Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Sabtu, 25 Agustus 2012

Selaksa Doa


>>> sungguh nikmat Nya yang manakah yang mampu kamu dustakan? <<<

Senja merenda di atas hamparan sajadah panjang
Dalam diam lekat dan pautan ketat menggapai jannah
Sebuah ikhtiar teruntai sejenak
Menghapus segala duka dan lara
Dan terpaan hinggap di hati para manusia
Terlena menjadikan hampa
Terlena menjadikan semangat membaja
Diam dan jenuh

Ya Robbi
Dalam setitik harap ini hamba meminta
Menjadikan segalanya indah
Menjadikan segalanya mudah
Menjadikan setiap asa berkah
Menjadikan ikhtiar terindah
Menautkan hati menggapai jannah
Full inspirasi menggugah

Hamba memang tidak sedang ta’aruf dengan siapapun
Hamba tidak pula sedang masa khitbah
Namun setitik pinta hamba
Izinkan setelah lebaran id Fitri 1433H ini
Hamba menggenapkan setengah dien hamba
Menjadikan semuah samarada
Menjadikan Engkau satu-satunya tujuan
Menjadikan landasan yang Rosul Mu sunnah kan sebagai wajihah
Jangan jadikan ini kesendirian
Jangan jadikan masa ini tak berkah
Karna mengandalkan syahwat dan amarah
Jadikan semuanya indah Ya Robb
Hanya ijin dan ridho Mu yang kami cari
Tuk menggapai kebarokahan sakinah
Keberkahan mawaddah
Menjadikan sega karna Mu sebagai warohmah
Dengan menggenggam dakwah sebagai satuan terindah
Sakinah
Mawaddah
Warohmah
Wadakwah
#telat bukanlah masalah, namun menjadikan segalanya indah, mudah, berkah, tuk menggapai jannah, dengan meraup pahalamelmpah ruah…ijinkan kubersua dengan Romadhon 1434H…
^^v
Ya Allah ampunilah kesalahan-kesalahanku, dari niatku dan perbuatanku. Baguskanlah kesudahannya. Dan penuhilah dengan barakah-Mu.
>>>lahir keturunan yang hukma-shabiyya rabbi radhiyah (memiliki kearifan semenjak kecil dan diredhai Allah). Allahumma amin. Ya Allah, kabulkanlah do'a kami.                                      <<<

TUJUH MACAM PAHALA YANG DAPAT DINIKMATINYA SELEPAS MATINYA

         Dari Anas r.a. berkata bahawa ada tujuh macam pahala yang dapat diterima seseorang itu selepas matinya.
1)        Sesiapa yang mendirikan masjid maka ia tetap pahalanya selagi masjid itu digunakan oleh orang untuk beramal ibadat di dalamnya.
2)       Sesiapa yang mengalirkan air sungai selagi ada orang yang minum daripadanya.
3)       Sesiapa yang menulis mushaf ia akan mendapat pahala selagi ada orang yang membacanya.
4)       Orang yang menggali perigi selagi ada orang yang menggunakannya.
5)       Sesiapa yang menanam tanam-tanaman selagi ada yang memakannya baik dari manusia atau burung.
6)       Mereka yang mengajarkan ilmu yang berguna selama ia diamalkan oleh orang yang mempelajarinya.
7)       Orang yang meninggalkan anak yang soleh yang mana ianya selalu mendoakan kedua orang tuanya dan beristighfar baginya yakni anak yang selalu diajari ilmu Al-Qur'an maka orang yang mengajarnya akan mendapat pahala selagi anak itu mengamalkan ajaran-ajarannya tanpa mengurangi pahala anak itu sendiri.

Abu Hurairah r.a. berkata, Rasulullah S.A.W. telah bersabda : "Apabila telah mati anak Adam itu, maka terhentilah amalnya melainkan tiga macam :
1. Sedekah yang berjalan terus (Sedekah Amal Jariah)
2. Ilmu yang berguna dan diamalkan.
3. Anak yang soleh yang mendoakan baik baginya.

JURNAL GROUP INVESTIGATION


PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA STRUKTUR BUMI DAN MATAHARI PADA SISWA KELAS V SDN 04 NGRINGO JATEN KARANGANYAR TAHUN 2012
Oleh: Ferawati L*

ABSTRAK      : Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Penelitian ini melibatkan dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas berupa pembelajaran Kooperatif Group Investigation; dan variabel terikat berupa hasil belajar. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) sebanyak dua siklus. Tiap siklus terdiri dari 4 tahapan yaitu perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Responder penelitian ini adalah siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 yang berjumlah 33 siswa, 18 siswa laki-laki dan 15 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah tes, wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji validitas penelitian ini menggunakan triangulasi sumber data dan triangulasi metode. Teknik analisis data yang digunakan adalah model analisis interaktif (Miles & Huberman) yang terdiri dari tiga komponen yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa melalui penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari pada siswa SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan tersebut dibuktikan dengan meningkatnya hasil belajar siswa aspek kognitif yang diiringi dengan aspek afektif dan aspek psikomotor. Nilai rata-rata hasil belajar aspek kognitif pada prasiklus sebesar 60,18, pada siklus I sebesar 72,97, dan pada siklus II sebesar 86. Prosentase ketuntasan secara klasikal pada prasiklus sebesar 36,36%, pada siklus I sebesar 75,76%, dan pada siklus II sebesar 100%.
Kata Kunci: Kooperatif, Group Investigation, Hasil Belajar, IPA

ABSTRACK : The objective of this research is to improve grade V students’ Science learning achievement of earth and sun structures by applying cooperative learning Group Investigation in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Year 2012. The research involved two variables, dependent and independent variables. The independent variable was cooperative learning Group Investigation; and the dependent one was learning achievement. This research is a Classroom Action Research (CAR) in two cycles. Each cycle consisted of four steps namely planning, action, observation and reflection. The respondents were 33 grade V students in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar year 2012, 18 males and 15 females. The techniques of data collecting were test, interview, observation and documentation. The validity testing were source triangulation and method triangulation. The technique of data analysis was interactive model analysis (Miles & Huberman) which consisted of three components namely data reduction, data display and drawing conclusion. Based on the result of the research, it can be concluded that the application of cooperative learning Group Investigation can improve grade V students’ Science learning achievement of earth and sun structures by applying cooperative learning Group Investigation in SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Year 2012. The improvement can be proven by the improvement of students’ learning achievement in cognitive aspect and also affective and psychomotor aspect. The mean scores in cognitive aspect were 60,18 before action, 72,97 in Cycle I, and 86 in Cycle II. The percentages of classical passing grade were 36,36% before action, 75,76% in Cycle I, and 100% in Cycle II.
Key Words: Cooperative, Group Investigation, Learning Achievement, Science


A.    PENDAHULUAN
Dewasa ini pembelajaran IPA di sekolah dasar diharapkan dapat menjadi wahana bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta mampu menerapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran IPA menekankan pada pemberian pengalaman langsung kepada siswa untuk mengembangkan kompetensi yang dimiliki agar mampu menjelajahi dan memahami alam sekitar sebagai perwujudan pengem-bangan keterampilan proses dan sikap ilmiah. Pembelajaran IPA diarahkan lebih kepada proses inkuiri dan berbuat yang membantu siswa memperoleh pemahaman yang mendalam mengenai alam sekitar. Oleh karena itu pembelajaran IPA di sekolah dasar sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah (scientific inquiry). Alasan pelaksanaan secara scientific inquiry adalah untuk menumbuhkan kemampuan berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta cara berkomunikasi secara efektif yang saling mendukung sebagai aspek penting dalam pengembangan kecakapan hidup siswa. Kecakapan hidup siswa dapat dikembangkan dengan pengembangan pembelajaran IPA. Di sekolah dasar, IPA dikembang-kan secara rinci melalui Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Standar kompetensi dan kompetensi dasar IPA di sekolah dasar, merupakan standar minimum keberhasilan siswa dalam penguasaan suatu kompetensi pembelajaran. Secara umum ruang lingkup pembelajaran IPA di sekolah dasar meliputi aspek makhluk hidup dan proses kehidupan, benda/ materi, energi dan perubahannya, serta bumi dan alam semesta. Adapun Standar Kompetensi pembelajaran IPA di kelas V semester II yang berhubungan dengan ruang lingkup bumi dan alam semesta adalah memahami perubahan yang terjadi di alam dan hubungannya dengan penggunaan sumber daya alam. Standar Kompetensi ini memiliki Kompetensi Dasar yakni mendiskripsi-kan struktur bumi. Dalam kompetensi dasar ini memiliki materi pembelajaran yang sangat luas dan rumit, salahsatunya pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari.
Pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari ini memiliki cakupan materi pembelajaran yang kompleks, sehingga dalam kegiatan pembelajaran guru harus bekerja keras untuk memadukan antara media pembelajaran, model pembelajaran serta evaluasi pembelajaran yang sesuai agar kegiatan pembelajaran berjalan efektif dan efisien. Adapun cakupan materi pada pokok bahasan ini selain mengenai struktur lapisan bumi maupun struktur lapisan matahari juga mengangkat mengenai analisis di setiap struktur lapisan. Dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari berdasarkan pengalaman guru biasanya ditemukan kesulitan-kesulitan pada siswa dalam memahami pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa. Kesulitan-kesulitan yang biasa ditemui antara lain mengenai terbatasnya sarana prasarana belajar yang berupa sumber belajar, materi ajar, maupun media pembelajaran yang sesuai. Hal ini sebenarnya bisa diatasi dengan mengembangkan kemampuan guru dalam menerapkan model pembelajaran yang inovatif. Model pembelajaran inovatif menekankan keaktifan siswa. Ketika siswa aktif dalam proses pembelajaran, maka dapat diharapkan minat siswa tumbuh terhadap pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari, sehingga hal ini berdampak positif terhadap tingginya hasil belajar siswa. Oleh karena itu, diharapkan guru harus menerapkan model-model pembelajaran yang inovatif dalam pembelajaran agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien, dengan tujuan menciptakannya iklim pembelajaran yang optimal. Dengan pembelajaran yang optimal maka harapannya ke depan adalah tingginya hasil belajar siswa baik dilihat dari aspek kognitif, afektif, maupun psikomotornya. Sebenarnya selama ini dalam pemanfaatan media pembelajaran pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari guru telah menggunakan media pembelajaran berupa media gambar dari buku pegangan. Selain itu, guru telah memadukan model pembelajaran ceramah bervariasi. Hal ini bertujuan untuk memudahkan siswa dalam mempelajari pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari agar pembelajaran berjalan seoptimal mungkin. Namun ternyata dukungan media gambar dan model pembelajaran ceramah bervariasi ini masih kurang mendukung penanaman pengetahuan siswa pada pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari. Adapun fakta rendahnya hasil belajar ini dibuktikan dengan Tabel 1.1.:

Tabel 1. Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Siswa (Prasiklus)

No
Interval
Frekuensi (fi)
Nilai Tengah
(xi)
(fi).(xi)
Prosentase
(%)
1
10-24
1
17
17
1%
2
25-39
2
32
64
3%
3
40-54
10
47
470
24%
4
55-69
8
62
496
25%
5
70-84
11
77
847
43%
6
85-99
1
92
92
5%
Jumlah
33

1986
100%
Nilai Rerata Kelas
KKM = 61
TUNTAS = 12/33 x 100% = 36,36%
BELUM TUNTAS =  21/33 x 100% = 63,64%

Dari tabel 1. mengenai distribusi frekuensi nilai pretest siswa pada mata pelajaran IPA Struktur Bumi dan Matahari yang diperoleh melalui pretest di atas diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa hanya 60,18 dengan KKM sebesar 61. Dari 33 siswa, hanya 12 siswa (36,36 %) tuntas, dan 21 siswa 63,64 % belum tuntas. Hal ini merupakan indikasi bahwasannya proses pembelajaran yang telah dilaksanakan masih belum optimal. Adapun upaya guru dalam meningkatkan hasil belajar IPA Struktur Bumi dan Matahahari adalah dengan menerapkan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam proses pembelajaran. Kelebihan pembelajaran Kooperatif Group Investigation antara lain: mampu membangkitkan motivasi belajar siswa melalui pemberian rangsangan positif dalam proses belajar siswa melalui investigasi kelompok; mengefektifkan proses pembelajaran melalui investigasi kelompok; menarik minat siswa serta membantu mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi (fokus) pada topik pembelajaran yang akan diselidiki; menciptakan pembelajaran yang menarik dengan memberikan angin segar dan variasi baru bagi pengalaman belajar siswa; serta mengaktifkan kerja siswa sehingga siswa tidak bosan dan tidak bersikap apatis terhadap pembelajaran. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation ini peneliti anggap paling sesuai dengan pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yang peneliti angkat dikarenakan pembelajaran Kooperatif Group Investigation mengajak siswa aktif dalam menginvestigasi topik pembelajaran yang mereka angkat, sehingga siswa dapat secara optimal dalam memahami dan memaknai secara tuntas dalam pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dengan melibatkan diri dan terjun secara langsung dalam proses investigasi sehingga memudahkan melekatnya pengetahuan mereka terhadap suatu disiplin ilmu. Atas dasar itulah kemudian penulis tertarik untuk mengangkat permasalahan dalam penelitian yang berjudul Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari pada Siswa Kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar Tahun 2012.

B.     PEMBAHASAN
1.      KAJIAN TEORI
a.      Hakikat Hasil Belajar IPA
Science education is a genuinely inter disciplinary discipline. Cleary, science is a major reference discipline but there are competencies in various other disciplines which are also needed”.
Dalam gambar 1.1. mengenai cabang IPA menjelaskan, bahwa IPA merupakan pusat dari segala cabang ilmu yang berhubungan dengan pengetahuan siswa, baik mengenai ilmu alam maupun ilmu sosial.



 










Gambar 1. Cabang Ilmu Pengetahuan Alam dalam “Reference Disciplines for Science”, Reindes Duit (2006)


Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pusat dari cabang-cabang Ilmu Pengetahuan Alam dan cabang ilmu yang lainnya seperti halnya Ilmu Sosiologi, Ilmu Antropologi, Ilmu Bahasa, maupun Ilmu kebudayaan. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari filosofi ilmu alam, sejarah ilmu alam, kompetensi pedagogi, serta kompetensi psikologi yang berhubungan dengan ilmu jiwa dan otak.
Dari kajian teori di atas mengenai hasil belajar, telah disimpulkan oleh peneliti bahwasannya hasil belajar merupakan suatu penilaian akhir dari proses dan pengenalan yang telah dilakukan berulang-ulang, akan tersimpan dalam jangka waktu lama atau bahkan tidak akan hilang selama-lamanya. Hal ini dikarenakan hasil belajar turut serta dalam membentuk pribadi individu yang selalu ingin mencapai hasil yang lebih baik lagi sehingga akan merubah cara berpikir serta menghasilkan perilaku kerja yang lebih baik.Adapun jenis (ranah) hasil belajar dibedakan menjadi tiga macam, yakni ranah konitif, afektif, dan psikomotor. Ranah kognitif selama ini dikenal lebih mendominasi disbanding-kan dua ranah yang lainnya, yakni ranah afektif dan psikomotor. Hal ini dikarenakan ranah kognitif terlihat lebih nyata dan lebih menonjol dibandingkan ranah afektif maupun psikomotor. Namun bukan berarti hasil belajar psikomotor dan afektif dikesampingkan, melainkan juga harus tetap diperhatikan sebagaimana ranah hasil belajar yang lain, sehingga diharapkan nantinya siswa akan seimbang dalam pancapaian penilaian hasil belajar dalam proses pembelajaran di sekolah.

b.      Hakikat Pembelajaran Kooperatif Group Investigation
“Cooperative learning (CL) is more than having students work in groups: it is a  fundamental shift from teacher as information provider and sole source of truth, to teacher as facilitator. It involves the use of tasks whose completion requires the combined eforts and skills of the individual group members,” (Daniel Zingaro: 2008).
Istilah Cooperative learning (CL) atau yang secara istilah adalah Pembelajaran Kooperatif merupakan salahsatu dari sekian contoh model pembelajaran yang diterapkan secara kelompok. Hal ini dijadikan dasar pembelajaran yang mana guru berperan sebatas sebagai salah satu informator dalam kegiatan belajar mengajar juga sebagai  fasilitator dalam kegiatan belajar mengajar tersebut. Hal ini bertujuan agar pembelajaran lebih berpusat pada siswa, agar mereka mampu mengasah kemampuan dan ketrampilan melalui belajar kelompok.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perolehan Pembelajaran dalam Pembelajaran Kooperatif, Slavin (2005: 93) yakni :



 








Gambar 2. Faktor yang Mempengaruhi Pembelajaran Kooperatif, Slavin (Contempory Education Pshycology 21, 43-69)

Faktor-faktor yang mempenga-ruhi keberhasilan pembelajaran kooperatif lebih menekankan pada aspek perilaku, dimana pengaruh perilaku individu maupun kelompok kooperatif memiliki kecenderungan yang dominan terhadap keberhasilan pembelajaran ini, antara lain seperti halnya perluasan kognitif, pengajaran oleh teman, model oleh teman, serta penilaian mutual yang mengarah pada peningkatan pencapaian keber-hasilan pembelajaran. Dalam penghargaan kelompok pada pembelajaran kooperatif ber-dasarkan pada kinerja pembelajaran individu yang kemudian dibuat hipotesa untuk memotivasi siswa dalam melakukan perilaku-perilaku yang positif, seperti halnya termotivasi ketika temannya berhasil dan sukses dalam pembelajaran, termotivasi untuk memiliki hasil belajar yang baik, termotivasi untuk menciptakan iklim persaingan yang sehat dalam pembelajaran di kelas, sehingga siswa kemudian menjadi berusaha keras seoptimal mungkin untuk sukses dalam pembelajaran.
Adapun tahap-tahap serta komponen-komponen di dalam Group Investigation diutarakan Slavin (2005) pada tabel 1.2. mengenai tahapan dan komponen pembelajaran Kooperatif Group Investigation sebagai berikut:


Tabel 2. Tahapan dan Komponen Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Tahap
Komponen-komponennya
Tahap 1
Mengidentifikasi topik dan mengatur murid ke dalam kelompok
a.    Para siswa meneliti berbagai sumber, mengusulkan sejumlah topik, dan mengkategorikan saran-saran.
b.    Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajarai topik yang telah mereka pilih.
c.    Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus bersifat heterogen.
d.   Guru membantu dalam pengumpulan berbagai informasi dan memfasilitasi pengaturan.
Tahap 2
Merencanakan tugas yang akan dipelajari
a.    Para siswa merancanakan bersama mengenai: apa yang kita (siswa) pelajari; bagaimana kita mempelajarinya; siapa melakukan apa (pembagian tugas); untuk tujuan apa kepentingan apa kita menginvestigasikan topik ini.

Tahap 3
Melaksanakan investigasi
a.    Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat kesimpulan.
b.    Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang dilakukan kelompoknya.
c.    Para siswa bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan mensintesis semua gagasan.
Tahap 4
Menyiapkan laporan akhir
a.    Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek mereka.
b.    Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
c.    Wakil-wakil kelompok membentuk lepanitiaan untuk mengkoordinasi rencana-rencana presentasi.
Tahap 5
Mempresentasikan laporan akhir
a.    Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam bentuk.
b.    Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya secara aktif.
c.    Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan  presentasi beradasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh seluruh anggota kelas.
Tahap 6
Evaluasi
a.    Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik, tugas yang dikerjakan, serta mengenai  keefektifan pengalaman-pengalaman mereka.
b.    Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa.
c.    Penilaian atas pembelajaran harus mengevaluasi pemikiran paling tinggi.
Sumber: diadaptasi dari Robert E. Slavin (2005)


Lebih lanjut tahapan-tahapan dalam pembelajaran Kooperatif Group Investigation yang dikutip dari Sharan (Trianto: 2007) adalah sebagai berikut:
(1) Memilih Topik: siswa memilih subtopik khusus di dalam suatu daerah masalah umum yang biasanya diterapkan oleh guru. Selanjutnya siswa diorganisasikan menjadi dua sampai enam anggota tiap kelompok yang berorientasi pada tugas. Komposisi kelompoknya heterogen secara akademis maupun etnis; (2) Perencanaan Kooperatif: siswa dan guru merencanakan prosedur pembelajaran, tugas dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih pada tahap pertama; (3) Implementasi: siswa menerapkan rencana yang telah mereka kembangkan dalam tahap kedua. Kegiatan pembelajaran hendaknya melibatkan ragam ativitas dan ketrampilan yang luas hendaknya mengarahkan siswa kepada jenis-jenis sumber belajar yang berbeda baik di dalam ataupun luar sekolah. Guru secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan menawarkan bantuan bila diperlukan; (4) nalisis dan Sintesis: siswa menganalisis dan mensintesis informasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi tersebut diringkas dan disajikan dengan cara yang menarik sebagai bahan untuk dipresentasikan kepada seluruh kelas; (5) Presentasi Hasil Final: beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya dengan cara yang menarik kepada seluruh kelas, dengan tujuan agar siswa yang lain saling terlibat satu sama lain dalam pekerjaan mereka dan memperoleh perspektif luas pada topik itu. Presentasi dikoordinasi oleh guru; serta (6) Evaluasi: dalam hal ini kelompok-kelompok menangani aspek yang berbeda dari topik yang sama, siswa dan guru mengevaluasi tiap kontribusi kelompok terhadap kerja kelas sebagai suatu keseluruhan. Evalusai yang dilakukan dapat berupa penilaian individual atau kelompok.
Sharan (Trianto: 2007)

Robert E. Slavin menjelaskan mengenai Group Investigation merupakan sebuah proses evaluasi bagi guru dan siswa, keduanya berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Salah satu saran yang mungkin dapat dilakukan siswa adalah evaluasi antarteman. Dalam evaluasi antarteman, siswa dan guru bekerja sama dalam memformulasikan sebuah ujian, tiap kelompok menyumbangkan pertanyaan mengenai gagasan yang paling penting untuk dipresentasikan kepada kelas. Ujian semacam ini terdiri atas semua pertanyaan dari seluruh kelompok, yang mencakup seluruh topik yang diinvestigasikan oleh siswa tersebut. Dengan demikian tiap kelompok memberikan jawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan dan mereka harus mengkoreksi jawaban tersebut. Dengan cara ini diharapkan kelompok akan menjadi komite ahli yang harus mengevaluasi pencapaian teman sekelas mereka.

c.       Hakikat Penerapan Pembelajaran Kooperatif Group Investigation  untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari
Penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam pembelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari ditunjukkan:





Tabel 3. Pembelajaran Kooperatif Group Investigation Pembelajaran IPA Pokok Bahasan Struktur Bumi dan Matahari
Tahap
Komponen Pelaksanaan
Tahap 1
Identifikasi
1)   Guru menyelami persiapan awal kemampuan siswa.
2)   Pembagian materi pembelajaran menjadi beberapa topik masalah, dengan pembagian kelas sejumlah 33 siswa menjadi 6 kelompok investigasi dengan kriteria pembentukkan berdasarkan minat siswa terhadap sesuatu.
3)   Adapun topik yang perlu dibahas dalam pertemuan I siklus I adalah 3 lapisan bumi; (a) kerak bumi, (b) mantel bumi, dan (c) inti bumi.
Tahap 2
Perencanaan Kooperatif
1)      Kelompok siswa sejumlah enam kelompok investigasi kemudian dibagi topik investigasi yang harus mereka angkat dalam kelompok investigasinya masing-masing. Misalnya kelompok investigasi 1 dan 4 mendapatkan topik investigasi (a), kelompok investigasi 2 dan 5 mendapatkan topik investigasi (b), serta kelompok investigasi 3 dan 6 mendapatkan topik investigasi (c).
2)   Kelompok investigasi berkumpul dengan anggota kelompok investigasinya masing-masing, kemudian melakukan perencanaan.
3)   Anggota investigasi membagi secara mandiri tugas masing-masing anggota kelompok investigasinya dalam perencanaan kerja untuk menyelesikan masalah.
Tahap 3
Investigasi
1)      Siswa melakukan investigasi terhadap penyelesaian masalah berdasarkan topik investigasi yang mereka angkat.
2)   Siswa mengumpulkan bahan dari berbagai sumber, misal buku, internet, maupun dari majalah.
3)   Siswa berdiskusi secara aktif dalam kelompok investigasinya masing-masing.
Tahap 4
Persiapan Laporan
1)        Anggota kelompok investigasi mempersiapkan laporan presentasi.
2)      Wakil kelompok investigasi membentuk kelompok kecil untuk pembahasan urutan presentasi laporan.
Tahap 5
Presentasi
1)        Wakil kelompok investigasi mempresentasikan hasil investigasinya berdasarkan urutan kesepakatan. Misalnya untuk urutan pertama kelompok investigasi 1, urutan kedua kelompok investigasi 2, urutan ketiga kelompok investigasi 3, urutan keempat kelompok investigasi 4, urutan kelima kelompok investigasi 5, serta urutan keenam kelompok investigasi 6.
2)        Anggota kelompok investigasi yang tidak mempresentasikan hasil investigasi memperhatikan dan merencanakan pemberian umpan balik terhadap anggota kelompok investigasi yang sedang presentasi.
Tahap 6
Evaluasi
1)        Anggota investigasi memberikan umpan balik terhadap hasil presentasi, setiap anggota investigasi berhak memberikan poin untuk wakil presentasi kelompok lain.
2)        Seluruh anggota investigasi memberikan masukan atas kegiatan investigasi pertemuan ini, dan memberikan masukan topik perencanaan pada pertemuan selanjutnya.
3)        Penarikan kesimpulan pembelajaran pertemuan ini.
4)        Evaluasi akhir secara mandiri dibimbing oleh guru.


2.      METODE PENELITIAN
Bentuk dan strategi penelitian dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau yang biasa kita kenal dengan PTK. Sesuai dengan namanya penelitian ini memiliki tiga unsur pokok kegiatan, yakni: kegiatan penelitian, tindakan terapi, serta panelitian ini dilakukan di dalam kelas. Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006: 2), PTK mengandung isi: “sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas”. Selanjutnya PTK memiliki 2 prinsip utama yaitu: 1) kegiatan nyata dalam situasi rutin, dan 2) adanya kesadaran diri untuk memperbaiki kinerja. Adapun bagan tahapan Penelitian Tindakan Kelas menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2007:16) seperti gambar 1.3. sebagai berikut:













Gambar 3. Tahapan PTK (Suharsimi Arikunto, dkk (2007:16))

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis data model interaktif. Cara analisisnya mengikuti pola pemikiran yang kongkrit kualitatif artinya suatu analisis yang kajiannya didasarkan pada kenyataan-kenyataan empirik dan unsur-unsur terkecil dari pendekatan secara mikro ke makro untuk unit kasus tertentu.
Teknik analisi model interaktif ini terdiri dari tiga komponen, yaitu: (1) Data Reduction (Reduksi Data), (2) Data Display (Penyajian Data), (3) Conclution Drawing & Verification (Penarikan Kesimpulan). Hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti pada Gambar 1.4.



 






Gambar 4. Komponen-komponen Analisis Data Model Interaktif
(Sumber: Miles and Huberman, 2009: 20)


3.      HASIL PENELITIAN
a.       Peningkatan Hasil Belajar Kognitif Siswa

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Kognitif Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II
No
Interval Nilai
Prasiklus
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
1
10-24
1
1%
0
0%
0
0%
2
25-39
2
3%
0
0%
0
0%
3
40-54
10
24%
3
6%
0
0%
4
55-69
8
25%
7
18%
2
4%
5
70-84
11
43%
19
61%
10
27%
6
85-100
1
5%
4
15%
21
68%
Jumlah
33
100%
33
100%
33
100%


Gambar 5. Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Kognitif Siswa Prasiklus, Siklus I, dan Siklus II


Berdasarkan tabel 4. dan gambar 5. di atas terlihat peningkatan hasil belajar kognitif siswa dari prasiklus, siklus I, dan siklus II, yakni siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (61) mengalami peningkatan. Semula pada prasiklus terlihat banyak siswa yang memiliki nilai di bawah KKM, kemudian setelah dilaksanakan tindakan berupa penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation mulai berangsur-angsur nilai kognitif siswa di bawah KKM berkurang dengan ditandainya meningkatnya nilai kognitif siswa di atas KKM, yaitu rata-rata kelas sebesar 60,18 pada prasiklus kemudian meningkat menjadi 72,97 pada siklus I dan meningkat menjadi 86 pada siklus II. Dengan demikian peneliti mencoba untuk merefleksikan hasil dari penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan dan menarik sebuah kesimpulan bahwa dapat dibuktikan bahwa penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar pada tahun 2012 dinyatakan berhasil guna meningkakan hasil belajar IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari. Oleh karena itu dengan meningkatnya hasil belajar kognitif pada mata pelajaran IPA tersebut, peneliti merekomendasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk diterapkan dalam  mata pelajaran serta pokok bahasan yang lainnya.


b.       Peningkatan Hasil Belajar Afektif Siswa

Tabel 5. Distrinusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Afektif Siswa pada Siklus I dan Siklus II
No
Interval Nilai
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
1
10-24
0
0%
0
0%
2
25-39
0
0%
0
0%
3
40-54
0
0%
0
0%
4
55-69
0
0%
0
0%
5
70-84
6
16%
3
8%
6
85-100
27
84%
30
92%
Jumlah
33
100%
33
100%
Gambar 6. Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Afektif Siswa pada Siklus I dan Siklus II


Berdasarkan tabel 5. dan gambar 6. di atas terlihat peningkatan hasil belajar afektif siswa dari pada siklus I, dan siklus II. Adapun  peningkatan nilai afektif siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yakni dengan penerapan pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat semakin meningkatkan hasil belajar afektif siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang memperoleh nilai diantara 85-100, dari yang semula hanya 27 siswa kemudian meningkat menjadi 30 siswa. Oleh karena itu dengan meningkatnya hasil belajar afektif pada mata pelajaran IPA tersebut, peneliti merekomendasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk diterapkan dalam  mata pelajaran serta pokok bahasan yang lainnya.



c.        Peningkatan Hasil Belajar Psikomotor Siswa
Tabel 6. Distribusi Frekuensi Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I dan Siklus II


No
Interval Nilai
Siklus I
Siklus II
Frekuensi
Prosentase
Frekuensi
Prosentase
1
10-24
0
0%
0
0%
2
25-39
1
1%
0
0%
3
40-54
2
4%
0
0%
4
55-69
4
10%
0
0%
5
70-84
20
62%
2
6%
6
85-100
6
22%
31
94%
Jumlah
33
100%
33
100%

Gambar 7. Grafik Peningkatan Hasil Belajar IPA Struktur Bumi dan Matahari Aspek Psikomotor Siswa pada Siklus I dan Siklus II

Berdasarkan tabel 6. dan gambar 7. di atas terlihat peningkatan hasil belajar psikomotor siswa dari pada siklus I dan siklus II. Adapun  peningkatan hasil belajar psikomotor siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari yakni dengan penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat semakin meningkatkan hasil belajar psikomotor siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Hal ini ditandai dengan semakin banyaknya siswa yang memperoleh nilai diantara 85-100 yang semula hanya 6 siswa kemudian meningkat menjadi 31 siswa dengan diiringi penurunan hasil belajar psikomotor siswa pada hasil belajar psikomotor yang berkisar diantara 10-24, 25-39, 40-54, 55-69, dan 70-84. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dapat meningkatkan hasil belajar aspek psikomotor pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Oleh karena itu dengan meningkatnya hasil belajar psikomotor pada mata pelajaran IPA tersebut, merekomendasikan pembelajaran Kooperatif Group Investigation untuk diterapkan dalam  mata pelajaran serta pokok bahasan yang lainnya.


d.       Peningkatan Aspek Kinerja Guru
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Aspek Kinerja guru Siklus I dan Siklus II
No
Interval
Siklus I
Sikus II
Frekuensi (fi)
Prosentase (%)
Frekuensi (fi)
Prosentase (%)
1
Skors 1
0
0%
0
0%
2
Skors 2
0
0%
0
0%
3
Skors 3
16
67%
6
25%
4
Skors 4
8
33%
18
75%
Jumlah
24
100%
24
100%

Gambar 8. Grafik Peningkatan Aspek Kinerja guru Siklus I dan Siklus II
           

Berdasarkan tabel 7. dan gambar 8. di atas terlihat peningkatan aspek kinerja guru dalam penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dari pada siklus I dan siklus II terjadi peningkatan, dimana pada siklus I skors 3 sebanyak 16 kemudian turun menjadi 6 buah pada siklus II. Hal ini diiringi dengan peningkatan skors 4 yang pada siklus I berjumlah 8 buah saja kemudian meningkat menjadi 18 buah pada siklus II. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwasannya aspek kinerja guru dalam menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation  juga meningkat secara signifikan.
Dari berbagai analisa data yang kemudain disajikan dalam bentuk tabel dan gambar di atas mengenai hasil belajar aspek kognitif, aspek afektif, aspek psikomotor, maupun aspek kinerja guru dalam pelaksanaan tindakan kelas selama dua siklus yang dilaksanakan dalam empat kali pertemuan, dapat peneliti tarik kesimpulan besar bahwasannya dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dapat meningkatkan hasil belajar IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar pada tahun 2012.

C.     KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dari Penelitian Tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam dua siklus dengan menerapkan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation pada siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012 pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dapat ditarik sebuah kesimpulan besar. Adapun kesimpulannya adalah penerapan model pembelajaran Kooperatif Group Investigation dalam mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas V SDN 04 Ngringo Jaten Karanganyar tahun 2012. Peningkatan hasil belajar IPA pokok bahasan Struktur Bumi dan Matahari ini baik dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotor. Saat prasiklus, rata-rata nilai hasil belajar kognitif siswa 60,18; saat siklus I nilai rata-rata kognitif siswa 72,97; dan saat siklus II nilai rata-rata kognitif siswa meningkat menjadi 86. Hal ini juga didukung dengan peningkatan pada hasil belajar aspek afektif dan psikomotor, dimana pada aspek afektif saat siklus I memiliki nilai rata-rata sebesar  89,70; dan siklus II memiliki nilai rata-rata sebesar 91,1; serta nilai rata-rata aspek psikomotor siklus I sebesar 74,81; dan siklus II nilai rata-ratanya sebesar 91,56.
Dengan demikian baik secara klasikal maupun individu hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pokok bahasan Struktur bumi dan Matahari telah mencapai ketuntasan belajar yang ditargetkan pada indikator kinerja saat awal penelitian sebesar 78 dengan prosentase 80%, dengan relita hasil akhir pada siklus II aspek kognitif memiliki hasil belajar melebihi indikator kinerja, dengan nilai rata-rata (terutama aspek kognitifnya) sebesar 86 dengan prosentase ketuntasan klasikal 100%.


D.     DAFTAR PUSTAKA
Anitah, Sri. 2009. Teknologi Pembelajaran. Surakarta: Yuma Pustaka.
Anisa Devi, Tya. 2011. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Group Investigation(GI) untuk Meningkatkan Pemahaman Gaya Magnet pada Pembelajaran IPA bagi Siswa Kelas V SDN 2 Wanaraja Banjarnegara Tahun Ajaran 2010/ 2011. Surakarta: UNS.
A Pribadi, Benny. 2009. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT. Dian Rakyat.
Aqib, Zainal. 2009. Penelitian Tindakan Kelas.  Bandung: Yrama Widya.
Azka, Fullu. 2005. Keefektifan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan  Phythagoras pada Siswa Kelas II Semester I SMPN 10 Semarang Tahun Pelajaran 2004/ 2005. Semarang: Unnes.
Azmiyati, Choiril. 2008. IPA Salingtemas untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Bungin, Burhan. 2008. Metodologi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta: Kencana.
____________. 2006. Analisis Data Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Chumdari dan Sutijan. 2007. Bahan Ajar Pengembangan Kurikulum. Surakarta: FKIP UNS.
Daniel Zingaro. 2008. Group Investigation: Theory and Practice. Toronto, Ontrai: Ontario Institute for Studies in Education.
Daryanto. 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovatif. Jakarta: AV. Publiser.
________. 2011. Penelitian Tindakan Kelas dan Penelitian Tindakan Sekolah. Yogyakarta: Penerbit Gava Media.
Departemen Agama RI. 2008. Al Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: Cahaya Qur’an.
Dwijiastuti. 2008. Inovasi Pembelajaran SD. Surakarta: FKIP UNS.
Ennan Amti dan Maarjohan. 1993. Bimbingan dan Konseling. Jakarta: Depdiknas.
Ernawati. 2011. Peningkatan Prestasi Belajar IPA Materi Tatasurya melalui Metode Group Investigasi (GI) berbantuan Teknologi Informasi (TI) pada Siswa kelas VI SD Negeri Bangunreja 02 Tahun Pelajaran 22010/ 2011. Surakarta: UNS.
Etin Solihatin dan Raharjo. 2007. Cooperatve Learning Analisis Model Pembelajaran IPS. Jakarta: Bumi Aksara.
Gunawan, Ari W. 2003. Genius Learning Strategy Petunjuk Praktis untuk Menerapkan Accelearated learning. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Hobri dan Susanto. Jurnal Pendidikan Dasar Vol. 7 No.2 2006. Penerapan Pendekatan Cooperative Learning Model Group Investigation untuk Meningkatkan Pemahaman Siswa Kelas III SLTPN 8 Jember tentang Volume Tabung.
I Wayan Santyasa. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif yang disampaikan dalam Pelatihan tentang PTK bagi Guru-Guru SMP dan SMA di Nusa Penida. Universitas Penida: Pendidikan Fisika FPMIPA.
____________. 2003. Keefektifan Model-model Rekonstruksi Kognitif dan teknik-teknik Kooperatif, Murder, dan STAD dalam Pembelajaran Fisika SMA . IKIP Negeri Singaraja: Pendidikan Fisika FPMIPA.
Iskandar. 2009. Psikologi pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada Press.
_______. 2009. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Gaung Persada Press.
Jacobs, et.al. 1997. “Cooperative Learning in The Thinking Classroom: Research and The Theoretical Perspectives”. Presented at The International Conference on Tthinking Singapore. June 1997.
Janice Van Cleave’s. 2004. Teaching the fun of Science. Bandung: PT. Intan sejati.
Lise Chamisijatin, dkk. 2008. Pengembangan Kurikulum. Jakarta: Depdiknas.
Miles dan Huberman. 1992. Analisis Data Kualitatif. Jakarta: Universitas Indonesia (UI).
Mohammad Syaifuddin, dkk. 2007. Manajemen Berbasis Sekolah. Jakarta: Depdiknas.
Muhammad Ali Rahmansyah dan Lamijan Hadi Susarno. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group Investigation Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Produktif Multimedia Siswa Kelas X Smkn 1 Cerme Gresik. Surabaya: Universitas Negeri Surabaya. (diunduh 24 01 2012 5.53)
Mulyati Arifin. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V SD/ MI. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Mulyana, Redja. 1998. Pengantar Pendidikan. Jakarta: PT. Radja Grafindo Press.
Priyono, Amin. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk SD/ MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Prof. Dr. Hamzah Upu. 2010. Model-Model Pembelajaran Inovatif yang disajikan dalam Workshop Model Pembelajaran Inovatif pada tanggal 18 September 2010 di Aula Lantai 3 Kampus 1 UNCP, Palopo.
Prof. Dr. Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Offset.
Poerwanti, Endang. 2008. Aasesmen Pembelajaran SD. Jakarta: Depdiknas RI.
Purwanto. 2011. Evaluasi Hasil Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar. Cetakan ke-3.
Reinders Duit. 2001. “Science Education research Internationally: Conceptions, Research Methods, Domains of Research”. Eurasia Journal of Mathematis, Science, & Technology Education. Volume 3. No.1. pp.3-15.
Richard M. Felder. “Effective Strategies for Cooperative Learning”. Journal Cooperative & Collaboration in College Teaching. Vol.10,  No.2,  pp.69-75.
Rudi Susilana dan Cepi Riyana. 2007. Media Pembelajaran. Bandung: CV. Wacana Prima.
Samatowa, Usman. 2010. Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta: PT. Indeks.
Sudjana, Nana. 2010. Model-model mengajar CBSA. Bandung: Penerbit Sinar Baru Algensindo.
Sulistyanto, Heri. 2008. Ilmu Pengetahuan Alam 5. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
S.Rosittawaty. 2008. Senang Belajar Ilmu Pengetahuan Alam V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional, 2008.
Sharan and Hertz Lazarowitz. 1980. Group Investigation. Jurnal.
Sibylle Reinfried. 2009. “Motivation Tto Learn Science and Cognitive Style”. Contempory Science education Research: Learning and Assesment. Leraning Science, ppart 1, pp. 135-144.
Sholikhah, Miftakhush. 2008. Penerapan Model Pembelajaran Inovatif TTW (Think-Talk-Write) dengan Menyertakan Hand Out terhadap Hasil Belqjar Struktur dan Fungsi Jaringan Tumbuhan pada Siswa Kelas VIII A Semester genap SMP Muhammadiyah 2 Surakarta. Surakarta: UMS.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta. Cetakan Ke-5.
Slavin. Robert. 2005. Cooperative Learning: theory, Research, and Practise. Bandung: Penerbit Nusa Media.
__________ . 1996. “Research on Cooperative Learning and Achievement: what We Know, what we Need to Know. Research for The Future. Co.ntempory Educational Psychology. No 21. Pp.43-69
Soli Abinanyu, dkk. 2008. Strategi Pembelajaran. Jakarta: Depdiknas.
Strijbos and Martens. 2001. “Group based Learning: Dynamic Interaction in Groups”. Education University of The natherlands. Volume March. Pp. 22-24.
Sugiyanto. 2009. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Panitia Sertifikasi Guru Rayon 13 FKIP UNS Surakarta.
Suharsimi Arikunto, dkk. 2006. Penelitian tindakan Kelas (PTK). Jakarta: bumi Aksara.
_______               . 2010. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Sukardjo. 2005. Ilmu Kealamiahan Dasar. Surakarta: UNS Press.
Sulistyowati. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Suwandi, Sarwiji. 2009. Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Surakarta: Mata Padi Presindo.
Suwarto, St. Y. Slamet. 2007.  Dasar-dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif. Surakarta: UNS Press.
Syamsuru Hasan, dkk. 2011. Model Cooperative Learning Tipe Group Investigation untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Perawatan dan Perbaikan Sistem Refrigasi”. Invotec. Volume VII. No.2.pp.189-198.
Tim Pengampu SBM. 2007. Bahan Ajar Strategi Belajar Mengajar. Surakarta: FKIP UNS.
Tim Rizky Grafis. 2008. Ensiklopedia Anak Jelajah Sains Seri Bumi dan Kehidupan. Jakarta: Rizky Grafis.
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa. 2008. Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa.
Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.
_______. 2010. Model Pembelajaran Terpadu: Konsep, Strategi, dan Implikasinya dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara
Tri Wahyuni, Anita. 2011. Peningkatan Hasil Belajar IPA tentang Konsep gerak melaui Metode Eksperimen pada Siswa Kelas III SDN 03 Kalijarak kecamatan tasikmadu kabupaten karanganyar Tahun Ajaran 2010/ 2011. Surakarta: UNS.
Winarti, Wiwik. 2009. Ilmu pengetahuan Alam 5 untuk SD/ MI Kelas V. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Yael Sharan and Shlomo Sharan. 1989. Group Investigation Expands Cooperative Learning. Association for Supervision and Curriculum Development.
Yohanes Suryo. 2011. IPA Asyik, Mudah, dan Menyenangkan 5B. tangerang: PT Kendel.
Yasmon, et.al. 2010. “The Effects of Two Cooperatuve Learning Strategies on The Teaching and Learning of The Topics of Chemical”. Journal of Turkish Science Education. Volume 7, No. 2, pp. 52-65.
Yusniyah. 2008. Hubungan Pola Asuh Orangtua dengan Prestasi Belajar Siswa MTS Al-Falah. Jakarta: Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah.


*Penulis dapat dihubungi di e-mail: tiyaimoet@yahoo.com , contact person: 085291353757 , dan di facebook: www.facebook.com/ ferawati.listianingsih