashflow
v. Proyeksi neraca dan laba rugi
w. Potensi dan kewajaran memdapatklan laba, sustainability usaha r. Investasi kurang sesuai
s. Anggaran penjualan dan produksi kurang sesuai
t. Ketepatan bahan dan anggaran tenaga kerja kurang
u. Cashflow kurang jelas
v. Proyeksi neraca dan laba rugi tidak tepat
w. Keberlanjutan usaha tidak jelas

DIANTARA SEMAK NAN MERINDU

Siang yang bergemuruh dilangit kota Salatiga mengantarkan langkah para arjuna melangkah tegap diatas podium Balairoom Utama Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Sejak pagi panitia mulai terlihat sibuk mempersiapkan acara semarak Seminar Hail Penelitian yang diselenggarakan HMP PGSD UKSW dengan judul acara “Seminar Hasil Penelitian LKTI se-Jawa”. Acara ini dihadiri sekitar 350 peserta dan supporter dari para tim peneliti yang akan membawakan presentasi hasil penelitian. Seminar ini diampu oleh tiga dewan juri yakni Prof.Dr.Retno Winarni, M.Pd dari UNS, Prof.Slameto, M.Pd dari UKSW, dan Prof.Dr.Supriyono, M.Pd dari UNNES dengan mengusung tema besar “Perkembangan pendidikan dalam berbagai inovasi”. Tepat pukul 14.12 akhirnya pengumuman pemenang penelitian disampaikan oleh panitia dengan juara I dimenangkan oleh tuan rumah UKSW, juara II oleh tim peneliti UNNES, dan juara III oleh UNS.
Pada kesempatan ini kebetulan kami bisa mewawancarai tim peneliti dari UNS yang membawakan judul penelitian “Bercerira, berpuisi, dan Menyanyi dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia SD [BBM-PBISD] untuk Meningkatkan Kemampuan Kognitif serta Menyeimbangkan Otak Kiri dan Otak Kanan Anak”. “Kesan yang mendalam untuk para panitia, yang subhanalloh sekali, pelayanan yang totalitas, 24 jam penuh. Sungguh kami banyak belajar dari awal pengiriman proposal penelitian, pengumuman 5 finalis, sampai pengiriman laporan penelitian dan yang terakhir adalah presentasi seminar. Kami salut dengan timwork HMP PGSD UKSW, sukses selalu”, ujar Dimas teguh S selaku perwakilan dari tim UNS.
Salah satu follow up dari acara ini adalah berkembangnya iklim keilmiahan di kampus Indonesia dan bekal inovasi pendidikan yang insya Alloh ke depan mampu membawa pendidikan di Indonesia ini sebagai sebuah sistem pendidikan yang semakin maju, dengan bekal yang baik sebagai calon pendidik. Satu pesan dari dewan juri adalah, “pembelajaran dengan sejuta inovasi adalah salah satu bentuk bentuk pengabdian seorang guru kepada negerinya, dan mendidik dengan cinta adalah sarana pembentukan pendidikan berkarakter yang multifungsi. Sukses untuk pendidikan Indonesia. Salam Inspiratif.[F].

LOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA

PANDUAN PROGRAM
LOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA
PROVINSI JAWA TENGAH












PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN
Jalan Pemuda No. 134 Semarang
2011

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan tinggi merupakan lembaga yang memproduksi lulusan yang mempunyai sikap kecendekiawanan. Sikap kecendekiawanan tersebut meliputi sikap sebagai penemu, pemadu, penerap, serta sebagai pengembang IPTEKS. Untuk itu, mahasiswa yang merupakan salah satu kelompok masyarakat ilmiah harus mempunyai ciri kehidupan akademis yang dinamis. Kedinamisan hidup mahasiswa terefleksi dalam perilaku dan pola pikir yang kritis, kreatif, inovatif, serta produktif terhadap fenomena kehidupan kampus dan lingkungan di sekitarnya. Perilaku dan pola pikir tersebut diapresiasikan dalam bentuk kegiatan ilmiah, sehingga kegiatan itu perlu untuk dibina, dikembangkan, serta dilejitkan agar mahasiswa mempunyai potensi akademik yang unggul dan handal sehingga mampu dan siap untuk berkompetisi di masyarakat.
Kualitas kegiatan ilmiah mahasiswa harus ditingkatan secara optimal dan terus-menerus sehingga perlu memperoleh dukungan dari berbagai pihak. Berdasarkan hal ini, upaya dan langkah nyata dalam bentuk pengayaan wawasan ilmiah, kontinyuitas pembinaan budaya akademik, peningkatan dan pengembangan yang berkelanjutan, serta komitmen berkarya dan berprestasi ilmiah perlu disadari dan dilakukan oleh semua pihak, khususnya mereka yang memang merasa mempunyai jiwa dan ruh keilmuwan.
Berkaitan dengan hal tersebut, dalam rangka peningkatan kualitas mahasiswa dalam bidang penalaran serta berkaitan dengan otonomi daerah, Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah merasa terpanggil untuk menyelenggarakan fasilitasi Program Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM). Kegiatan tersebut diharapkan dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif dan inovatif mahasiswa dalam bentuk tulisan ilmiah.

B. Maksud dan Tujuan
Program Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) ini dimaksudkan dapat mewadahi gagasan-gagasan kreatif dan inovatif mahasiswa dalam bentuk tulisan ilmiah yang menunjang pembangunan daerah menuju peningkatan daya saing bangsa. Program Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) ini bertujuan:
1. Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menulis karya ilmiah dan mempresentasikan karya ilmiah.
2. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyampaikan ide atau gagasan terhadap permasalahan sesuai dengan kompetensinya.
3. Meningkatkan kepekaan dan kontribusi pemikiran kritis dan inovatif.

C. Bidang Kajian
Kegiatan ini memfasilitasi kompetensi mahasiswa dalam bidang penalaran di Perguruan Tinggi melalui Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM). Lingkup bidang kajian LKTIM Provinsi Jawa Tengah yang mencakup 5 (lima) kategori:
1. Sosial
2. Ilmu Terapan
3. Pendidikan
4. Ekonomi
5. Ilmu alam

Kategori Ilmu Sosial mencakup disiplin-disiplin, Sosial Politik, Psikologi, Hukum, Agama, dan sejenisnya. Kategori Ilmu Terapan diantaranya meliputi, Pertanian, Peternakan, Perikanan, Kesehatan, Farmasi, Teknik, Lingkungan, Sipil, Arsitektur, Desain, Elektronika, dan Komputer. Kategori Ilmu Pendidikan meliputi disiplin-disiplin keguruan dan kependidikan. Kategori Ilmu Ekonomi meliputi disiplin ilmu-ilmu Ekonomi, Akuntansi, dan studi Pembangunan. Sedang Kategori Ilmu Alam antara lain meliputi disiplin-disiplin ilmu murni Kimia, Fisika, Matematika dan Biologi


D. Luaran Program
Luaran program LKTIM ini berupa:
1. Karya tulis inovatif.
2. Mahasiswa yang kompeten dalam menulis karya tulis inovatif
3. Kemampuan mahasiswa dalam mempresentasikan karya tulis inovatif.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan dan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris, maka mulai tahun 2011 ini, Program LKTIM dilombakan untuk penulisan dalam dua bahasa, yaitu:
1. Bahasa Indonesia
2. Bahasa Inggris


BAB II
KETENTUAN PROGRAM

A. Nama Program
Nama program ini adalah Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) Provinsi Jawa Tengah.

B. Persyaratan
Untuk dapat mengikuti LKTIM Provinsi Jawa Tengah harus memenuhi syarat sebagai berikut ini:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa aktif Diploma atau S-1 Perguruan Tinggi di Jawa Tengah.
2. Peserta dapat perseorangan atau berkelompok 2-3 orang dalam satu Perguruan Tinggi.
3. Seorang mahasiswa tidak diperkenankan merangkap sebagai ketua penulis pada kelompok bidang yang lain
4. Seorang mahasiswa maksimal menjadi tim pada 2 kelompok bidang .
5. Setiap peserta/ kelompok dibimbing oleh seorang dosen pembimbing.
6. Setiap karya tulis ilmiah yang dikirim disahkan oleh Pimpinan Perguruan Tinggi (Pembantu/Wakil Rektor/Direktur Bidang Kemahasiswaan)

C. Substansi

1. Substansi tulisan merupakan gagasan cerdas atau gagasan terapan yang telah teruji melalui serangkaian hasil penelitian.
2. Gagasan-gagasan yang ditulis dapat berupa diskripsi, analisis, maupun sintesis fenomena-fenomena alam dan sosial yang diangkat secara ilmiah.
3. Bila merupakan gagasan cerdas, tulisan harus diangkat dari sekurang-kurangnya 10 referensi ilmiah baik berupa buku, review hasil penelitian, ataupun jurnal hasil penelitian
4. Bila berupa gagasan terapan, tulisan harus diangkat dari sekurang-kurangnya 3 penelitian sebidang, yang saling terkait, saling mendukung, atau pun penelitian yang dilakukan dalam satu rangkaian kerangka besar suatu area atau rumpun studi. Tulisan ini sekurang-kurang didukung oleh 5 referensi yang tiga diantaranya adalah merupakan hasil penelitian sejenis.
5. Metodologi penelitian adalah analitis, tanpa analisis statistik, sehingga seluruh tulisan merupakan suatu rangkaian analisis terhadap suatu gagasan pada bidang keahlian yang sedang berkembang di lingkungan ilmiahnya.

C. Proses Seleksi
Alur seleksi Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) sebagai berikut ini.














ALUR SELEKSI BATAS AKHIR


15 Juli 2011
Cap Pos




TIDAK Minggu III
Juli 2011











TIDAK Minggu III Agus
2011










Minggu III Oktober 2011



Minggu III Oktober 2011


D. Kriteria Penilaian
Kriteria penilaian Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) yaitu sebagai berikut ini:
1. Penilaian terdiri atas dua aspek: 1) Naskah karya tulis dan 2) presentasi karya tulis.
2. Penilaian ini dilakukan oleh Tim Juri yang ditetapkan oleh Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.
3. Naskah yang diterima sesuai batas waktu yang telah ditentukan akan diseleksi dan ditetapkan untuk dipresentasikan di hadapan Tim Juri.
4. Peserta yang terseleksi akan diundang untuk mempresentasikan karya tulisnya di hadapan Tim Juri.
5. Tim juri akan menetapkan pemenang berdasarkan hasil penilaian naskah dan presentasi karya tulis ilmiah.

Kriteria penilaian naskah Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) mencakupi aspek:

No Kriteria Penilaian Parameter Penilaian
1 Format Karya Tulis  Tata tulis: ukuran kertas, kerapihan ketik, tata letak, jumlah halaman.
 Penyajian: sistematika tulisan, ragam bahasa ilmiah, ketepatan dan kejelasan ungkapan,
2 Kreativitas dan Inovatif Topik/Gagasan  Relevansi topik dengan tema
 Keunikan dan Keaktualitasan
3 Kebermanfaatan/Kontribusi
 Nilai tambah keilmuwan
 Nilai tambah kerjasama/pragmatis
 Nilai tambah dalam pemecahan masalah pembangunan daerah
4 Data dan Sumber Informasi  Relevansi data dan informasi yang diacu
 Keakuratan dan integritas data dan informasi
 Kemampuan menghubungakan berbagai data dan informasi
5 Pembahasan, simpulan, serta Transfer Gagasan
 Kemampuan menganalisis dan mensintesis pembahasan serta merumuskan simpulan
 Prediksi transfer gagasan dan proses adopsi




E. Jadwal Kegiatan
Jadual kegiatan Program Lomba Karya Tulis Inovatif Mahasiswa (LKTIM) tahun 2011 dijadwalkan sebagai berikut ini.

No. Kegiatan Waktu Keterangan
01. Sosialisasi program Feb-Mar Pengumuman
02. Batas Penyerahan Naskah 15 Juli Cap Pos
03. Seleksi Administrasi III Juli Tim Review
04. Seleksi naskah LKTIM III Agust Tim review
06. Presentasi naskah LKTIM dan penentuan pemenang III Oktober Tim Review
Keterangan: Angka romawi menunjukkan minggu ke-

F. Penghargaan
Pemenang akan mendapatkan piala, piagam penghargaan, serta hadiah dari Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah.


G. Ketentuan Tata Tulis dan Penilaian
Karena lomba dipisahkan dalam dua bahasa, maka su bab ini mengatur ketentuan untuk kedua bahasa tersebut, dengan pemisahan umum sebagai berikut:
G.1. Lomba Karya Tulis Berbahasa Indonesia
G.2. Lomba Karya Tulis Berbahasa Inggris













G.1.a. Kriteria dan Format Penilaian

FORMAT PENILAIAN NASKAH LKTIM

Perguruan Tinggi : ………………………………………………………………..
Fakultas/Program Studi : …………………………………………………………………
Judul Karya Tulis : …………………………………………………………………
Tim Lomba : …………………………………………………………………
1. Nama Ketua Tim Lomba : …………………………………………………………………
2. Anggota : ……………......................................................
Bidang Kajian : …………………………………………………………………

No Kriteria Penilaian Parameter Penilaian Bobot
(%) Skor Nilai
1 Format Karya Tulis - Tata tulis: ukuran kertas, kerapihan ketik, tata letak, jumlah halaman.
- Penyajian: sistematika tulisan, ragam bahasa ilmiah, ketepatan dan kejelasan ungkapan, 10
2 Kreativitas dan Inovatif Topik/ Gagasan - Relevansi topik dengan tema
- Keunikan dan Keaktualitasan 25
3 Kebermanfaatan/Kontribusi
- Nilai tambah keilmuwan
- Nilai tambah bagi kerjasama/pragmatis
- Nilai tambah dalam pemecahan masalah pembangunan daerah 20
4 Data dan Sumber Informasi - Relevansi data dan infrormsi yang diacu
- Keakuratan dan integritas data dan informasi
- Kemampuan menghubungakan berbagai data dan informasi 15
5 Pembahasan, simpulan, serta Transfer Gagasan - Kemampuan Menganalisis dan mensintesis pembahasan serta merumuskan simpulan
- Prediksi transfer gagasan dan proses adopsi 20
6. Keterkaitan Program Keterkaitan Proposal dengan program Pembangunan Pendidikan Jawa Tengah 10
JUMLAH 100

- Setiap kriteria diberi skor : 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 4 (baik) dan 5 (sangat baik)
- Minimal nilai total lulus : 350

Catatan Penilai : ……………………………………………………………………………
..............………………………………………………………………

Penilai,

...........................
Nilai = Bobot x skor
*) Coret yang tidak perlu
FORMAT PENILAIAN PRESENTASI LKTM

Perguruan Tinggi : ………………………………………………………………..
Fakultas/Program Studi : …………………………………………………………………
Judul Karya Tulis : …………………………………………………………………
Tim Lomba : …………………………………………………………………
1. Nama Ketua Tim Lomba : …………………………………………………………………
2. Anggota : ……………......................................................
Bidang Kajian : …………………………………………………………………

No. Kriteria Penilaian
(KP) Bobot
(B) Skor
(S) Nilai
(N)
1. Penyajian/Presentasi (maksimal 10 menit)
- Sistematikan Penyajian dan Isi
- Alat Bantu/Media Penyajian: OHP. LCD, tape recorder dll.
- Penggunaan Ragam Bahasa Tutur yang Baku
- Sikap/Cara Presentasi
- Ketepatan waktu 40
2.
Tanya Jawab (maksimal 20 menit)
- Penguasaan materi
- Kebenaran dan Ketepatan Jawaban
- Sikap/Cara Menjawab
- Keterbukaan Peserta dalam Tanya Jawab. 60
NILAI TOTAL 100

Catatan :
- Skor setiap kriteria : 1 (sangat kurang), 2 (kurang), 4 (baik) dan
5 (sangat baik)
- Minimal nilai total : 350

…………..,…………………………………
Juri,

…………………………….…………………..
FORMAT PENILAIAN AKHIR LKTIM

Perguruan Tinggi : ……………………………………………………………..
Fakultas/Program Studi : …………………………………………………………………
Judul Karya Tulis : …………………………………………………………………
Tim Lomba : …………………………………………………………………
1. Nama Ketua Tim Lomba : …………………………………………………………………
2. Anggota : ……………......................................................
Bidang Kajian : …………………………………………………………………

No. Kriteria Penilaian
(KP) Nilai
(N)
1.

Nilai Naskah Karya Tulis LKTIM (60 %)

2.

Nilai Presentasi LKTIM (40%)
NILAI TOTAL (100%)


………………, ………………………………
Juri,

…………………………………………………
















g.1.b. Sistematika Naskah Karya Tulis Inovatif Mahasiswa
Sistematika penulisan naskah Karya Tulis Inovatif Mahasiswa sebagai berikut ini:
a. Halaman judul
Halaman judul menyajikan: bidang kajian, logo Perguruan Tinggi, judul, nama penulis, tujuan LKTIM, nama perguruan tinggi, kota, bulan dan tahun.
b. Abstrak
Abstrak berisi uraian singkat karya tulis ilmiah yang meliputi: latar belakang, tujuan, manfaat, metode penulisan, hasil dan saran yang direkomendasikan. Abstrak ditulis 1 spasi, maksimal 300 kata.
c. Kata Pengantar.
d. Daftar isi.
e. Daftar lain (Jika ada. Misal: Daftar Tabel, Daftar Grafik, Daftar Gambar dll)
f. Bab I Pendahuluan
Pendahuluan berisi: latar belakang, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, sistematika penulisan.
g. Bab II Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka merupakan kerangka konseptual berisi batasan/konsep/teori yang mendukung penulisan yang dapat diperoleh dari jurnal penelitian, buku, atau sumber-sumber lainnya.
h. Bab III Metode Penulisan berisi
Metode penulisan menyajikan langkah-langkah/prosedur yang benar yang digunakan dalam penulisan karya ilmiah yang menguraikan secara cermat cara/metode pengumpulan informasi dan atau data, analisis informasi dan atau data, penarikan simpulan, serta merumuskan saran. Metode penulisan dapat mencakupi: pendekatan penulisan, sumber penulisan, sasaran penulisan, tahapan penulisan.
i. Bab IV Pembahasan
Uraian hasil kajian, temuan, ide pengembangan yang sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan.
j. Bab V Penutup
Penutup berisi simpulan dan saran yang direkomendasi.
k. Daftar Pustaka
Referensi/sumber acuan yang digunakan dalam karya tulis ilmiah.
l. Lampiran-lampiran
Biodata peserta terdiri atas: nama, tempat dan tanggal lahir, NIM, jurusan/prodi/fakultas, perguruan tinggi, prestasi/penghargaan dalam menulis. Foto kopi Kartu Mahasiswa/KTM yang masih berlaku. Lampiran lain yang diperlukan.

G.1.c. Sampul/Cover depan Naskah LKTIM
Sampul/Cover depan naskah LKIP yaitu biru muda yang dibuat sebagai berikut ini.

































G.1.d. Halaman Pengesahan LKTIM
Halaman pengesahan dibuat sebagai berikut ini.

LEMBAR PENGESAHAN
LOMBA KARYA TULIS INOVATIF MAHASISWA

1. Judul Naskah : ……………………………………….
2. Bidang Kajian : ……………………………………….
3. Ketua Tim
a. Nama Lengkap : ……………………………………….
b. NIM/NRM : ……………………………………….
c. Jurusan/Fakultas : ………….…………………………….
d. Universitas/Institut/Politeknik : ……………………………………….
e. Alamat Rumah/Telepon/Faximili : ……………………………………….
f. e-mail : ………………………………………..
4. Anggota Tim : ………………………………….......
5. Dosen Pembimbing
a. Nama Lengkap dan Gelar : ……………………………………….
b. NIP : ……………………………………….

….……….., …………………..
Menyetujui:
Dosen Pembimbing, Ketua Tim,


………………………….. …………………………………
NIP.……………………. NIM/NRM …………………….

Mengetahui:
Pembantu/Wakil Rektor Bidang
Kemahasiswaan/Direktur Politeknik/
Ketua Sekolah Tinggi,


…….……. …………………………..
NIP ……………....…………………


G.1.e. Abstrak
Abstrak dibuat sebagai berikut ini.


PEMANFAATAN LIMBAH SENGON
SEBAGAI BAHAN PEREDAM KEBISINGAN


Moh. Saefudin, Ikhsan Khakim
Dosen Pembimbing: Heri Yudiono, MT

Jurusan Xxx, Fakultas Xxx, Universitas Xxx, Kota

Abstrak
xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx

Kata Kunci: Limbah sengon, peredam kebisingan, sel alternator








G.1.f. Pengiriman Naskah
1. Naskah ditulis minimal 20 halaman dan maksimal 30 halaman (tidak termasuk halaman judul, prakata, daftar isi, daftar tabel, Abstrak).
2. Naskah merupakan karya asli dan belum pernah dipublikasikan/ diikutsertakan dalam lomba lain.
3. Naskah diketik rapi pada kertas HVS kuarto dengan jarak 1,5 spasi, font size 12, huruf Times New Roman Style, dengan batas pengetikan: samping kiri 4 cm, samping kanan 3 cm, batas atas 4 cm dan batas bawah 3 cm, batas pengetikan 2 cm pada bagian bawah.
4. Naskah dijilid bersampul biru muda yang pada sudut kanan atas naskah ditulis bidang kajian dan Pilihan Bahasa yang diikuti.
5. Naskah rangkap 5 (lima) dapat dikirim langsung atau melalui pos ke alamat Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Tengah Up. KaBidang PNF-PT Jalan Pemuda 134 Semarang Telepon/Faximili (024) 3520071 paling lambat 15 Juli 2011 (cap pos). Alamat pengiriman:


















G.2. Written Preparation

Title Page

Title.
The title describes the subject matter of the article and should be appropriate for the intended reader. It should be sufficiently specific to convey the contents of the paper, but not so technical that only specialists will understand. On the title page, only the title of the paper should appear. The title should consist of the minimum number of key words necessary to portray accurately the contents of the paper.

Abstract
The summary should be two hundred and fifty words or less. An abstract is a concise single paragraph summary of completed work or work in progress. In a minute or less a reader can learn the rationale behind the study, general approach to the problem, pertinent results, and important conclusions or new questions. Summarize the study, including the following elements in any abstract. Try to keep the first two items to no more than one sentence each.
• Purpose of the study - hypothesis, overall question, objective
• Model organism or system and brief description of the experiment
• Results, including specific data - if the results are quantitative in nature, report quantitative data; results of any data or any qualitative information as a results of a series analysis should be reported
• Important conclusions or questions that follow from the article

Style:
• Single paragraph, 12 pts Times New Romans,
• As a summary of work done, concise and is written in past tense
• An abstract should stand on its own, and not refer to any other part of the paper such as a figure or table
• Focus on summarizing results - limit background information to a sentence or two, if absolutely necessary
• What you report in an abstract must be consistent with what you reported in the paper
• Correct spelling, clarity of sentences and phrases, and proper reporting of quantities (proper units, significant figures) are just as important in an abstract as they are anywhere else

Key words
Three or four words, performing the key points of the article

Introduction
The main text of a scientific paper should begin with an introduction that explains the motivation or objective for conducting the research. The introduction should be organized to move from general information to more specific information. It should summarize the relevant literature so that the reader will understand why the topic is of interest or importance, and therefore, worthy of investigation. The results and conclusions of previously published studies should be succinctly summarized as background and support, but should not be itemized. Introductions should not exceed two pages (double spaced, typed). See the examples in the writing portfolio package.
The purpose of an introduction is to acquaint the reader with the rationale behind the work, with the intention of defending it. It places your work in a theoretical context, and enables the reader to understand and appreciate objectives of the article. When abstract is the only text in a research paper to be written without using paragraphs in order to separate major points, Introduction approaches vary widely reasoning as follows:
• Describe the importance (significance) of the study - why was this worth doing in the first place? Provide a broad context.
• Defend the model - why did you use this particular organism or system? What are its advantages? You might comment on its suitability from a theoretical point of view as well as indicate practical reasons for using it.
• Provide a rationale. State your specific hypothesis(es) or objective(s), and describe the reasoning that led you to select them.
• Very briefy describe the experimental design and how it accomplished the stated objectives.
Style:
• Times New Romans 12 pts, 1,5 paragraph
• Use past tense except when referring to established facts.
• Organize you’re the ideas, making one major point with each paragraph. If you make the four points of idea, then you will need a minimum of four paragraphs.
• Present background information only as needed in order support a position. The reader does not want to read everything you know about a subject.
• State the hypothesis/objective precisely - do not oversimplify.
• As always, pay attention to spelling, clarity and appropriateness of sentences and phrases.

Materials and Methods
Methodological details applied to accomplish the objectives should be provided in this section. It should contain all necessary information to allow other scientists to repeat the study or experiment. It is reasonable to assume that other scientists have the basic knowledge and skills required of the study or analysis, but they will need to know the specific details in order to repeat or critique the study. There is no specific page limit, but a key concept is to keep this section as concise as you possibly can. People will want to read this material selectively. The reader may only be interested in one formula or part of a procedure.

Materials:
• Describe materials separately only if the study is so complicated that it saves space this way.
• Describe any empirical or real facts conditions that inspiring you to write up the articles
• Describe any literature, journal, textbook, reports or other scientific documents that were used to develop ideas or analysis in constructing the articles.
• Explore any data, facts or other phenomenon that you think the conditions would be solved using a scientific approach, as you write in the article.

Methods:
• Describe all technique you employ in order to explore the conditions, the consequence of the conditions, both in the short or long run
• Describe the technique you select to analyse the conditions or to develop your arguments and in concluding all facts of your analysis
• Explain the any reason you select the technique of analysis, if you think it would relevant with the results of the analysis.
Style:
• Times New Romans 12 pts, 1,5 paragraph
• Use past tense except when referring to established facts.
• It is awkward or impossible to use active voice when documenting methods without using first person, which would focus the reader's attention on the investigator rather than the work. Therefore when writing up the methods most authors use third person passive voice.
• Use normal prose in this and in every other section of the paper – avoid informal lists, and use complete sentences.
• Materials and methods are not a set of instructions.
• Omit all explanatory information and background - save it for the discussion.
• Omit information that is irrelevant to a third party, such as what color ice bucket you used, or which individual logged in the data.

Results
This section presents the results obtained using summary tables and figures, but not the raw data collected. It is better to show the data in a table unless there is visual information that can be gained by using a figure or other information, that you are going to explore in the idea of your articles. Each table, figure, or other informations should stand alone and be accompanied by a text legend (or caption) that explains the information that is being shown. Please put the author of any information or data that you cite or you explore, as the results of your studies.

It should be clear but concise without a need for the reader to examine the text for the basic information conveyed. The principal findings should be described in the text, referring to the tables and figures, where readers can see the details for themselves. Do not attempt to discuss or evaluate the results; this belongs in the Discussion section.

• The page length of this section is set by the amount and types of data to be reported. Continue to be concise, using figures and tables, if appropriate, to present results most effectively. See recommendations for content. The purpose of a results section is to present and illustrate your findings. Make this section a completely objective report of the results, and
Style
• As always, use past tense when you refer to your results, and put everything in a logical order.
• In text, refer to each figure as "figure 1," "figure 2," etc. ; number your tables as well as the table of qualitative information. Please always note the author that you cite.
• Place figures and tables, properly numbered, in order at the end of the report. If you prefer, you may place your figures and tables appropriately within the text of your results section.
• Make sure that all table or figures, whether it is quantitative or qualitative are not you single research findings, but a series of research.

Discussion
The function of the Discussion is to interpret the results in light of what is already known about the subject of the investigation from other published results. Results should be discussed in the same sequence as presented. It should explain what the results mean, and relate them back to the objectives presented in the Introduction. It should assess how the results fit into the big picture by integrating all the evidence, including previous work and the current research, for any new understanding of the problem. Both positive and negative results should be explained and may represent something important—adding to the accumulated knowledge of the field or perhaps suggesting a new or changed focus or methodology for the research.
The objective of discussion is to provide an interpretation of your results and support for all of your conclusions, using evidence from your experiment and generally accepted knowledge, if appropriate. The significance of findings should be clearly described.
Interpret your findings or review in the discussion in appropriate depth. This means that when you explain a phenomenon you must describe mechanisms that may account for the observation. If your results differ from your expectations, explain why that may have happened. If your results agree, then describe the theory that the evidence supported. It is never appropriate to simply state that the data agreed with expectations, and let it drop at that.
• Decide if each hypothesis is supported, rejected, or if you cannot make a decision with confidence. Do not simply dismiss a study or part of a study as "inconclusive."
• Research papers are not accepted if the work is incomplete. Draw what conclusions you can based upon the results that you have, and treat the study as a finished work
• You may suggest future directions, such as how the experiment might be modified to accomplish another objective.
• Explain all of your observations as much as possible, focusing on mechanisms.
• Decide if the experimental design adequately addressed the hypothesis, and whether or not it was properly controlled.
• Try to offer alternative explanations if reasonable alternatives exist.
• One experiment will not answer an overall question, so keeping the big picture in mind, where do you go next? The best studies open up new avenues of research. What questions remain?
• Recommendations for specific papers will provide additional suggestions.
Style:
• When you refer to information, distinguish data generated by your own studies from published information or from information obtained from other students (verb tense is an important tool for accomplishing that purpose).
• Refer to work done by specific individuals (including yourself) in past tense.
• Refer to generally accepted facts and principles in present tense.

Conclusion.
This section should simply be a few sentences that summarize the most significant results and conclusions the data support; refrain from making statements that are too broad and do not offer any reasons for the conclusions. Also, it should not just repeat what is written in the Results and Discussion sections. In fact, it can be combined with the Discussion section, by ending it with a conclusion.

Literature Cited
Please note that in the introductory laboratory course, you will not be required to properly document sources of all of your information. One reason is that your major source of information is this website, and websites are inappropriate as primary sources. Second, it is problematic to provide a hundred students with equal access to potential reference materials. You may nevertheless find outside sources, and you should cite any articles that the instructor provides or that you find for yourself.
List all literature cited in your paper, in alphabetical order, by first author. In a proper research paper, only primary literature is used (original research articles authored by the original investigators). Be cautious about using web sites as references - anyone can put just about anything on a web site, and you have no sure way of knowing if it is truth or fiction. If you are citing an on line journal, use the journal citation (name, volume, year, page numbers). Some of your papers may not require references, and if that is the case simply state that "no references were consulted."


G.2.b. Judging Criteria
1. Paper evaluation consists of two parts: Written (30%) and Oral Presentation (70%).
2. Both written and oral presentation scores consist of total twenty categories that each score between 1 and 10, as shown in the scoring table.
3. There shall be two judges. The use of the same judges for both the Written and Oral presentations is optional but encouraged.
4. The judges shall be selected to represent a cross section of various disciplines
5. The judges will be an experts that have a record of experience in written and oral communication of ideas.


Written Form Point
1 Concise, informative Abstract



30%
2 Adequacy of Introduction
3 Logical development and analytical treatment in the body
4 Adequacy of conclusion
5 Compliance with paper contest guidelines on format
6 Grammar, spelling, style, and choice of words
7. Originality of ideas, experimental procedures, results, or conclusion
8. Originality of analysis, interpretation restatement of inference based upon the work of others.
9 Quality and level of technical social or management content.
10 Factual and technical accuracy

Oral Presentation


70%
Organization - (introduction, body and conclusions with transitions between each )
Logical development
Poise, eye contact, platform maners
Grammar, fluency, and choice of words
Clarity and directness in exposition


G.2.c. Article Submition

1. The article should be bounded with green cover. The cover should following attached template
2. Each copy of article should legalized following the template of legalization sheet.
3. Three copies of articles should be submitted before 15-th of July 2011, to the following address:













G.1.d. Cover Template






































G.2.e. Legalization Template

Legalization
Student Scientific Innovative Competition

1. Tittle : ……………………………………….
2. Field of Study : ……………………………………….
3. Team Leader
a. Full Name : ……………………………………….
b. NIM/NRM : ……………………………………….
c. Department/Faculty : ………….…………………………….
d. University/Institute/College : ……………………………………….
e. Home Address/Phone/Fax : ……………………………………….
f. e-mail : ………………………………………..
4. No. Of Team Members : ………………………………….......
5. Supervisor
a. Full name : ……………………………………….
b. NIP : ……………………………………….

….……….., …………………..

Supervisor, Team Leader,


………………………….. …………………………………
NIP.……………………. NIM/NRM …………………….


Vice Rector/Dean/Director
For Student Affairs
University/Institute/College


…….…….…………………………..
NIP ……………....…………………