Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Selasa, 15 Februari 2011

JADWAL SEMESTER 6C

HARI

WAKTU

MATA KULIAH

SKS

DOSEN

RUANG

SENIN

08.45-10.35

PEMBELAJARAN TERPADU-67103

2

Drs. Muh. Syaifudin, M.Pd.

2A 109

10.35-12.15

ILMU PENDIDIKAN-67121

2

Drs. Chumdari, MP.Pd.

2A110

SELASA

07.00-09.35

PROFESI PENDIDIKAN-67122

2

Drs. Lies Lestari, M.Pd.

2A108

09.35-12.15

PEND.IPS SD 2-67124

3

Drs. Sarmino, M.Pd.

2A110

RABU

07.00-09.35

PEND.KETRAMPILAN-67125

3

Drs. Tri Budiarto, M.Pd.

2A129a

09.35-12.15

METODOLOGI PENDIDIKAN-67123

3

Drs. Suwarto, M.Pd.

2A132

KAMIS

07.00-08.40

M.BERBASIS SEKOLAH-67112

2

Dra. Yuliati, M.Pd.

2A133

09.35-11.25

BAHASA DAERAH

2

Drs. Amir, M.Pd.

2A130

JUMAT

08.45-10.25

PEMBELAJARAN MIKRO-77102

2

Dra. MG. Dwijiastuti, M.Pd

2A108

Anik Novia Sulistyorini, M.Pd.

JADWAL KULIAH SEMESTER 6C

SENIN 08.45-10.25 ILMU PENDIDIKAN

kultwit #sedikit dari @akhardhi

tweeps shalih ijinkn saya pagi ini membagi il mu melalui kultwit tentang #sedikit, semoga bermanfaat :) mohon masukan bila ada kekeliruan ;)

1. dalam kurva normal digambarkan melengkung keatas dimana bagian yang besar melengkung keatas adalah daerah rata-rata, #sedikit

2.daerah rata-rata dikenali dengan lebar dan tinggi, sementara daerah yg melandai dan kecil adalah daerah ekstrim #sedikit

3.disebut ekstrim, karena karakteristiknya yang berbeda dgn mayoritas yg berjumlah banyak, sementara ekstrim berjumlah #sedikit

4. contohnya, dlm sebuah kelas jika ada 30 siswa, yg nilai rata2nya 7,5 ada 20 orang, menunjukan mayoritas #sedikit

5.sementara yg bernilai dibawah rerata atau diatas rerata , yang terlalu pandai dan yang bodoh sekali biasanya #sedikit

6. kondisi ekstrim itu krn memiliki ciri berbeda dr mayoritas / rata2, dan jumlahnya #sedikit

7. kondisi ekstrim, bisa bernilai postif atau negatif , yang pasti jumlahnya tidak banyak dan hanya #sedikit

8.pun demikian dgn islam, bermula dari #sedikit (asing) dan akan kembali menjadi #sedikit (asing), begitu Nabi SAW mensabdakan

9. s'org badui pernah berdoa " Ya Allah, masukan hamba kedalam golongan yg #sedikit ", Umar ibn alkhathab pun bertanya, mengapa doa demikian..

10. badu'i menjawab dgn dgn membaca surah a'araf 16-17, bahwa teramat #sedikit hamba Allah yang bersyukur

11.#sedikit yang bersyukur, #sedikit yang membawa berkah dan #sedikit yang mampu membawa perubahan :)

12. Paulo Alto, dalam hukum Paretto nya menyatakan bahwa yg #sedikit itu mampu menggerakan sebuah perubahan / roda organisasi

13. Paulo Alto, menggunakan istilah 20 / 80, 20 % yg #sedikit yg 20% itu yg mampu mengerakan yang 80 %, yang #sedikit yg menggerakkan ;)

15. maka tetaplah bersama #kebenaran, meski hanya ber #sedikit

16. Sudah menjadi tabiat dakwah, bahwa jalannya terjal dan panjang serta #sedikit pengikutnya, dan banyak halangannya

17. seringkali yang #sedikit itu dianggap aneh, abnormal dan berbagai label sterotype yang dialamatkan padanya

18. semua itu karena golongan yg #sedikit, memiliki perbedaan ciri dan karakter dari mayoritas atau rata-rata, kembali ke kurva norma ;)

19. Jibab besar, jenggot panjang, celana sebetis, yang enggan berjabat tangan dgn non muhrim adalah ciri dari golongan yang #sedikit

20. karena ciri dan karakternya yang berbeda dgn masyarakat kebanyakan, sehingga sering "dicurigai' , #sedikit

21. dan tentunya tidak perlu takut akan label itu, tugas kita yg #sedikit adalah untuk merubah keadaan bukan larut dalam keadaan

22. seperti hukum paretto, yang #sedikit yg akan menggerakan dan merubah mempengaruhi yang banyak

23. maka itulah dakwah, yg hanya dilakukan oleh #sedikit orang untuk merubah kondisi umum atau kebanyakan

Jazakumullah tweeps nan shalih, telah sedia menyimak kultwit #sedikit, sampai jumpa lagi di kultwit selanjutnya ;)

Hipnosis dan Hipnotis

Definisi hipnosis menurut Divisi ke-30 APA


Hipnosis (Inggris: hypnosis) adalah teknik atau praktik dalam memengaruhi orang lain secara sengaja untuk masuk ke dalam kondisi yang menyerupai tidur, dimana seseorang yang terhipnotis bisa menjawab pertanyaan yang diajukan, serta menerima sugesti dengan tanpa perlawanan. Teknik ini sering dilakukan untuk menjelajahi alam bawah sadar.[1][2].

Hipnotis adalah keadaan dimana proses hipnosis dilakukan, dimana seseorang membuat atau menyebabkan seseorang berada dalam keadaan hipnosis.[3]. Orang yang terhipnotis dipercaya berada dalam keadaan mental dimana perhatiannya menjadi terfokus, terkonsentrasi, dan pikirannya lebih mudah menerima permintaan atau sugesti.[1][4]


Hipnotis pada umumnya terkait dengan pengenalan sebuah prosedur selama subyek tersebut disugesti untuk mengalami suatu pengalaman imajinatif. Induksi Hipnotis merupakan sugesti inisial yang luas menggunakan imajinasi seseorang dan mungkin mengandung perincian lebih lanjut pada introduksinya. Sebuah prosedur Hipnotis biasanya digunakan untuk memberikan dukungan dan mengevaluasi respon sugesti. Ketika menggunakan hipnotis, seseorang (subyek) dipimpin oleh orang lain (hypnotist) untuk memberikan respon terhadap sugesti untuk berubah pada pengalaman subyektifnya, perubahan persepsi, sensasi, emosi, pikiran atau tingkah laku. Orang tersebut dapat juga mempelajari Hipnotis diri sendiri (self hypnosis) yang merupakan tindakan untuk mengatur prosedur hipnotis atas kemauan orang tersebut. Jika subyek berespon terhadap sugesti hipnotis, umumnya menandakan bahwa Hipnotis telah berhasil dilakukan. Banyak pihak meyakini bahwa respon Hipnotis dan pengalaman merupakan karakteristik keadaan hipnotis. Di lain pihak, diyakini bahwa penggunaan kata ‘Hipnotis’ tidak diperlukan sebagai bagian dari induksi hipnotik, sedangkan pihak lain meyakini bahwa hal tersebut penting.

Detail prosedur hipnotik dan sugesti akan berbeda, tergantung dari tujuan praktisi dan kegunaan klinis atau penelitian. Prosedur tradisional melibatkan sugesti untuk santai, walau relaksasi tidak perlu dilakukan untuk Hipnotis dan variasi sugesti yang luas dapat digunakan, termasuk sugesti yang membuat seseorang lebih waspada. Sugesti yang menimbulkan perpanjangan waktu hipnotis harus dinilai dengan membandingkan respon terhadap skala terstandardisasi yang digunakan pada keadaan klinis dan penelitian. Ketika mayoritas individual berespon terhadap sekurang-kurangnya beberapa sugest, kisaran nilai dari standardidasi dari nilai yg tinggi hingga rata-rata. Secara tradisional, nilai dikelompokkan menjadi kategori rendah, sedang, dan tinggi. Sebagaimana pada kasus dengan pengukuran skala positif pada konstruksi psikologis, seperti perhatian, kewaspadaan, dan bukti tercapainya keadaan Hipnotis akan meningkatkan nilai individual. [6]

[sunting] Definisi hipnosis menurut KBBI

Hipnosis : keadaan spt tidur krn sugesti, yg pd taraf permulaan orang itu berada di bawah pengaruh orang yg memberikan sugestinya, tetapi pd taraf berikutnya menjadi tidak sadar sama sekali; [2]

Hipnotis : membuat atau menyebabkan seseorang berada dl keadaan hipnosis; berkenaan dng hipnosis [3]

[sunting] Definisi hipnosis menurut Kamus katolik modern

Hipnotisme: Suatu fenomena yang menyebabkan tidur secara buatan, yang mengakibatkan sang korban secara tidak normal dapat terbuka untuk mengikuti saran/sugesti. Subyek hipnosis cenderung untuk didominasi oleh ide-ide dan saran-saran dari yang meng-hipnotis, ketika di induksi dengan sugesti atau sesudahnya. Menurut prinsip- prinsip Katolik, hipnotisme sendiri tidak salah, sehingga penggunaannya di dalam kondisi-kondisi tertentu diijinkan. Namun karena hipnotism mencabut sang subyek/ pasien dari penggunaan akal budi dan keinginan bebasnya secara penuh, [maka] diperlukan sebuah sebab yang dapat dipertanggungjawabkan untuk memperbolehkan hipnotis ini dipraktekkan. Lagipula, sebab hipnotism meletakkan keinginan subyek/ pasien di dalam kuasa dari yang menghipnotis, maka diperlukan tindakan-tindakan pencegahan untuk menjaga kebajikan subyek/ pasien, dan untuk melindunginya dan orang lain terhadap bahaya menjadi bersalah karena tindakan-tindakan yang dapat melukai. Untuk alasan-alasan yang genting, seperti untuk menyembuhkan seorang pemabuk atau seseorang dengan kelainan yang kompleks ingin bunuh diri, adalah sah untuk menerapkan hipnotism, asalkan dengan tindakan pencegahan bahwa hal itu diadakan dengan kehadiran seorang saksi yang dapat dipercaya, dengan seorang ahli hipnotis yang sungguh-sungguh kompeten dan jujur/ tulus. Ijin dari subyek/ pasien juga harus ada. Beberapa dokumen dari the Holy See menentukan norma-norma yang harus diikuti di dalam penggunaan hipnotism. (The Holy Office, August 4, 1956; July 26, 1899).[7]

[sunting] Sejarah hipnosis

[sunting] Istilah

[sunting] Induksi

Hipnotis biasanya dimunculkan dengan tehnik Induksi hipnotik. Secara tradisional, keadaan ini diinterpretasikan sebagai sebuah metode untuk membuat subyek berada dalam keadaan ‘hypnotic kerasukan (trance)’. Bagaimanapun para pencetus teori ‘nonstate’ memiliki pandangan yang berbeda, yaitu mempertinggi harapan klien, menegaskan peran mereka, memfokuskan perhatian, dan lain sebagainya. Ada banyak variasi tehnik induksi yang berbeda-beda menggunakan hipnotisme. Bagaimanapun, metode yang paling berpengaruh adalah metode ‘fiksasi mata’ (eye-fixation) Braid, yang dikenal juga dengan mana “Braidisme”. Ada banyak variasi pendekatan fiksasi mata yang ada, termasuk induksi yang digunakan pada Stanford Hypnotic Susceptibility Scale (SHSS), pendekatan yang paling banyak digunakan secara luas pad lapangan hipnotisme.

Deskripsi asli Braid terhadap induksinya adalah sebagai berikut: “Ambil obyek yang terang (saya biasanya menggunakan tempat lanset saya) antara ibu jari, telunuk, serta jari tengah tangan kiri, pegang dengan jarak 8 hingga 15 inci dari mata, pada posisi seperti ini, di atas dahi yang dapat menyebabkan tegangan antara mata dan alis, serta memampukan pandangan pasien terfiksasi pada obyek tersebut.

Pasien harus dapat mengerti bahwa pandangan matanya harus tetap terfiksasi terhadap obyek tersebt, dan pikirannya terpusat pada satu obyek. Dapat diamati, bagaimana penyesuaian pandangan mata, pertama-tama pupil akan berkontraksi dan kemudian berdilatasi, dan setelah mencapai lama yang maksimal, dapat terlihat gerakan bergelombang, bila jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan, diacungkan dan diarahkan dari benda mendekati kedua mata , sehingga obyek akan menjauh dari mata, yang sering terjadi, kelopak mata akan tertutup secara tidak sadar dengan gerakan bergetar. Jika tidak terjadi, atau pasien menggerakkan bola matanya, menimbulkan keinginannya untuk memulai kembali, berikan pengertian kepadanya bahwa dia boleh menutup mata kita jari digerakkan lagi mendekati mata, tetapi pandangannya harus tetap terfiksasi, pada posisi yang sama, dan pikirannya terfiksasi pada satu ide yaitu pada benda yang dipegang di atas kedua matanya. Umumnya akan ditemukan, bahwa kelopak mata akan tertutup dengan gerakan bergetar, atau menutup secara spasmodik.” Braid sendiri kemudian menyatakan bahwa tehnik induksi hipnotis tidak diperlukan untuk setiap kasus dan kebanyakan peneliti kemudian menemukan bahwa pada umumnya tidak banyak berguna daripada yang diperkirakan sebelumnya terhadap efek sugesti hipnotik. Banyak variasi dan alternatif dari tehnik hipnotis asli telah berkembang. Bagaimanapun, sekitar 100 tahun setelah Braid memperkenalkan metode tersebut, peneliti lain masih menyatakan: 9 dari 10 tehnik hipnotik yang aman adalah posisi bersandar, relaksasi otot, dan fiksasi pandangan disertai dengan penutupan mata.

[sunting] Sugesti

Ketika James Braid pertama kali mendeskripsikan hipnotisme, dia tidak menggunakan istilah ‘sugesti’ tetapi dimaksudkan pada tindakan untuk memfokuskan pikiran sadar subyek terhadap satu ide yang dominan. Strategi terapi utama Braid melibatkan stimulasi atau mengurangi fungsi fisiologis pada area tubuh yang berbeda. Pada karya berikutnya, bagaimanapun juga, Braid meletakkan dasar bentuk sugesti verbal dan non verbal, termasuk penggunaan ‘sugesti bangun’ (waking suggestion) dan Hipnotis diri sendiri (self hypnosis). Setelah itu, penekanan hipnotis oleh Hippolyte Bernheim bergeser dari keadaan fisik pada proses psikologis sugesti verbal. Konsep Bernheim terhadap sugesti verbal primer pada hipnotis mendominasi subyek selama abad ke-20. Sehingga membuat beberapa pihak menyatakan bahwa ia adalah Bapak Hipnotis Modern. Hipnotisme kontemporer memakai berbagai macam sugesti, termasuk:

Sugesti verbal langsung Sugesti verbal tidak langsung, seperti permintaan atau sindiran, metafora, dan ungkapan kata-kata pihak lain

Sugesti non verbal dalam bentuk imajinasi mental, nada suara, dan manipulasi fisik. Perbedaannya pada umumnya ada antara sugesti yang diberikan dengan permisif atau dengan cara yang lebih otoriter. Beberapa sugesti hipnotis dimaksudkan untuk memberikan reposmon langsung, sedangkan lainnya (sugesti pasca-hipnotik) dimaksudkan untuk memicu respon setelah ada penundaan waktu selama beberapa menit hingga beberapa tahun pada beberapa kasus.

[sunting] Pikiran sadar vs pikiran bawah sadar

Beberapa praktisi memahami sugesti sebagai suatu bentuk komunikasi primer langsung pada pikiran sadar subyek, sementara praktisi lain memandang sugesti sebagai sarana untuk berkomunikasi dengan pikiran bawah sadar atau pikiran sadar. Konsep-konsep ini diperkenalkan dalam konsep hipnotisme pada akhir abad 19 oleh Sigmund Freud dan Pierre Janet. Perintis hipnotisme periode zaman Victoria, termasuk Braid dan Bernheim, tidak menggunakan konsep-konsep ini, tetapi mengakui bahwa sugesti hipnotis diarahkan kepada pikiran sadar subyek. Memang, sebenarnya Braid mendefinisikan hipnotisme sebagaimana berpusat kepada perhatian sadar terhadap suatu ide atau sugesti yang dominan. Pandangan berbeda mengenai sifat dasar pikiran telah menimbulkan berbagai konsep tentang sugesti. Praktisi hipnotis yang mempercayai bahwa respon yang dimediasi terutama oleh pikiran bawah sadar, seperti Milton H. Erickson, menciptakan berbagai macam kegunaan sugesti tidak langsung seperti metafora atau cerita, yang bermaksud untuk menemukan artinya dari pikiran sadar subyek. Konsep sugesti subliminal juga bergantung terhadap pola pikir. Sebaliknya, praktisi hipnotis yang percaya bahwa respon terhadap sugesti terutama dimediasi oleh pikiran sadar, seperti Theodore Barber dan Nicholas Spanos cenderung menggunakan lebih banyak sugesti dan instruksi verbal secara langsung.

[sunting] Refleks Ideo-Dinamis

Teori neuro-psikologis sugestif hipnotis pertama kali diperkenalkan oleh James Braid yang mengadaptasi teori teman dan koleganya, William Carpenter tentang respoin reflex ideo motor untuk menjelaskan fenomena hipnotis. Carpenter telah mengamati secara dekat dari pengalaman sehari-hari tentang ide bahwa dalam kondisi tertentu, gerakan otot dapat cukup menghasilkan reflex, atau otomatisasi, kontraksi atau gerakan otot-otot yang terlibat, meskipun dalam derajat yang sangat kecil. Braid menjelaskan teori Carpenter untuk mengamati berbagai respon tubuh, selain gerakan otot, dapat dipengaruhi, contohnya, ide bahwa menghisap lemon secara otomatis dapat merangsang produksi air liur, sebagai respon kelenjar sekretorik. Oleh karena itu Braid mengadopsi istilah ‘ideo-dinamis’ yang berarti ‘kekuatan ide’ untuk menjelaskan berbagai gejala ‘psiko-fisiologis’ tubuh. Braid istilah ‘ide mono dinamis’ untuk merujuk pada teori bahwa hipnotis bekerja dengan memusatkan perhatian pada satu ide untuk memperkuat pada satu ide untuk memperkuat respon reflex ideo-dinamis. Variasi dasar atau teori sugesti ideo dinamis terus memegang pengaruh besar atas teori-teori hipnotis berikutnya, termasuk Clark L.Hull, Hans Eysenck, dan Ernest Rossi. Perlu dicatat, bahwa pada Psikologi periode Victoria, kata ‘ide’ mencakup setiap representasi mental, contohnya, citra mental, atau ingatan, dan lain sebagainya.

[sunting] Sugesti Pasca Hipnotis (post-hypnotic)

Diduga sugesti pasca hipnotis dapat digunakan untuk mengubah perilaku seseorang setelah dihipnotis. Seorang penulis menyatakan bahwa ‘seseorang bisa bertindak beberapa waktu kemudian berdasarkan satu sugesti yang ditanamkan pada sesi hipnotis’. Seorang hipnoterapis mengatakan kepada salah satu pasiennya yang juga kawannya: “Ketika saya menyentuh jari Anda, Anda akan segera terhipnotis”. Empat belas tahun kemudian, pada sebuah pesta makan malam, ia menyentuh jari temannya dan kepala temannya segera jatuh terkulai di kursi.

Kerentanan
Braid membuat perbedaan kasar antara berbagai tahapan hypnosis yang disebut sebagai tahap kesadaran hipnotisme pertama dan kedua. Kemudian ia menggantikan istilah ini dengan perbedaan antara tahapan ‘sub hipnotis’, ‘hipnotis penuh’ dan ‘koma hipnotis’.. Jean-Martin Charcot membuat perbedaan serupa antara tahapan ini dengan nama berjalan saat tidur (somnambulism), kelesuan (lethargy), dan katalepsi. Namun Ambroise-Auguste Liebeault dan Bernheim memperkenalkan skala hipnotis yang lebih dalam, berdasarkan kombinasi tingkah laku, respon fisiologis dan respon subyektif. Sebagian diantaranya adalah akibat sugesti langsung dan sebagian akibat sugesti tidak langsung. Pada decade pertama abad 20, skala kedalaman klinis digantikan oleh penelitian klinis. Skala yang paling berpengaruh adalah ciptaan Davis-Husband dan Friedlander-Sarben yang dikembangkan pada tahun 1930-an. Andre Weitzenhoffer dan Ernest R.Hilgard mengembangkan Skala Kerentanan Hipnotis Standford pada tahun 1959, yang terdiri dari 12 bagian tes sugesti diikuti dengan skenario hipnotis terstandardisasi induksi fiksasi mata dan kemudian menjadi salah satu pegangan penelitian yang paling banyak direfensikan di bidang hipnotis. Tidak lama setelah itu, pada tahun 1962, Ronald Shor dan Emily Carota Orne mengembangkan skala kelompok yang mirip, disebut Skala Kerentanan Hipnotis Kelompok Harvard (Harvard Group Scale of Hypnotic Susceptibility (HGSHS)). Sedangkan teori yang lebih tua tentang kedalaman skala, mencoba untuk menyimpulkan tingkat ‘kerasukan (trance) hipnotis’ berdasarkan tanda-tanda yang dapat diamati, seperti amnesia spontan, kebanyakan pengukuran skala dari respon yang diamati atau dievaluasi sendiri terhadap tes sugesti spesifik, seperti sugesti langsung kekakuan lengan (katalepsi). Skala Standford, Harvard, dan skala kerentanan lain mengubah angka menjadi penilaian kerentanan seseorang seperti ‘tinggi’, ‘medium’, ‘rendah’. Diperkirakan 80% populasi berskala medium, 10% tinggi, dan 10% rendah. Nilai kemampuan hipnotis biasanya menetap tinggi pada masa hidup seseorang. Penelitan oleh Deirdre Barret menyatakan bahwa ada dua tipe subyek yang rentan yang disebut ‘Pengkhayal’ (Fantasizers) dan ‘Pemisah’ (dissociaters). Skor pengkhayal tinggi pada skala penyerapan sehingga mudah memblok stimulus dunia nyata tanpa hipnotis, sering kali berkhayal, melaporkan teman-teman khayalan pada saat kanak-kanak dan tumbuh dengan orang tua yang menyarankan permainan imajinasi. Pemisah sering memiliki riwayat penyiksaan anak atau trauma lainnya, belajar untuk lari pada kehampaan dan untuk melupakan kejadian-kejadian yang tidak menyenangkan. Kemampuan mereka untuk berkhayal sering menjadi kosong daripada khayalan kenangan yang samar-samar. Kedua nilai kelompok ini sama-sama tinggi untuk skala formal kerentanan hipnotis.


Perilaku kognitif
Di paruh kedua abad kedua puluh, ada dua faktor yang memberikan kontribusi bagi pengembangan pendekatan perilaku kognitif Hipnotis.

1. Teori kognitif dan perilaku tentang hakikat Hipnotis (dipengaruhi oleh teori Sarbin dan Barber) menjadi semakin berpengaruh.

2. Praktek hipnoterapi dan berbagai bentuk terapi perilaku kognitif tumpang tindih dan saling memengaruhi. Meskipun teori hipnotis perilaku kognitif harus dibedakan dari pendekatan perilaku kognitif untuk hipnoterapi, keduanya memiliki konsep serupa, terminologi, dan asumsi yang telah diinterintegrasikan oleh para peneliti dan klinisi yang berpengaruh seperti Irving Kirsch, Steven Jay Lynn, dan lain-lain.

Pada awal terapi kognitif-perilaku di tahun 1950-an, Hipnotis digunakan oleh para terapis perilaku awal seperti Yusuf Wolpe dan juga oleh para terapis kognitif awal seperti Albert Ellis. Barber, Spanos & Chaves memperkenalkan istilah "perilaku kognitif" untuk menggambarkan teori keadan tidak terhipnotis (nonstate) pada Hypnotism:Imagination & Human Potentialities (1974). Namun, Clark L. Hull telah memperkenalkan psikologi perilaku kembali ke tahun 1933, yang didahului oleh Ivan Pavlov. Bahkan, teori dan praktek awal dari hipnotisme, bahkan teori Braid, mirip dengan teori kognitif-perilaku dalam beberapa hal.

[sunting] Praktik hipnosis

Praktik-praktik hipnotis pada awalnya dikenal sebagai teknik meditasi dari Timur (oriental). Praktik-praktik hipnotis yang dilakukan kini memiliki kesamaan dengan berbagai bentuk meditasi yoga oleh agama Hindu dan praktik-praktik spiritual kuno, seperti yang dideskripsikan oleh tulisan Persia kuno tentang berbagai macam ritual agama dan ritual penyembuhan yang dilakukan di Timur.[8]

Dalam tulisannya di "Kekuatan Pikiran di atas Kekuatan Jasmani", walaupun James Braid menentang dalil-dalil kepercayaan pada fenomena ini, namun tulisannya menunjukkan bahwa meditasi dari Timur menghasilkan efek-efek hipotisme dalam kesendirian, tanpa hadirnya seseorang yang menghipnotis, sehingga ia melihatnya sebagai bukti bahwa hipnotisme terdapat dalam praktik-praktik kuno meditasi dan bukan dari teori-teori moderen maupun praktik aliran mesmerisme.[9].

[sunting] Kontroversi hipnotis

Walaupun secara umum efek-efek dari hipnosis diakui, namun banyak perbedaan pendapat antara kalangan ilmuan dan klinis tentang bagaimana hipnosis bekerja.[4]

Psikologis E.M Thorton (1976) memperluas analogi tentang hubungan antara hipnosis, aliran mesmerisme, dan sihir. Ia menekankan bahwa subyek yang dihipnotis pada dasarnya diminta untuk "menuju kondisi seperti pasien epilepsi ditirukan seperti sebuah parodi". Apabila subyek terlihat seperti kerasukan, maka hal ini diakibatkan karena kondisi kerasukan melibatkan konteks yang mirip secara sosio-kognitif, layaknya seseorang yang menerima peran yang diberikan kepadanya dan merasakan hubungan antara yang meminta dan diminta. Bagaimanapun hipnosis dilakukan, pada dasarnya hipnotisme, aliran mesmerisme, histeria, dan kerasukan setan memiliki dasar yang sama dimana konstruksi sosial di rancang oleh pelaku terapi yang antusias akan hal ini, pelaku pertunjukan (showmen), dan pendeta-pendeta atau pelaku ritual agama pada satu sisi - dan di sisi lain ada orang-orang yang mudah percaya, penuh imajinasi, penuh kesediaan, diikuti dengan kebutuhan emosional yang tinggi akan kemampuan orang lain untuknya.[10]

[sunting] Proses hipnotis

proses terjadinya hipnotis syarat hipnosis: 1,klien/subjek=harus bersedia/tidak menolak untuk di hipnotis. 2,menggunakan bahasa yang di mengerti, 3,hipnotist= harus percaya diri

ce.melalui induksi2 hipnotis.dan induksi itu sendiri ada bermacam2.intinya membawa kesadaran seseorang ke posisi trance/memasuki alam bawah sadarnya.

     kedua lakukan pendalama/deepening.tujuanya agar klien lebih rilex,memasuki alam bawah sadarnya lebih dalam lagi,dan membuat kondisi klien sangat fokus.
ketiga berikan sugesti2 apa yang mu di berikan,klo hipnotis panggung biasanya sugesti yang di berikan itu bersifat entertaintment/menghibur.tapi kalau dalam hipnotis kesehatan,penyembuhan/hypnosys teraphy.sugesti yang di berikan bertujuan untuk penyembuhan.
langkah terakhir adalah terminatin.atau mengakhiri hipnotis,dan membawa klien ke posisi sadar.dengan sugesti tertentu..

[sunting] Rujukan

  1. ^ a b Situs Indra Therapy & Training Center. Konsultasi dan Pelatihan Hipnosis
  2. ^ a b Hipnosis: KBBI. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002
  3. ^ a b Hipnotis: KBBI. Edisi Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2002
  4. ^ a b (en) American Society of Clinical Hypnosis
  5. ^ Braid, James (1843). Neurypnology or The Rationale of Nervous Sleep Considered In Relation With Animal Magnetism
  6. ^ Definisi resmi dari Divisi ke-30 APA [1]
  7. ^ Kamus katolik modern[2]
  8. ^ (en) Artikel oleh James Braid: Magic, Mesmerism, Hypnotism, etc., Historically & Physiologically Considered.
  9. ^ (en) Braid, James. (1846). The Power of the Mind over the Body
  10. ^ (en) Situs Skepdic.com: Hypnosis

SEJARAH NLP


SEJARAH NLP
Sejarah NLP (Neuro Linguistic Programming) bermula di California pada
awal 1972 ketika Richard Bandler, mahasiswa University of Santa Cruz
bersepakat dengan John Grinder, profesor bahasa, untuk mempelajari
kesempurnaan keterampilan berkomunikasi. Kesempurnaan ini
ditampilkan oleh beberapa orang yang terbukti mampu menyembuhkan
klien yang tergolong “orang sulit” (atau bagi kebanyakan orang sudah
layak disebut sebagai “mustahil”). Orang-orang yang terbukti mampu dan
kemudian dijadikan model adalah:
• Virginia Satir, yang mengembangkan Conjoint Family Therapy.
• Fritz Perls, yang mendirikan aliran Gestalt Psychology.
• Milton H. Erickson, yang mengembangkan Clinical
Hypnotherapy.
Bandler dan Grinder menemukan bahwa meskipun ketiga orang itu
berbeda gaya dan kepribadian, ternyata ada pola yang sama dalam
melakukan komunikasi. Pola itu memungkinkan ketiga orang tersebut
mencapai kesempurnaan teknik komunikasi di bidang masing-masing.
Jika benar demikian, pikir Bandler & Grinder, tentunya pola yang sama
bisa dipakai untuk mencapai kesempurnaan di bidang lain. Hasil
penelitian terhadap ketiga orang ini menjadi bahan baku bagi NLP.
Selanjutnya Bandler dan Grinder memperkaya NLP dengan menyerap
masukan dari:
• Alfred Korzybski, ahli lingustic, tentang mental map.
• Noam Chomsky, ahli linguistic, tentang deep & surface
structure .
• Gregory Bateson, ahli antropologi, tentang logical level.
Kini NLP tidak hanya dipakai untuk keperluan terapetis, melainkan
meluas pada berbagai disiplin di berbagai negara di dunia. Aplikasinya
beragam mulai dari menghentikan kebiasaan buruk hingga menguasai
gerakan senam, mulai dari rekrutmen pramugari sampai pelatihan sniper.
APA ITU NLP
NLP dapat dirunut dari ketiga kata pembentuknya, neuro-linguisticprogramming.
Dengan neuro, NLP mendasarkan teknik-tekniknya pada
fakta bahwa syaraf memegang peran sentral bagi seseorang dalam
menyerap pengalaman. Bagaimana syaraf (dan berikutnya otak)
menafsirkan pengalaman tersebut dan menggerakkan tubuh sesuai ta fsir
atas pengalaman itu. Dengan kata lain, otak dan saraf lah yang
sesungguhnya mengalami sesuatu.
Dengan linguistic, NLP menunjukkan bahwa neuro dapat dipengaruhi
oleh bahasa dalam menafsirkan suatu pengalaman. Kata tertentu dapat
mempengaruhi otak agar memberi tafsir tertentu terhadap suatu
pengalaman. Pengalaman yang sama akan diberi tafsr berbeda oleh otak
jika dirangsang dengan kata yang berbeda.
Dengan programming, NLP memberi kesempatan kepada kita untuk
mengambil prakarsa mengendalikan cara otak/neuro dalam menafsirkan
pengalaman melalui pengaturan rangsang bahasa.
KONSEP NLP
NLP yang dikembangkan oleh 2 orang kini mencakup beberapa
aliran, ratusan buku dan ribuan program pelatihan maupun seminar.
Sebagai pengantar kepada aneka ragam pilihan ini, kami kutipkan
beberapa konsep yang mendasari Buku Panduan Ini.
• Presuposisi
• Rapport (Pacing – Leading)
• Metafora
PRESUPOSISI
Jika kita mempelajari sesuatu, kita berusaha memahami sesuatu
yang belum kita ketahui benar salahnya. Sebagai alat untuk memahami,
kita memerlukan sesuatu yang dianggap benar dan dijadikan dasar bagi
pembahasan selanjutnya.
Misalnya, kita hendak belajar memainkan piano. Guru kita
mengajarkan untuk menekan kunci C-D-E dengan jari jempol-telunjuktengah,
sedangkan kunci FGABC ditekan dengan jempol-…-kelingking.
Dengan menganggap ajaran ini benar, kita mempunyai pedoman
bagaimana bermain dengan baik.
Bila kita tinjau lebih lanjut, sebenarnya bisa saja kita menciptakan
ajaran sendiri, misal kunci CD ditekan dengan telunjuk-tengah, EF
dengan telunjuk-tengah, GABC dengan telunjuk-..-kelingking. Namun
ketika kita menggunakan ajaran sendiri, tidak ada jaminan kita akan
belajar dengan baik. Mengapa? Karena ketika ada situasi yang tidak
cocok, misalnya partitur mengharuskan kita menekan kunci C lalu G, kita
akan harus meggunakan telunjuk berturut-turut. Guru kita dengan
presuposisi ajarannya punya jawaban atas problem belajar ini. Adapun
Kita melakukan dua hal sekaligus: 1. belajar main piano sekaligus 2.
menciptakan presuposisi belajar piano, akan harus memilih satu di antara
dua: mengoreksi presuposisi yang berarti mengulang proses belajar, atau
melanjutkan belajar dengan melanggar presuposisi yang berarti tiap saat
membuat presuposisi baru.
Presuposisi adalah alat ketika kita mempelajari sesuatu, agar kita
mempuyai landasan. Selama belum menguasai, sebaiknya kita
memanfaatkan presuposisi. Sesudah kita menguasainya, menjadi pilihan
bagi kita untuk terus menggunakan atau memodifikasi atau
menggantinya sama sekali.
Rapport, Pacing & Leading
Komunikasi berhasil jika lawan bicara kita berada pada suasana
setara. Kesetaraan itu dirasakan oleh lawan bicara, bukan dideklarasikan
oleh kita. Kapan mereka merasakan kesetaraan? Ketika ia mempunyai
bukti bahwa ia diperlakukan dengan respek dan apa yang ia kemukakan
ditanggapi.
Jika seseorang mengemukakan pendapat, dan sebelum selesai ia
bicara kita sudah memotong dan menanggapi pendapatnya, maka ia
mendapat tanggapan namun tidak mendapat respek.
Jika seseorang mengemukakan pendapat sampai selesai tanpa satu
kalipun kita memotong, ia akan merasa mendapat respek. Jika
sesudahnya kita juga tidak menyampaikan tanggapan, tentu saja ia tidak
merasa ditanggapi.
Respek dan tanggapan adalah dua hal yang harus ada bersamasama.
Dapatkah proses merasa setara ini dipercepat? Bisa!
Orang bicara kemudian dipotong berati tidak respek, tapi ada
tanggapan. Kita bisa memberi tanggapan tanpa menghilangkan respek.
Caranya adalah dengan memberi tanggapan NON VERBAL selama ia
bicara. Rincian teknis dapat dipelajari di sesi bahasa tubuh.
Keseluruhan aksi yang kita lakukan secara terus menerus, yang
membuat lawan bicara mendapat respek + tanggapan inilah yang disebut
rapport.
Pada saat kita berhasil menciptakan rapport, lawan bicara akan
berada pada situasi bebas, ia tidak merasa perlu menyembunyikan
sesuatu karena toh apa pun yang tadi ia kemukakan tetap mendapat
respek dari kita. Ia juga tidak perlu “memperindah” sesuatu karena dari
tadi selalu mendapat tanggapan.
Situasi bebas ini bisa melemah, atau bahkan hilang walaupun kita
tidak mengurangi respek atau menghentikan tanggapan. Kita lah yang
harus memelihara situasi bebas ini, kita lah yang perlu terus menerus
mempertahankan respek dan tanggapan ini.
Kita melakukannya dengan menunjukkan pada lawan bicara bahwa
kita bisa merasakan apa yang ia rasakan, bisa memahami apa yang ia
pikirkan. Bagaimana caranya? Dengan terus menerus mengirimkan
tanda-tanda melalui bahasa tubuh dan bahasa verbal yang
mengekspresikan respek dan tanggapan.
Upaya mempertahankan dan memelihara rapport inilah yang disebut
dengan pacing. Mengangguk-angguk, menatap mata lawan bicara,
tersenyum ketika ia berhenti bicara, memberi komentar, menjawab
pertanyaan, menyatakan afirmasi, semuanya dapat menjadi alat
melakukan pacing.
Kita tahu apakah berhasil melakukan pacing ketika kita seolah-olah
dapat menebak apa yang akan terjadi. Kita seperti bisa mengetahui apa
yang akan ia katakan, dan kita bisa memastikan apakah sesudah bicara ia
akan menerawang jauh ke depan atau menghembuskan nafas sambil
menunduk.
Saat kita sudah berhasil melakukan pacing, kita berkesempatan
untuk membawa lawan bicara kita kepada tujuan berkomunikasi. Upaya
mengajak lawan bicara ke arah yang kita rancang inilah yang disebut
leading. Persuasi adalah persoalan melakukan pacing-leading ini,
dengan berbekal 3 V yang sudah dibahas dalam modul.
Metafora (kiasan, analogi, kisah)
Metafora adalah alat yang sangat ampuh dalam membuat
perubahan, khususnya perubahan pola pikir. Dalam sesi ini semua modul
berusaha diawali dengan metafora untuk tujuan mempengaruhi pikiran
peserta pelatihan.
Di dalam sesi Bahasa Sugestif juga dibahas bagaimana cara
menyusun metafora. Jika dibaca dengan teliti, akan terasa bahwa secara
ekstensif penulis menggunakan berbagai metafor dalam modul ini.
Metafora bisa dibedakan melalui dua cara :
• Metafora sederhana
• Metafora yang kompleks.
Metafora sederhana adalah perumpamaan, apabila kita hendak
menjelaskan sesuatu yang baru dan mungkin belum mudah diterima
orang lain, maka kita menggunakan perumpamaan. Perumpamaannya
dicari dengan cara mencari kemiripannya dengan konsep/benda/hal lain
yang memiliki ciri-ciri sesua i.
Umumnya dalam membuat metafora sederhana ditandai dengan
kata “mirip, seperti, bagaikan, layaknya”, dll. Contoh, memahami aktivitas
advokasi mirip dengan melihat konser musik.
Metafora kompleks bekerja lebih dalam lagi, mekanismenya bisa
mempengaruhi alam bawah sadar dengan lebih kuat. Metafora ini
umumnya berupa kisah, anekdot, hikayat dan sebagainya yang biasanya
panjang. Di dalamnya terdapat komponen-komponen yang sejajar
dengan masalah yang mau disasar, dan mengikuti suatu alur tertentu
yang akan menuntun pendengarnya mengalami peristiwa “aha”.
Peristiwa ini terjadi karena pendengar mencari makna “apa dari
kisah itu yang relevan baginya” dengan cara menerjemahkan kisah itu di
bawah sadar. Akhirnya kisah itu akan membawa pengaruh yang kuat
untuk memfasilitasi perubahan.
Jika kita perhatikan para pembicara profesional, motivator, tokoh
agama, politisi, mereka semua senang sekali menggunakan kisah-kisah
inspiratif untuk mempengaruhi pikiran pendengarnya.
Seorang tokoh yang sangat terkenal yang disebut di awal tulisan ini
yakni Milton H. Erickson (Clinical Hypnotherapy ) adalah orang yang
berjasa sangat besar pada pengembangan metafora sebagai alat
transformasi perubahan secara ilmiah dan modern.
Demikianlah, beberapa hal penting mengenai NLP yang perlu
dipelajari. Hal-hal lain yang lebih detail dapat dibaca di sejumlah literatur
NLP atau mengikuti kursus NLP.

SURAT KETETAPAN Nomor: 01/SK-DEMA UNS/X/2011 Tentang PARTAI MAHASISWA Menimbang: 1. Bahwa untuk menjaga kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan

SURAT KETETAPAN

Nomor: 01/SK-DEMA UNS/X/2011

Tentang

PARTAI MAHASISWA

Menimbang:

  1. Bahwa untuk menjaga kelancaran dan ketertiban penyelenggaraan PEMILU diperlukan Penetapan Partai Mahasiswa
  2. Bahwa untuk itu perlu segera disahkan Partai Mahsiswa Universitas Sebelas Maret.

Mengingat:

UU PEMILU UNS no 01 tahun 2010

UU PEMILU UNS no 02 tahun 2010

Memperhatikan:

  1. Hasil pembahasan dan penetapan Partai Mahasiswa Universitas Sebelas Maret dalam Sidang Paripurna VI tanggal 14 Januari 2011.

Memutuskan:

  1. Penetapan Partai Mahasiswa Universitas Sebelas Maret sebagaimana terlampir.
  2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan dapat ditinjau ulang.
Ditetapkan di Surakarta

Tanggal 14 Januari 2011

Pukul: 15.00 WIB

Ketua DEMA UNS

Fajar Slamet Handoko

NIM. H 0106056


No : 01/SP/DEMA UNS/ I/ 2011

Hal : Surat Pengesahan Partai Mahasiswa

Lamp : 1 (Satu) Lembar

Segala puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan kita kenikmatan yang tidak pernah putus, yang dengan nikmat tersebut kita dapat beraktivitas dalam kerangka yang bermanfaat untuk memajukan kampus UNS yang tercinta.

Yang bertanda tangan dibawah ini saya :

Pihak I Dewan Mahasiswa UNS

Nama : Fajar Slamet Handoko

Alamat : JL.Kampung Gulon, Jebres, Surakarta

Status : Ketua umum Dewan Mahasiawa UNS

Pihak II Partai………………………..

Nama :

Alamat :

Status :

Menyatakan bahwa Partai………………………… merupakan partai peserta pemilu yang sudah berdiri di Universitas Sebelas Maret Surakarta pada tanggal………………... Dan disahkan oleh Dewan Mahasiswa UNS.

Surakarta, 10 Februari 2011

Ketua DEMA UNS

Fajar Slamet Handoko

NIM. H 0106056