Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Senin, 25 Januari 2010

taus

Orang yang suka menghina orang lain, dia akan dihina. (Umar bin Khattab)

Tanda-tanda orang bijaksana antara lain adalah lidahnya selalu basah dengan dzikrullah. (Utsman bin Affan)

Pekerjaan lebih banyak daripada waktu. (Hasan al-Banna)

Kemarahan manusia itu bermacam-macam. Ada yang lekas marah, lekas tenang dan lekas hilang. Sebagian lambat marah, lambat pula reda. Sebagian lagi lambat marah tetapi cepat reda. Yang ketiga ini terpuji. (Imam al-Ghozali)

Orang alim mengukir, sedang orang arif mengilapkannya. (Abdul Qadir Jailani)

Dalam hati setiap orang ada kebutuhan untuk merasa dicintai tanpa harus diperiksa dahulu apakah ia pantas menerimanya. (maurice Wagner)

Kesabaran itu adalah sesuatu yang terpuji kecuali ketika agama dihina, harga diri dikoyak, dan hak dirampas. (unknown)

Cara terbaik menghilangkan musuh adalah mencintainya. (unknown)

Sebaik-baik teman adalah yang menunjukkan kepada suatu kebaikan.

Perbaikilah dirimu sendiri, niscaya orang lain akan berbuat baik kepadamu.

Memperhatikan berarti membiarkan orang lain berkembang

Kiat Sukses Berinteraksi dengan Al-Quran

Kiat Sukses Berinteraksi dengan Al-Quran Al-Qur’an di Mata Rasulullah SAW

Al-Quran yang mulia adalah kitab yang menakjubkan dan penuh dengan mukjizat; menakjubkan dalam sifat-sifat dan karakteristiknya, kaya akan nilai-nilai dan petunjuknya, berlimpah akan isi dan hakekat-hakekatnya, berharga akan nash-nashnya dan taujihatnya, kuat dalam memaparkan tujuan dan misinya, aktual dalam menjalankan misi dan risalahnya, aplikatif dalam peranan dan pengaruhnya.

Mukjizat yang sarat dengan konsep dan petunjuknya, kontinyu dalam memberi nilai-nilai positif, memberi secara berkesinambungan dan sesuatu yang baru, yang dapat diterima oleh kaum muslimin disepanjang sejarah Islam hingga mereka mendapati didalamnya apa yang mereka inginkan untuk dijadikan bekal dalam mengarungi hidup di dunia dan menggapai keridloan Allah swt dengan membaca dan mentadabburinya serta berinteraksi dengannya dan menelaah nash-nashnya, mereka bahkan menafsirkan –dalam mengambil- ayat-ayatnya, menjelaskan syariat-syariat yang terkandung didalamnya, mengambil taujihat-taujihatnya, mengambil inti-inti dari dalamnya, dan memetik intisarinya.

Para ulama, para mufassirin dan para mutadabbirin –penelaah- mengambil ini semua isi Al-Quran di sepanjang zaman dan abad –tahun- dan mendokumentasikannya pada setiap masa, hingga Al-Quran tetap utuh memberikan sesuatu yang positif, nilai-nilainya sangat berharga yang tidak akan habis meskipun banyak orang telah mengambilnya, air yang segar mengalir deras dan tidak akan surut walau benyak yang meminumnya, naungannya yang begitu luas dan lapang yang tidak akan hilang walaupun orang berduyun-duyun menggunakannya. Cahayanya bersinar terang tidak akan padam, sedangkan risalah dan misi yang dibawanya selalu mengalami pembaharuan hingga datang abad ke 20 dan bahkan setelahnya hingga alam seluruhnya hancur !!!

Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Ali bin Abi Thalib dalam memberikan sifat Al-Quran : “Dia adalah kitabullah, didalamnya terdapat kabar –berita- orang-orang sebelum kalian, dan orang-orang setelah kalian, pemberi hukum diantara kalian, dia adalah pemisah yang tidak pernah main-main, barangsiapa yang meninggalkannya karena angkuh maka Allah akan membinasakannya, dan bagi siapa yang mencari hidayah selainya maka Allah akan menyesatkannya, Al-Quran adalah Tali Allah yang erat, Al-Quran adalah pemberi peringatan yang bijaksana, Al-Quran adalah jalan lurus, Al-Quran adalah kitab yang tidak akan melencengkan hawa nafsu, menyimpangkan lisan, dan memberikan kepuasan para ulama, tidak menciptakan keraguan dan tidak akan habis keajaiban-keajaiban yang terkandung didalamnya… Al-Quran adalah kitab yang tidak pernah bosan didengar oleh bangsa Jin sehingga mereka berkata : “Sungguh kami telah mendengar Al-Quran yang menakjubkan, memberi petunjuk ke jalan yang lurus maka kami beriman kepadanya”. (Surat Al- jin : 1-2). Barangsiapa yang berkata dengannya akan benar, yang mengamalkannya akan mendapat ganjaran, yang berhukum dengannya akan adil dan yang menyeru kepadanya akan dapat petunjuk kejalan yang lurus”.

Al-Quran tidak akan pernah memberikan kepuasan kepada para ulama, dan tidak akan habis keajaiban-keajaibannya, ibarat lautan yang dalam dan tidak diketahui batas kedalamannya, namun semakin diselami kedalaman lautan maka akan ditemukan banyak barang yang bernilai tinggi dan mahal harganya. Para ulama dengan keragaman ilmu dan pengetahuan serta kebudayaan mereka pasti akan menerima dan memetik nilai-nilai yang banyak darinya, bahkan mereka tidak akan pernah merasa puas dan selesai mencari ilmu yang terkandung didalamnya, semakin diselami Al-Qur’an maka akan semakin didapati banyak pelajaran, nilai-nilai, hikmah, arahan dan petunjuk-petunjuknya serta lain-lainnya. etapa banyak nilai-nilai yang telah mereka dokumentasikan, mengeluarkan kandungannya, namun Al-Quran tetap masih memberi dan memberi, bahkan terus menyeru kepada para pecinta yang lainnya untuk ikut mengambil seperti yang dilakukan oleh para pendahulunya, mencari nilai-nilai yang terkandung dan mendokumentasikannya.

Seorang Mu’min saat mentadabburkan dan berinteraksi dengan Al-Quran dengan baik dan benar, menelaah apa yang terkandung didalamnya akan nilai-nilai, petunjuk dan ajaran-ajarannya. Jika dibandingkan dengan para pendahulu mereka, maka akan dijumpai banyak inovasi dan inspirasi sehingga dapat memperbaiki persepesi yang salah terhadap orang-orang yang berkeinginan menutup pintu tadabbur terhadap Al-Quran dan berinteraksi dengannya.

To be continued...
Pintu interpretasi –menafsirkan- Al-Quran tidak akan pernah tertutup, luasnya lahan tafsir tidak akan pernah habis, bahkan umat manusia dipanjang zaman akan terus membutuhkan kepada penafsiran baru terhadap Al-Quran yang dapat memberikan solusi terhadap permasalahan yang dialami di zaman mereka, menyelesaikan problema yang dihadapi masyarakat, menjawab segala syubhat baru yang disebarkan oleh musuh-musuhnya, mempererat tali silaturrahim umat Islam dengan Al-Quran dan memperbaiki hubungan diantara mereka dan kehidupan mereka.

Kita dizaman modern saat ini lebih membutuhkan kepada Al-Quran, membaca dan mentadabburkannya, memahami dan menafsirkannya, hidup dan berinteraksi dengannya, mengeluarkan nilai-nilai yang berharga darinya, bergerak dengannya, berjihad melawan musuh dengannya, mengislah diri kita dan masyarakat melalui hidayahnya, menegakkan manhaj-manhaj hidup kita dengan panji-panji, system dan taujihat-taujihatnya. Karena saat ini merupakan zaman yang banyak kesesatannya seperti yang telah disebarkan tiga golongan sesat –yahudi, nasrani dan musyrik- terhadap umat manusia, dan melubangi garis pertahanan utama, menguasai tempat-tempat penting didalam akal, hati, masyarakat dan kehidupan umat manusia, sehingga jalan akhirnya adalah harus kembali kepada Al-Quran dan menerimanya untuk menghadapi musuh dan berjihad melawan mereka dengan petunjuknya.

Kita yang saat ini hidup dizaman yang penuh dengan kebobrokan dan penyakit, hampir terjerumus kelembah apinya, kita telah diuji oleh Allah untuk menghadapi musuh-musuhnya, diuji untuk tegak berdiri di medan pertempuran bersama mereka, menambal segala kebocoran yang terjadi ditengah mereka, memberikan kepada kita menjadi prajurit dan penerusnya, pengmban amanah dan pemerhati terhadap Al-Quran. Kita berharap Allah menolong kita dari ujian ini, memberikan kebehasilan dan taufik dimedan ini, teguh dan tegar menuju kemenangan disegala pertempuran, mengharap ganjaran dan pahala di dunia serta surga dihari kiamat.

Allah dengan karunia-Nya telah menganugrahkan kepada kita untuk menelaah Al-Quran dengan cara mentadabburkannya, memahaminya dan menafsirkannya, walaupun sebagai usaha yang masih terbatas, kurang dan sedikit, namun kita memohon kepada Allah yang Maha Esa untuk selalu hidup dibawah naungan Al-Quran, selalu bersamanya dalam mengarungi perjalanan yang indah dan menyenangkan, berusaha merengkuh darinya nilai-nilai yang berharga, meneguk telaga yang jernih, menggunakan kunci-kunci yang bermanfaat lagi baik, agar bisa berinteraksi dengan Al-Quran, mendapatkan sentuhan-sentuhannya dan hidup dibawah naungannya.

Rasulullah saw memberikan Al-Quran beberapa sifat dengan benar sebagaimana yang diisyaratkan dalam hadits-haditsnya yang menunjukkan sebagian karakteristik, keutamaan dan keistimewaan Al-Quran, menyebutkan beberapa pengaruh-pengaruhnya dan misinya dalam kehidupan, menjelaskan kedudukan para sahabat, pemerhati, perealisasi dan penyeru Al-Quran di dunia dan di akhirat.

Kalam Rasulullah saw tentang Al-Quran merupakan kalam yang baik, dicintai dan selalu mengandung ilmu, dikenal akan keistimewaannya, karakteristiknya, peranannya dan misinya, karena Al-Quran diturunkan kepadanya, sehingga beliaulah yang lebih faham diantara manusia akan kalamullah – Al-Quran-, lebih banyak pengalamannya, karena itu bertolak belakang dari sifat-sifat ini terhadap ucapan dan perkataannya, dan karena itu pula ucapannya tentang Al-Quran merupakan warna khusus, dalil yang istimewa dan wahyu tersendiri.

Kami hadirkan disini beberapa hadits shohih Rasulullah saw bagian pertama tentang bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur’an bagian pertama, -mudah-mudahan akan dapat kita lanjutkan lagi bagian-bagian lainnya- tentang pandangan nabi saw. terhadap Al-Quran, sehingga -dengan pemaparan ini- niscaya semakin menambah pengenalan kita tentang karakteristik, sifat, keistimewaan, keutamaan, misi dan tujuan Al-Quran.

1. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Turmudzi dan Abu Daud dari Utsman bin Affan ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sebaik-baik kalian adalah yang belajar Al-Quran dan mengajarkannya”.

2. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim, Turmudzi, Nasa’I dan Abu Daud dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Perumpamaan orang mu’min yang membaca Al-Quran seperti buah utrujah : baunya wangi dan rasanya enak –manis-, dan perumpamaan orang beriman yang tidak membaca Al-Quran seperti buah Tamr –Korma- tidak memiliki bau namun rasanya manis, dan perumpamaan orang munafik yang membaca Al-Quran seperti Raihanah –parfum- baunya wangi namun rasanya pahit, dan perumpamaan orang munafik yang tidak membaca Al-Quran seperti buah handzolah : tidak ada bau dan rasanya pahit…”

3. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abu Musa Al-Asy’ari ra. berkata: Rasulullah saw bersabda : “Berjanjilah untuk mengamalkan Al-Quran ini, demi jiwa Muhammad yang berada digenggamannya yang demikian lebih besar dosanya jika dilupakan dari seekor unta yang kehilangan akalnya”.

4. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori, Imam Muslim dan Nasa’i dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya perumpamaan penghapal Al-Quran seperti pemilik seekor unta yang ditambatkan, jika dia mengikatnya maka dia tidak akan lepas dan pergi, namun jika dia melepas ikatannya maka dia akan pergi…” dan ditambahkan oleh imam Muslim : “Dan jika penghapal Al-Quran membaca dan menikmati kandungannya, maka dia akan datang pada hari kiamat memberi syafaat kepadanya”.

5. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Muslim dari Aisyah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : “Bagi siapa yang membaca Al-Quran dengan mahir maka ganjarannya akan didudukkan bersama para malaikat yang mulia dan baik, dan bagi siapa yang membaca Al-Quran namun terbata-bata didalamnya dan terasa berat atasnya maka baginya dua ganjaran”.
6. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Umamah ra. berkata : Saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Bacalah kalian Al-Quran karena sesungguhnya ia akan datang datang pada hari kiamat memberi syafaat kepada yang membaca”.

7. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari An-Nawas bin Sam’an berkata : Saya mendengar ra. Rasulullah saw bersabda : “Akan didatangkan pada hari Kiamat dengan Al-Quran dan orang-oarng yang mengamalkannya di dunia terutama –yang mengamalkan- surat Al-Baqoroh dan Ali Imron yang akan memberi hujjah –pembelaan- bagi pembaca dan mengamalkannya”.

8. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Umar bin Al-Khattab ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya Allah mengangkat derajat suatu kaum melalui Kitab ini –Al-Quran- dan merendahkan yanglainnya..”.

9. Diriwayatkan oleh Abu Daud dan Turmudzi dari Abdullah bin Amru bin Al-Ash ra. dari Nabi saw bersabda : “Akan dikataktan kepada siapa yang membaca Al-Quran : Bacalah dan lemah lembutnya, bacalah dengan tartil sebagaimana kamu membacanya di dunia dengan tartil, karena sesungguhnya kedudukanmu dengan yang lainnya terdapat pada satu ayat yang kamu baca…”.

10. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Abdullah bin Mas’ud berkata ra. Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang membaca satu huruf dari Kitabullah -Al-Quran- maka baginya satu ganjaran, dan satu ganjaran akan dilipat gandakan sepuluh kali, Aku tidak mengatakan Alif Lam Mim satu huruf, namun Alif satu huruf, Lam satu huruf dan Mim satu huruf…”.

11. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Abdullah bin Abbas ra. berkata Rasulullah saw bersabda : “Sesungguhnya orang yang dimulutnya tidak ada sedikitpun dari ayat-ayat Al-Quran seperti rumah yang kosong”.

12. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Abdullah bin Umar bin Al-Khattab ra. dari Nabi saw bersabda : “Tidak boleh ada Hasad –dengki- kecuali pada dua hal : kepada seseorang yang diberi oleh Allah Al-Quran lalu ia mengamalkannya sepanjang malam dan siang hari, dan kepada seseorang yang Allah anugrahkan kepanya harta dan ia menginfakkannya sepanjang malam dan siang hari…”.

13. Diriwayatkan oleh Imam Muslim dan Abu Daud dari Abu Hurairah ra. bahwa Rasulullah saw bersabda : “…Dan tidaklah berkumpul suatu kaum di dalah satu rumah dari rumah-rumah Allah, mereka membaca Kitabullah –Al-Quran-, dan saling mengajarkannya diantara mereka kecuali turun ditengah-tengah mereka ketentraman, dinaungi rahmat dan dikelillingi para malaikat serta Allah SWT menyebut-nyebut mereka kepada siapa yang berada disisinya”.

14. Diriwayatkan oleh At-Turmudzi dari Imron bin Hasin ra. bahwasannya saat dia melewati orang yang sedang membaca Al-Quran kemudian meminta ganjaran dari manusia, maka Imron menggelengkan kepala –atau dia berkata : Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Rajiun –Sesungguhnya kita milik Allah dan kepada-Nyalah kita akan kembali, dan berkata lagi ; saya mendengar Rasulullah saw bersabda : “Barangsiapa yang membaca Al-Quran maka hendaknya dia mengharap ganjaran dari Allah, maka sesungguhnya akan datang suatu kaum yang mereka membaca Al-Quran lalu meminta upah kepada manusia kecuali akan dihinakan”.

15. Diriwayatkan oleh Abu Daud dari Jair bin Abdullah ra. berkata : ketika kami pergi bersama Rasulullah saw sambil membaca Al-Quran dan ditengah-tengah kami ada orang arab dan ‘ajam -non arab- maka Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al-Quran, karena semuanya banyak mengandung kebaikan. Dan akan datang suatu kaum mereka membacanya seperti Al-Qodh tergesa-gesa namun tidak berlambat-lambat –tartil-…”.

16. Diriwayatkan oleh Imam Bukhori dan Imam Muslim dari Jundub bin Abdullah ra. berkata : Rasulullah saw bersabda : “Bacalah Al-Quran apa-apa yang dapat menyatukan hati kalian, namun jika kalian berselisih maka luruskanlah darinya”. Dan banyak lagi hadits-hadits nabi saw tentang pandangan nabi saw. terhadap Al-Quran.

Demikianlah pandangan Rasulullah saw tentang Al-Qur’an, mengandung banyak hikmah dan mauidzah untuk memotivasi kita berpegang teguh kepada Al-Quran, dengan membaca, mentadabburkan, menghafal dan mengamalkan Al-Quran. Karena Al-Quran merupakan sumber kekuatan dan izzah umat Islam yang tidak dapat ditandingi oleh kitab manapun. Bahkan orang kafir sendiri begitu faham akan sumber kekuatan dan izzah ini, sehingga secara gamblang Allah swt. mengungkapkan akan pengakuan mereka agar bisa mengalahkan umat Islam secara menyeluruh; Allah berfirman : “Dan orang-orang yang kafir berkata: “Janganlah kamu mendengar dengan sungguh-sungguh akan Al Quran ini dan buatlah hiruk-pikuk terhadapnya, supaya kamu dapat mengalahkan mereka”. (Fushilat : 26)

http://www.al-ikhwan.net/kiat-sukses-berinteraksi-dengan-al-quran-1-al-quran-di-mata-rasulullah-saw-238/

Semoga bermanfaat, walau panjang...

Minggu, 24 Januari 2010

Jumat, 22 Januari 2010

PERJALANAN

Subhanalloh, Maha Besar Alloh atas semua inspirasi dan hikmah di setiap episode kehidupan.

Rabu, 20 Januari 2010

MIMPI

bismillah..
antara salafi dan pks..kenapa dia yg datang menyatakan,tapi realitanya ia yg sms?

Ya ALLOH, kuatkanlah hamba dalam masa penantian ini..

Selasa, 19 Januari 2010

This Time 4 Married

Sebuah Intisari dari buku “ Saatnya Untuk Menikah”
Sekali lagi, dibuang sayang. Sebuah Tulisan sebagai tugas TTS (Tarbiyah Tsaqofiyah Sleman) untuk mata kuliah “Rumah Tangga Muslim”. Semoga bisa bermanfaat bagi semua. Sebuah inti sari dari bukunya ust Faudzil Adzhiem, penulis legendaris dan best seller tentang pernikahan.

Tidak ada pelabuhan yang dapat menjadi tempat kita menyandarkan kegelisahan selain menikah. Mengingkari panggilan hati untuk menikah sama hal nya mengingkari fitrah kita sebagai manusia.

1.Saatnya untuk menikah

Pernikahan tampak begitu indah bagi orang yang belum menikah, semata karena mereka merasakan panas dinginnnya menahan gejolak cinta. Banyak di antara kita yang meluap-luap semangatnya untuk menikah, tetapi lupa menyiapkan bekal yang harus dibawanya setelah menikah. Demikian pula sebaliknya, banyak yang hampir tidak kuat menahan gejolak rindu yang mencekam, tetapi tidak berani melangkahkan kakinya untuk meminang. Kata Aiman bin Huzaim berkata, “ Tiada lagi resah saat bersanding dengan wanita resah itu hadit saat berjauhan dengannya.”

Kerinduan semakin melecut suatu waktu jika jarak sebelumnya saling berdekatan. Kuatnya perasaan terhadap pernikahan justru akan semakin menggelora pada orang-orang yang pernah merasakan gelak canda pernikahan. Jika anda sudah merasa gelisah jika pada malam-malam yang sepi mencekam tidak ada teman yang mendampingi, inilah saatnyua bagi anda untuk menikah. JIka anda sudah mulai tidak tenang saat sendirian, itulah saatnya anda perlu hidup berdua. Jika anda sudah begitu resah saat melihat akhwat di perjalanan, itulah saatnya anda menguatkan hati untuk datang meminang. Hanya dua Kalimat saja yang perlu anda persiapkan untuk meminang : Alhamdulillah bila diterima dan Allohu akbar bila ditolak.
Bekal sebelum memasuki pernikahan.

a.Bekal ilmu
Ilmu yang berkenaan dengan apa yang akan kita lakukan serta ilmu tentang bagaimana melakukan. Mengajarkan ilmu agama kepada istri berarti membutuhkan penguasaan dan pengajaran ilmu agama kepada istri.

b.Kemampuan memenuhi tanggung jawab
Tanggung jawab suami terhadap istri tak hanya pemenuhan materi saja tapi juga pemenuhan sexual. Umar Bin Khatab ra menetapkan aturan waktu maximal seorang tentara muslim bertugas meninggalkan rumah juga karena pertimbangan ini.

c.Kesiapan menerima anak
Banyak yang nikah muda tapi ga mau punya anak?. Satu hal yang digaris besari dari ilmu pernikahan adalah menyegerakan menikah berbeda dengan tergesa-gesa menikah. Anjuran untuk nikah dini tidak boleh ternodai oleh pernikahan yang tergesa-gesa serta desakan dari sejumlah pembimbing halaqoh yang belum mengenal betul bimbingannya.

d.Kesiapan Psikis
Membayangkan indahnya pernikahan, tapi terkadang tanpa belajar untuk siap menerima kekurangan dari orang yang kelak akan menikah dengannya. Banyak yang membayangkan indhanya kemanjaan Aisyah ra tanpa dibarengi dengan kesiapan bahwa Aisyah pencemburu berat. Betapa banyak yang mendambakan istri seperti Khadijah, tetapi tidak mau menikah dengan orang yang usianya sedikit saja diatasnya. Kesiapan psikis untuk berumah tangga juga berarti kesiapan untuk menerima kekurangan-kekurangan orang yang menjadi pendampingnya.
Banyak keluh yang terucap dan kekesalan yang terlontarkan, ini bukan karena mereka menikah di usia muda, tetapi karena kesiapan psikis mereka yang belum tertata saat memasukinya.

e.Kesiapan ruhiyah
Kesiapan ruhiyah adalah jika seseorang yang hatinya telah terbuka terhadap kebenaran risalah-Nya, yang mendahulukan naqli daripada aqli , mendahulukan dalil yang jelas daripada ra’yu (zhan). Dan sadar betul Robb menghalalkan hubungan mereka dengan perjanjian yang amat berat (mistsaqon ghalizha). Sungguh, sekiranya seorang pemuda yang telah memiliki kesiapan ruhiyah datang meminang, ia lebih utama untuk didahulukan sekalipun belum memiliki cukup ilmu maupun bekal ma’isyah. Sebab orang yang bagus kesiapan ruhiyahnya dapat mengarahkan diri untuk belajar apa yang belum dimilikinya.

2.Bersiap-siap sebelum menikah

a.Mengenal istri
Cara untuk belajar menjadi istri terbaik, hanyalah melalui suami. Begitu juga sebaliknya. Tidak bisa melalui pacaran. Pacaran hanya mengajarkan bagaimana caranya menjadi pacar terbaik bukan suami atau istri terbaik. Jane Askham bilang bahwa lamanya hubungan pranikah serta tingkat intensitas hubungan pranikah, tidak memberikan sumbangan positif setelah mereka bersepakat untuk menikah.

Persepsi yang timbul selama berlangsungnya hubungan pranikah cenderung persisten, padahal sifat persisten akan menjadi penghalang bagi proses untuk saling melakukan perubahan setelah menikah.

b.Kesiapan untuk mencari nafkah
Bekerja berarti memenuhi amanah 4jJI dan soal rezeki untuk akan menjadi tanggunganNya, sedangkan menyebut jenis pekerjaan belum tentu menggambarkan bahwa seseorang itu memang betu-betul serius bekerja. Kesiapan member nafkah tidak berhubungan dengan adanya pekerjaan tetap bagi calon suami. Seseorang yang sudah memiliki pekerjaan tetap dan besar, belum tentu memiliki kesiapan untuk member nafkah.

Siap atau tidaknya seorang suami berparameterkan:
1)Apakah ia lebih suka makan dengan hasil keringatnya sendiri ataukah dia lebih suka bahkan berharap-harap menikmati pemberian.
2)Apakah ia mendahulukan ikhtiar daripada menyerah pada keadaan.
3)Apakah ia telah memiliki ilmu tentang segala sesuatunya yang akan menjadi tanggung jawabnya: kewajiban – kewajiban yang harus ditunaikan untuk diri sendiri, ortu, istri dan orang lain.

3.Yang perlu Anda ketahui tentang Jodoh


Seperti halnya mata kita yang sering todak sanggup melihat yang sebenarnya di balik yang tampak, anggapan kita terhadap mereka, yang kita anggap “ tidak sepadan”, boleh jadi juga sepenuhnya salah. Kita mempertanyakan kebenaran janji 4JJI, tetapi lupa barangkali mata wadaq kita yang tidak sanggup melihat di balik yang tampak. Yang kelihatannya tidak sebanding, setara nilainya di hadapan 4JJI, sehingga tidak ada yang meleset dari janji 4JJI.
Boleh jadi, apa yang tampaknya tidak sepadan, tidak sekufu itu merupakan ujian yang apabila kita tulus, kita meperoleh derjat yang tinggi di sisiNya, pastikan kita termasuk orang yang husnudzon kepada ketemutuan 4JJI.

4.Sekali lagi, tentang sumber tentang sumber Informasi


Proses pernikahan Khadijah dengan Muhammad member pelajaran yang penting yang teramat sayang untuk dilewatkan begitu saja. Usaha untuk memperoleh informasi hanya dari orang yang dikehendaki Khadijah dilakukan dengan sanagt hati-hati. Khadijah ingin memperoleh informasi hanya dari orang yang betul-betul mengenal secara pribadi Orang yang mengenal secara pribadi dengan criteria: pernah menginap bareng, menemani dalam perjalanan jauh, berhubungan dengan amanah keuangan, sikap terhadap permusuhan internal.

Jika kita terkecewakan dengan informan kita disebabkan karena :

1). Orang yang tidak dapat dipercaya
2). Informan seorang yang jujur, tulus, tidak suka mengelabuhi, tetapi ia mempunyai kekurangan terhadap berita yang didengarnya, atau sering tidak lengkap dalam mengingat informasi.
Sebaiiknya sikap longgar membuat kita terlalu menggampangkan apa saja yang telah dimudahkan oleh 4JJI, menyepelekan hal-hal yang telah disederhanakan, dan tersesa-gesa menyimpulkan perkara-perkara yang belum jelas kebenarannya, kecualikecuali sebatas sebutan si Fulan baik agamanya atau buruk akhlaqnya. Sesungguhnya, banyak kekecewaan yang sulit dihapuskan bermula dari sikap-sikap yang demikian. Atau perlu cari informan pembanding.

5.Mengapa kita sibuk meninggikan kriteria?

Secara sederhana, mempersulit diri adalah setiap halangan yang timbul karena kita membatasi hal yang telah dilapangkan Allah, mempersempit hal yang telah diluaskan-Nya, dan mempererat hal yang diringakannya sehingga kit atidak mampu mencapainya. Ini berbeda dengan riyadhah (latihan ruhani) yang dilakukan oleh sebagian kaum muslimin untuk membentuk sikap qona’ah dan zuhud pada diri mereka. Ketika seseorang telahmenetapkan criteria yang sangat tinggi, ia akan cencerung sangat peka terhadap hal-hal yang bergeser dari kriterianya. Kekecewaan karena tidak terpenuhinya atau ketidaksesuaian antara harapan dan kenyataan setelah menikah, dapat menjadi sumber konflik. Kalau telah ada pemicu, konflik yang laten itu bisa berubah menjadi pertengkaran yang tidak terelakkan. Terkadang, kekecewaan bermula dari perkara sepele yang benar-benar remeh.

Seorang suami tak harus menuntut istrinya pintar memasak yang sesuai dengan seleranya. Agar mereka siap menerima apa adanya manakala menikah dengan wanita yang tidak bisa memasak, atau pandai memasak sesuai asala daerahnya, tetapi kurang pandai menyesuaikan dengan lidah suami. Begitu juga impian mempunyai anak laki-laki tidak harus dipaksakan, karena anak perempuan-pun tidak menjadi masalah karena anak pada dasarnya ia member bobot kepada bumi dengan kalimat laa illa ha illaLloh.. Kita hendaknya mengaca diri terlebih dulu sebelum menetapkan kriteria tentang pendamping hidup yang kita harapkan. Agaknya tidak realistis kita menuntut agar mendapatkan pendamping hidup yang sempurna, sementara ilmu diniyyah kita masih kedodoran dan akhlaq pun masih compang-camping.

Memiliki harapan boleh-boleh saja. Kita sah-sah saja berharap mendapatkan pendamping yang lebih kokh agama, akhlaq dan ilmunya sehingga bisa membantu kita untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi di hadapan 4JJI. Akan tetapi, terdapat perbedaab antara harapan dan penetapan criteria.

6.Lihatlah wanita yang akan Kau nikahi

Dikisahkan cerita Mughiroh bin syu’bah, seorang sahabat Nabi pernah menikah 70 kali dan semuanya gagal, dikarenakan ia ga mau melihat wanita yang akan dinikahinya. Memandang calon istri pada waktu diberikannya kesempatan nadzar memilki status hukum tersendiri dan tidak bertentangan dengan keumuman perintah untuk menutup aurot. Memenuhi takhsish (pengkhususan) tidak berarti melanggar ketentuan umum tentang aurot. Alasan diperbolehkan melihat wanita yang akan dnikahinya ini adalah:

a.Anjuran untuk memandang calon istri tidak bertentangan dengan ketatnya peraturan Islam agar para wanita selalu menutup aurot dan laki-laki menundukkan pandangannya. Aturan nadzar ‘memandang’calon istri dengan pemandangan yang cermat dan penuh perhatian, merupakan takhshish.

b.Memandang dan memperlihatkan aurot yang diperbolehkan untuk dipandang pada waktu nadzar merupakan kebaikan.

c.Memandang (nadzar) dengan pandangan yang sungguh-sungguh merupakan perintah Nabi, memperlihatkan aurot untuk dipandang oleh pelamar tidak merupakan pengkhianatan terhadap suami jika ternyata pelamar pertama tidak jadi meneruskan ke proses pernikahan.
Batasan nadzar ada 2 yaitu melihat seluruh tubuh si wanita seperti yang dilakukan oleh Muhammad bin Masalamah sewaktu akan menikahi Tsaniyah binti Dhakhkah, dan pendapat ini dijadikan fatwa oleh Imam Dawud Azh-Zhahiri, namun ada pendapat lain yaitu batasan nadzar adalah sebatas bukan aurot, termasuk muka, tangan, dan ada yang menambahkan betis.
Namum dalam rangka kehati-hatian ikhtiyath banyak yang memakai pendapat yang kedua. Dan disarankan tidak menggunakan foto, karna kualitas gambar foto tidak bisa dijadikan acuan. Kalau mau dirunut lebih jauh, ujungnya adalah masalah keprasahan terhadap Alloh dan rasul-Nya. Bagi seorang muslimah yang mengimani kebenaran ajaran Rosululloh dengan penuh kepasrahan, jadi menikah atau tidak, tidak ada yang merugikan baginya. Sebab kedua-duanya mendatangkan kebaikan yang pasti.

Lakukanlah nadzar jika memang bisa menjaga rahasia tentang hal yang anda dapatkan saat memandang calon istri anda. Rahasia itu perllu anda genggam disaat anda merasa mantap dengan calon istri anda, sehingga anda terdorong untuk segera menikahinya, maupun ketika anda tidak sreg dengan hal yang ada pada wanita yang akan anda pinang. JIka anda membuka rahasia tentang apa saja yang membuat anda tidak sabar lagi menunggu malam pengantin, anda telah merusak kehormatannya dan kehormatan anda sendiri. Adapun jika anda membuka rahasia tentang hal-hal yang membuat anda tidak sreg menikahinya maka anda telah berkhianat.

Wanita pun dibolehkan melihat calon suaminya, dan calon suami harus bersikap apa adanya, dan tidak menyembunyikan kekurangannya.


7.Sekali lagi tentang Nazhar

a.Sandaran untuk menolak, memilih pendapat yang paling sesuai, atau menyisihkan pedapat yang paling sesuai, atau menyisihkan pendapat yang paling sesuai adalah dalil-dalil naqli yang jelas, bukan perasaan kita terhadap pendapat tersebut.

b.Mencoba berpikir bahwa kehormatan wanita akan lebih terjaga jika kita mau menegakkan hukum nadzar.

Nadzar seringkali disoroti dengan perintah yang berkebalikan dengan Ghodzul bashor. Perintah melakukan nadzar yang mengeluarkannya dari keumuman larangan melihat lawan jenis, disebabkan adanya beberapa kemslahatan yang hanya bisa diperoleh dengan melakukan nadzar. Atau keburukan bisa terjadi manakala tidak dikecualikan hukum memandang bagi orang yang akan menikah. Artinya pengecualian itu hanya berlaku bagi orang yang akan menikah dengan lawan jenis yang dimaksud, atau dengan orang yang secara sungguh-sungguh ia bermaksud untuk mengetahui tentang kemungkinan adanya ketetapan hati untuk menikah apabila ada hal-hal yang membuatnnya tertarik untuk menikahinya.

Sebuah pernikahan akan lebih mampu menundukkan pandanagn mata dan lebih menjaga kemaluaan apabila di dalamnya ditemukan cinta dan kebersamaan. Di sana ada keindahan yang dapat direngkuh bersama-sama, dan pintunya adalah wajah. “Maka, laki-laki yang hendak melamar wanita,” kata Ibnul Qoyyim al jauziyah, “ disyariatkan untuk melihat wajahnya. Sebab, jika ia sudah melihat kecantikan dan keindahannya, tentu lebih bisa membuahkan cinta dan kebersamaan di antara keduanya. “

Keindahan saat memandang pertama kali adalah gerbang. Selanjutnya penerimaan yang tulus, kehangatan saat menyambut kedatangan, serta kegembiraan saat bersama jauh lebih penting daripada kecantikan. Tetapi, pengabaian terhadap masalah keindahan, dapat menjadi pintu kekecewaan yang dapat menyalakan api pemberontakkan untuk mencari apa yang dapat melunakkan jiwanya.

Wanita boleh menolak nadzar jika ia tahu betul lelaki yang mau meminangnya tidak sungguh-sungguh untuk meminangnya. Tahu disini disertai dengan keyakina yang betul.

Ia berikan ujian kepada hamba-hamba-Nya agar denan itu orang-orang yang mengaku beriman, teruji keimannannya; dan orang-orang yang benar-benar mencintai-Nya dapat memperoleh kedudukan yang lebih tinggi di sisis-Nya. Ibarat kita sekolah, ada ujian yang harus kita tempuh ketika kita ingin naik kelas.dalam firmannya telah jelas QS. Ath Thalaq:7 dan QS Al Baqoroh: 286)

Bagaimana mungkin engkau bisa mendapatkan pendamping yang mencintaimu dengan sederhana,sementara engkau jadikan gemerlap kemapananmu sebagai pemikatnya? Bagiamana mungkin engkau mendapatkan suami yang menerimamu sepenuh hati dan tidak ada cinta di hatinya selain kepadamu, sementara engkau berusaha meraihnya dengan menawarkan kencan sebelum terikat oleh pernikahan? Bgaiamna mungkin engkau mendapatkan lelaki yang terjaga bila engkau mendekatinya dengan menggoda.

Menuanya usia kita menimbulkan kekhawatiran akan jauhnya jodoh, dimasa-masa seperti ini hnaya ketaqwaan dan husnudzon pada 4JJI-lah yang bisa menguatkan kita. Mungkin juga kita harus instrupeksi diri, terkadang kita mempersulit apa yang telah 4JJI mudahkan, sehingga kita mendapatkan kesulitan yang tak terbayangkan.

Bagaimana kalua muncul rasa sayang?, kita bisa menengok sejarah betapa para salafush shaleh terdahulu mengambil sikap yang sangat indah tentang dua orang yang saling mencintai. Mereka tidak memisahkan begitu saja, sebab tak ada yang tampak indah bagi dua orang yang saling mencintai kecuali menikah. Jika anda mendapati lelaki yang memiliki banyak keutamana kecuali dalam hal keberanian untuk menikah, boleh jadi yang anda perlukan adalah sedikit keberanian untuk menawarkan diri kepada laki-laki yang ia merasa mantap agama dan akhlaknya. Mereka tidak jatuh kehormatannya. Bahkan mereka termasuk orang-orang yang mulia.

9.Ketika wanita harus menawarkan diri

Sesungguhnya tidak ada halangan bagi seseorang wanita untuk menawarakan diri. Para sahabat nabi dan ulama saleh memandang sikap menawarkan diri sebagai sesuatu yang terpuji dan termasuk diantara kemulian seorang wanita. Belajar dari Khadijah ia pun juga menawarkan diri kepada nabi Muhammad, yang sebelumnya telah ia selidiki dulusedetail-detailnya kepribadian Muhammad.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menawarkan diri:
1.Carilah informasi seetail-detailnya sebelum memutuskan untuk menawarkan diri sehingga tidak terjadi ganjalan di tengah-tengah proses.
2.Hendaknya menawarkan diri melalui perantaan orang lain, bukan diri sendiri.
3.Orang yang diminta sebagai perantara adalah wanita yang setengah baya cenderung lebih mengerti bagaimana mengkomunikasikan maksud anda kepada laki-laki.
4.Proses menuju ke pernikahan tetap dilanjutkan dengan peminangan secara resmi pihak laki-laki.

Alasan pemilihan buku :

Buku ini sangat legendaris untuk dikupas, isinya rigid dan dekat dengan pembaca, gaya penulisan yang pas bagi anak muda. Karakter buku ini seperti seorang kakak yang menasehati adikknya , sedikit doktrin dan banyak menasehati. Yang saya terkesan dari buku ini adalah, kolaborasi pemikiran dengan siroh nabawiyah. Sehingga korelasi yang ada, menyebabkan problem solving yang koqnitif dan edukatif.

Buku ini sangat pas bagi mereka yang pengen sekali untuk menikah, dan saya yakin yang sudah pengen sekali menikah setelah membaca buku ini jadi menggebu keinginannya. Dan sekaligus ada trip trik cerdas dari pengalaman penulis.

Yang ga saya suka dari buku ini, doktrin kejama’ahannya kurang sekali, saya sedikit tidak setuju dalam hal, peremehan menikah berbeda dalam halaqohnya. Karena yang saya pahami, menikah adalah bagian dari ‘marotibul amal’ dan disana prosesnya memang murni ditujukan untuk berdakwah, mengembangkan dakwah, expansi dakwah lewat generasi yang dihasilkan dari sebuah pernikahan.

Dan diskriminasi keikutsertaan murrobi dalam penentuan pengambilan sikap dalam pernikahan juga saya kurang setuju. Ya pokoknya aspek keberjama’ahnya kurang banget dari buku ini, mengingat juga penulisnya bukan ikhwah. Wallohu alam bishowab.

SEPENGGAL KISAH-

Saat ku jalan-jalan ke pasar Kepuh, teringat perjalanan hidup ku dengan ibunda dahulu kala. Saat itu kami masih berjualan "kembang" di pasar Giriwoyo. Kmai mengais rejeki dari orang-orang yang membutuhkan kembang untuk "nyekar" orang yang meninggal. Saat dulu, kami belum mengetahui hukum syariat dalam memandang ziarah/ nyekar, yang kami tahu adalah bagaimana agar "kembang" untuk nyekar dan keperluan lain ini bisa laku.

Bukan bid'ah yang ingin aku bahas disini. Melainkan bagaimana perjuanagn emak dalam menjual "kembang" nya ini. Masih lekat dalam ingatanku, emak "ngrajang" pandan sebagai komposisi utama dalam "kembang" ini. Kami mengenal banyak hal, ada kembang setaman, nyekar,dan macam-macam kembang yang lainnya.

Setiap pagi emak menggendong "senik"-yanga kutahun sekarang bahwa senik ini sangat berat-. Emak pergi ke pasar tiap hbari, tak kenal lelah dan tak kenal putus asa. Kamu harus tahu bahwa harga "kembang" dahulu masih kecil, seratus-seribu rupiah kala tahun 2002nan. Jualan kembang memang sudah trdaisi keluarga kami, dari simbah buyut memang sudah berjualan "kembang", sehingga banyak yang mengenal kami dan memberi sebutan "putune mbah kembang".

Kala itu yang jualan "kembang" memang baru sedikit dan hanya simbah/ ibuku saja yang jualan. Teringan kisah perjuanagn ibuku, saat usaha keras beliau untuk sekolah, dari SD-SMEA yah walaupun tak sampai mendapatklan ijazah SMEA, ibuku patut diacungi 2 jempol. Sangat keras jika di banding dengan perjuanganku sekarang ternyata tidak ada apa-apa nya. Semangat beliau menginspirasiku untuk terus maju dan memotivasiku untuk terus berkarya.

Berlanjut ke cerita, ternyata dari kejadian dulu aku bisa memotivasiku . Aku tak butuh seorang trainer handal untuk memotivasiku, cukup Ibu ada di samping ku dan selalu memberiku semangat itu sudah lebuh dari cukup. Ya Robbbi muliakanlah Ibuku, sediakan rumah di surga untuk beliau, berikan beliau cinta yang luas karena Engkau juga Maha Mengetahui bagaimana "rekoso" nya masa kecil beliau.

Duhai Robbi Yang Maha Membolak-balikkan hati, tetapkanlah kami agar senantiasa di jalan MU.
Jadikan ilmu pengetahuan yang kami peroleh ini bermanfaat dan tak menjadi suatu yang sia-sia karena kecerobohan kami.

Ya Robbo, semoga keinginan Ibuku untuk memperoleh mantu yang sholeh dapat Engkau ijabahi. Kuatkan hamba dalam masa penantian ini. Semoga kisah Ibuku bisa menjadi motivator untukku ke depan. Kuatkanlah langhkah-lankah kami yang tertatih-tatih ini Ya Robbi, semoga aku bersemangat untuk terus berkarya baik di ilmu pendidikan ataupu kepenulisan ini.

Ya Alloh mudahkanlah jalan kami untuk menutupi hutang-hutang kami, kuatkanlah kami untuk menanti kehadiran sang kekasih, semoga dalam masa penantian ini aku semakin berkualitas, dan hanya Ridho Mu yang ku inginkan.

Kuatakanalah kami dalam barisan dakwah ini.

Kuatkanlah Ya Robb...

Allohumaghfirli walialidaya warkhamhuma kama robbayani shoghiroh.........

Jumat, 15 Januari 2010

SENYUM BUNDA

Hujan tadi sore yang sangat lebat, hemm da sms dari bunda. Seperti biasa,

Kamis, 14 Januari 2010

ALHAMDULILLAH..

Bismillah..
Ya Alloh, kuatkanlah langkah2 kami yg tertatih2 ini..
Semoga bapak sadar atas sikapnya selama ini.
Amin.

BUNDA..

aku kangen bun..

Perjalanan MK4

Bismillah, kuawali langkah kaki ini menapaki siang yang cukup terik. Huft! naik bus itu menjengkelkan pikirku. Tapi, subhanalloh, hari ini sungguh luar biasa, full manfaat, menggugah jiwa, menyejuk kalbu.

Rabu, 13 Januari 2010

HIDUP

Hidup adalah dakwah. Rumit, terjal, kelok, dan penuh liku. Seperti itulah hidup. Kehidupan adalah nafasnya, taqwa adalah inginnya, dan syurga adalah hal yang indah, sebagai motivasinya.

Seperti saat ini, saat aku ingat perjuangan pahit. Saat ada ikhwah-seharusnya- kami saling bersama2 mengusung dakwah, tetapi malah selalu mencoba memojokkanku..
Lahaula wala kuwata illa billah

Selasa, 12 Januari 2010

Mulai Berazam

Bismilah..
sebuah langkah menuju gerbang pernikahan, aku tak ingin menodai prosedur ini, semoga ke depanya akan ada barokah yang luar biasa. plus full manfaat, semoga..

Senin, 11 Januari 2010

secercah harapan

hari ini ada sebuah pengalaman yang sangt menyentuh ku. saat aku membuka fb teman yang menurut ku beliau sering memberi motivasi kepada ku. aku terhenyak saat diri ini membuka sebuah post link yang beliau masukkan ke dalam fb nya.

si kawan tadi siang cerita kalau ada seorang ikhwan yang meng-add beliau. beliau tau jika ikhwan tersebut sering coment di fb saya. antum tau siapa ikhwan yang telah meng-add beliau???

seorang ikhwan yang menjadi takmir di masjid Sultan Muhammad daerah Bulusulur...nanti saya akan cerita lagi insya Alloh tentang siapa ikhwan tersebut...

cerpen lama

Aku memasuki aula SMA I dengan takut - takut sambil menggelayut pada lengan kak Dony. Ramai juga ternyata dan suara musik terdengar memekakan telinga, Meski bukan musik keras. Hanya lagu pop yang sedang in. Kak Dony berjalan dengan santai tak memperdulikanku yang nampak ribet dengan kebaya yang aku pakai.

" Duh Kak.....jangan cepet - cepet dunk, ribet nih! Susah jalannya " bisikku. Namun Kak Dony hanya tersenyum simpul. Mau tak mau aku berusaha menjajari langkahku. Tanganku semakin kuat mencengkeram lengannya. Takut hilang.Lucu juga kalau hilang di aula almamater suamiku dan musti di cari - cari dengan speaker. Memalukan kak Dony saja.

" Eh Don, akhirnya datang juga dikau. Wah dah punya gandengan sekarang? Manis pula. Dapet di mana nih?" tiba - tiba seorang kawan Kak Dony menghentikan langkah kami.

" Assalamualaikum Di, alhamdulillah ada waktu datang ke sini. Alhamdulillah sekarang dah ada pacar " jawab Kak Dony. Dia mengenalkanku pada temannya yang bernama Adi itu. Aku hanya diam saja mendengarkan obrolan keduanya.

" Eh, Amelia juga datang lho. Belum merrid dia, tambah cantik pula dia " deg...Amelia? Gadis itu? Ku lirik Kak Dony, wajahnya nampak biasa - biasa saja.

" Ooh....aku belum ketemu dia. Sudah lama tak bertukar kabar malah. Terakhir aku mengirim email undangan pernikahanku , dia hanya membalas tak bisa datang karena ada urusan " jawab Kak Dony datar. Tiba - tiba seorang gadis cantik menghampiri kami.

" Dony,kamu datang juga akhirnya?" yah gadis itu Amelia. Lebih cantik daripada foto yang ku lihat. Aku masih diam karena aku bukan bagian dari komunitas itu.

" Eh iya, kenalin ini istriku. Nurizahra, tapi panggil saja Zahra " Kak Dony memperkenalkanku. Aku menyalami Amelia. Dan tak lupa ku beri ia senyum yang manis.

" Wah....cantik banget istrimu Don! Pinter kamu milih pasangan " puji Amel. Aku tersenyum menanggapi ucapan Amel. Kak Dony mengajakku duduk di banggu barisan tengah. Mataku tak berpindah memperhatikan sosok Amel yang anggun mempesona. Pintar dandan dan nampak elegan. Sayang, rambutnya masih di biarkan tergerai tanpa pelindung.

Amelia, pacar Kak Dony saat SMA dulu. Putus setahun setelah kelulusan Kak Dony sekitar tiga tahun lalu. Kak Dony bercerita padaku setelah ku desak -desak. She is firts love kak Dony. Dan ada rasa iri di dadaku menyelusup. Karena dia mengenal Kak Dony lebih dulu. Lebih lama, tentu saja lebih tahu Kak Dony di banding aku tentunya.

Aku baru mengenal Kak Dony setahun. Itupun akrab ketika kami sudah menikah. Amel pintar sekali membawa diri. Ramah dan supel. Tentu banyak yang menyukainya. Berbeda denganku, makai bedak saja aku ogah. Bahkan pakai di ajarin segala sama Kak Dony.

Malam itu aku benar - benar mengenal sosok Amelia. Tak heran bila dulu Kak Dony tergila -gila padanya.

---------------------------------------------------------------------------------

Aku membaca artikel itu sampai tuntas. Memang, pengalaman pertama selalu membekas seumur hidup. Apalagi masalah cinta. Yang pertama sulit terlupa. Ingatanku melayang pada Kak Dony. Memang dia bukan cinta pertamaku. Nun jauh dulu, aku pernah suka mungkin itu cinta monyet di usiaku ke 17 ya? Pada seorang ikhwan. Namun, Demi Allah saat aku menikah dengannya aku tak pernah memikirkan laki - laki lain. Hanya dia dihatiku. Memenuhi rongga dadaku. Hanya wajahnya yang tersektsa di dinding - dinding hatiku.

Tapi Kak Dony? Aku tak tahu bagaimana hatinya. Atau mungkin masih ada Amelia di sana. Atau tidak. Yang jelas, cinta pertama sulit terlupa dan tak ada matinya.

Saat Kak Dony pulang kerja, ku lihat wajahnya berseri - seri. Bahkan ku dengarkan senandung kecil dari bibirnya. Ada apa gerangan dengan dia?
Usai mandi ku siapkan makanan untuknya.

" Dhik, tadi Kakak ketemu sama Amel di kantor. Kebetulan kantor kakak sedang ada proyek dengan kantornya dan dia penanggungjawab dari kantornya " aku tersedak. Uhuk...Uhuk.....
Dia mengulurkan segelas air putih.
" Ati - ati dung " ucapnya kemudian. Aku menyimak ceritanya.

" Hebat tuh anak sekarang, keren mah.....karirku aja kalah sama dia " dia nampak bersemangat menceritakan sosok Amelia.

" Perasaan waktu SMA dia nggak pinter -pinter amat kok " lanjutnya. Aku diam.

" Kak...Amel cantik ya?" tanyaku tiba - tiba. Dia tertawa.

" Iya ...memang cantik. Apalagi zaman SMA dulu. Dia masih pakai kerudung. Wah...kakak benar - benar menyaksikan petumbuhannya dari gadis kecilmenjadi gadis dewasa. Zaman - zaman SMA saat ia tengah mekar - mekarnya bener - bener cantik deh. Beruntung saat jaman jahiliyah Kakak jadi pacarnya " jawabnya. Ada semburat rasa kecewa di hatiku. Tiba - tiba ponselnya berdering.

" Wah panjang umur tu anak. Lagi di omongin malah nelpon. Bentar ya!" dia mengangkat ponselnya. Aku mengangguk. Lalu aku membereskan piring - piring kotor. Membawanya ke dapur, sementara Kak Dony menyingkir ke teras.

Amelia, Kak Dony menyukainya sejak gadis itu kelas enam SD dan Kak Dony kelas 2 SMP. Waktu yang sangat lama bukan? Mungkin sudah sepuluh tahun berlalu. Dan aku yakin, waktu selama itu tak akan mungkin terlewat begitu saja.

---------------------------------------------------------------------

Aku duduk di sisi pembaringan. Menatap foto pernikahan yang terpajang di sisi tempat tidur. Hampir setahun usia pernikahan kami. Waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan. Rasanya baru kemarin aku mengenalnya. Baru kemarin aku mendapatkan biodatanya dari Ustadku. Dan baru kemarin ia datang ke Papa untuk meminangku.

" Aku hanya si dekil yang nyasar ke kota Dik, mungkin aku bukan suami sempurna untukmu. Aku mohon jangan menyesal memilihku dan terus dukung aku ya Dhik " begitu ucapnya di malam pertama kebersamaan kami.

Si dekil yang tabah itu. Si dekil yang sabar menghadapi sifat kekanakanku. Dan si dekil yang sering mengibaratkan dirinya dengan dahan kering.

" Kakak hanya dahan kering Dhik, sedang engkau bayang lepas yang hinggap di dahan kering itu " ah kak Dony, dia memang cuek. Bahkan kadang menyebalkan. Namun kadang pula ia sangat romantis. Suami yang baik, dan membiarkanku dewasa sesuai dengan kapasitasku. Tak ada kata menyesal dalam kamusku menikah dengannya.

Namun, sejak pertemuanku dengan Amelia. Aku merasakan, tatapan mata Amelia yang penuh makna ke kak Dony. Karena aku wanita, di berkahi dengan feel yang kuat. Makanya meski hanya sekilas, aku benar - benar merasakannya. Mungkin Amelia lebih bisa membahagiakan Kak Dony di banding aku. Sedang aku, kalah jauh di banding Amel. Aku wanita biasa, yang dia pilih. Mungkin karena saat itu tak ada pilihan lain lagi. Hanya aku akhwat siap nikah yang usianya masih di bawahnya. Atau karena ia kehilangan contact dengan Amel. Harusnya aku tahu diri. Harusnya aku cukup mengerti bahwa aku tak pantas bersanding dengan Kak Dony.

Menjelang tidur ku lihat dia asyik membaca majalah Tarbawi. Seperti biasa ia nampak santai.

" Kak....andai tak ada aku di hidup kakak sekarang. Apa kakak masih berharap Amel?" tanyaku tiba - tiba. Dia mengernyitkan dahi padaku. Tanpa menutup majalahnya ia berdehem.

" Mungkin. Hehehe...kan Amel tuh cantik, siapa ikhwan yang tak mau dengannya. Maslah hijab bisa lah sambil jalan....." jawabnya sambil tertawa. Mungkin ia mengira aku bercanda, namun ada luka menusuk perih. Sakit......

Aku memandangnya, ah kak...kalau memang Amel lebih dapat membuatmu bahagia aku ikhlas. Karena mungkin aku tak sempurna untukmu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ku lirik jam di pergelangan tangan. Sudah jam sepuluh lewat lima menit. Namun orang yang ku tunggu tak jua nampak batang hidungnya. Pengunjung rumah makan semakin ramai. Aku gelisah di tempat dudukku. Secangkir cokelat panas telah ku habiskan sejak tadi.

" Zahra, Maaf ya telat. Soalnya nganter Mama ke rumah sakit dulu " sebuah suara menyapaku. Dan seraut wajah cantik dengan rambut panjang hitam legamnya tersenyum di depanku. Suara Rani. Sahabat Kak Dony saat SMA dulu.

" Ada apa? Tumben Zahra ngajak ketemuan?" tanyanya kemudian setelah memesan minuman. Aku mengubah posisi dudukku. Dan memandangnya dengan takut - takut.

" Eng...Kak Rani, Zahra ingin bertanya tentang Amel. Kak Rani tahu kan bagaimana mereka dulu?" akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Dia diam. Dan menghela nafas sejenak.

" Ouwh itu...kan sudah lama. Tiga tahun yang lalu mereka putus. Dengan alasan yang tak di mengerti. Sejak Dony berubah menjadi alim " jawab Kak Rani. Ya....Kak Rani dan juga Amel pasti tak mengerti bagaimana pergolakan batin Kak Dony untuk sebuah hidayah yang selalu di pandang aneh orang lain.

" Iya, Zahra ingin tahu. Insya Allah Zahra nggak pa - pa kok. Hanya penasaran saja, sedang Kak Dony tak memiliki waktu untuk bercerita " aku memberi alasan.

Akhirnya ku tahu yang sebenarnya. Kak Dony dulu sangat mencintai Amel. Sejak masih SD. Sejak Amel masih belia. Mereka jadian dan menjadi pasangan romantis di sekolah takala Amel masuk ke SMA yang sama dengan Kak Dony. Tak ada yang tak tahu hubungan mereka. Dari penjaga sekolah sampai guru - guru.
Hingga...saat setahun kelulusan Kak Dony. Tiba - tiba Kak Dony berubah dan memutuskan Amel begitu saja. Saat itu Amel jatuh sakit selama sebulan. Bahkan keluarga nya Amel sampai memarahi dan memohon pada Kak Dony. Namun Kak Dony tetep keukeuh dengan keputusannya.
Dan satu hal yang menyesakkan dadaku. Sampai sekarang, Amel masih mencintai dan terus mencintai Kak Dony. Bahkan Kak Dony lah yang membuat Amel enggan untuk menikah.
Air mataku menitik. Yah...aku wanita dan dapat merasakan perasaan Amel. Bagaimana sakitnya tak dapat menggapai cintanya. Apalgi bagi seorang perempuan. Sulit untuk melupakan cinta dan butuh waktu. Mungkin tak sebentar.Amel....maafkan aku seandainya aku telah mendhzalimimu. Maafkan Zahra Mel.....

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Wah....pepes ikan bandengnya enak Ra. Kak Dony emang demen banget tuh makan pepes bandeng. Dulu aja waktu SMA dia selalu makan di rumahku biar dapet nyicipin pepes buatanku " ucap Amel sambil menjilati jemari lentiknya usai makan siang di rumah. Sengaja ku undang dia makan siang di rumah. Aku hanya tersenyum.

" Mau puding Mel?" tanyaku. Dia mengagguk.

" Wah puding nangka. Dirimu tahu banget di makanan kesukaanku sama Kak Dony yang sama " mulutnya asyik mengunyah puding buatanku. Hari ini aku mendengarkan cerita masa lalunya dengan Kak Dony. Sampai dengan berseloroh ku bertanya.

" Eh Mel, kalau masih ada kesempatan, dirimu mau gak sama Kak Dony?" eh dia malah tertawa.

" Sama dia? Cewek mana si yang gak mau sama dia? Cuma cewek bodoh kali. Dia baik, romantis, alim...wah pokoknya begini deh!" jawabnya sambil mengacungkan ibu jarinya. Aku diam mendengarkan dia kembali bercerita. Ku rasa posisiku salah di sini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Gak pulang Ra?" tanya Om Farhan padaku. Aku menggeleng.

" Jangan bilang Kak Dony Zahra ada di sini Om " pintaku.

" Kalian bertengkar?" aku menggeleng.

" Kami baik - baik saja Om....tapi....." akhirnya airmataku tak terbendung lagi. Aku cemburu. Aku kalah jauh oleh Amel dari segi manapun. Aku kalah telak. Bagaimanamungkin sepuluh tahun itu bisa terhapus begitu saja selama setahun.

" Hem...terlalu berlebihan itu. Ikhwan kalau sudah menikah pasti sudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Apalagi setelah melewati malam pertama. Yang pertama di sentuh, di lihat ya itu yang di ingat. Apalagi bagi ikhwan akhwat seperti kalian yang mengagungkan cinta sejati usai pernikahan. Dirimu tak kurang percaya saja sama Dony, dan rendah dirimu jg jangan berlebihan begitu " nasihat Om Farhan.

Sampai esok harinya aku malas pulang. Hp sengaja ku matikan. Aku ingin merenung sejenak. Beberapa kali Kak Dony menelepon Om Farhan dan aku melarangnya untuk memberitahu keberadaanku.

" Pulanglah Ra...Dony sangat khawatir. Dia benar - benar frustasi di tinggal pergi sehari olehmu " ucap Om Farhan. Aku diam. Di luar hujan turun deras. Ku dengar ketukan pintu di luar. Dengan aras - arasan ku bangkit berniat membuka pintu. Namun saat ku sibak tirai jendela.....

" Kak Dony?" desisku lirih. Pasti Om Farhan memberi tahu keberadaanku. Aku geram. Dia basah kuyup dengan wajah kucel. Aku segera menyingkir dari balik pintu namun terlambat. Ia lebih dulu melihat bayanganku di jendela.

" Ra.....kakak salah apa si padamu? Teganya meninggalkan kakak seperti ini. Kakak nggak bisa hidup tanpamu Dhik...." teriaknnya dari luar di selingi rintik hujan.

Air mataku mengalir perlahan. Kak Dony tak tahu apa - apa. Mungkin aku jahat ya? Tiba - tiba saja aku pergi dari rumah begitu saja.

" Ra....kakak rindu. Sungguh kakak rindu...." suaranya kian melemah dan BRUKKKK...................ter dengar suara benda jatuh di luar. Ku sibak tirai jendela. Kak Dony tersungkur di lantai. Langsung ku buka pintu.

" Kakakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk " pekikku takut. Ku raba tubuhnya. Panas. Aku langsung menjerit memanggil Om Farhan. Dan menangis di dadanya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Dhik....jangan tinggalkan kakak " dia kembali menggigau. 40 derajat celcius. Aku mengganti handuk basah di keningnya. Ah kakak....kekanakankah aku? Padahal seharusnya aku tak seperti ini. Tanganku mengusap pipinya, tulang rahangnya yang kuat. Tiba - tiba tangannya menggenggam tanganku. Dia sadar.

" Ra...maafkan kakak ya kalau ada salah. Tapi tolong jangan tinggalkan kakak ya?" ucapnya lirih. Airmataku membasahi pipi. Dia menyusut airmataku.

" Zahra yang minta maaf Kak...maafin Zahra ya? Tak seharusnya Zahra seperti ini?" akhirnya ku ceritakan semuanya. Dia tertawa sejenak.

" Ya amyun, jawaban Kakak di ambil hati Ra? Kakak kan hanya becanda saat itu " ucapnya.

" Tapi Amel masih mencintai kakak " ucapku.

" Kata siapa? Wong dua minggu lagi dia mau nikah sama Akmal ko, senior kakak yang lagi S2 di Prancis?" aku mendelik. Jadi......aku salah ya?

" Ra....bulshit kalau First love never dies. Kakak tak begitu, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Tapi bagi kakak, engkau memang bukan yang pertama di hati kakak. Tapi engkau adalah hari dan masa depan kakak. Aku akan sayang, tetap sayang dan akan selalu sayang pada Zahra "

" Tapi Zahra tak sesempurna akhwat - akhwat lain "

" Tidak ada yang sempurna di dunia ini Ra. Pernikahan itu adalah menyatukan dua menjadi satu agar lebih sempurna. Suami dan istri saling melengkapi Dhik....."

" Jadi..kakak sudah bisa melupakan cinta pertama kakak?"

" Bahkan seribu Amel datang ke kehidupan Kakak. Hanya Zahra yang mampu menggoyahkan kakak, hanya Zahra yang ada di hati ini "aku menangis hari.

" Sini chayang, peluk kakak. Aku rindu padamu Dhik...." dia merengkuhku dengan lengannya. Aku langsung tenggelam dalam dadanya. Tiba - tiba dia berbisik lirih.......

dinda, jangan pernah tinggalkan si dekil ini ya? si dahan kering, percayalah hanya engkau satu di hatiku.................


andai ku bisa merubah waktu tak ingin ada yang terluka

cerpen lama

Aku memasuki aula SMA I dengan takut - takut sambil menggelayut pada lengan kak Dony. Ramai juga ternyata dan suara musik terdengar memekakan telinga, Meski bukan musik keras. Hanya lagu pop yang sedang in. Kak Dony berjalan dengan santai tak memperdulikanku yang nampak ribet dengan kebaya yang aku pakai.

" Duh Kak.....jangan cepet - cepet dunk, ribet nih! Susah jalannya " bisikku. Namun Kak Dony hanya tersenyum simpul. Mau tak mau aku berusaha menjajari langkahku. Tanganku semakin kuat mencengkeram lengannya. Takut hilang.Lucu juga kalau hilang di aula almamater suamiku dan musti di cari - cari dengan speaker. Memalukan kak Dony saja.

" Eh Don, akhirnya datang juga dikau. Wah dah punya gandengan sekarang? Manis pula. Dapet di mana nih?" tiba - tiba seorang kawan Kak Dony menghentikan langkah kami.

" Assalamualaikum Di, alhamdulillah ada waktu datang ke sini. Alhamdulillah sekarang dah ada pacar " jawab Kak Dony. Dia mengenalkanku pada temannya yang bernama Adi itu. Aku hanya diam saja mendengarkan obrolan keduanya.

" Eh, Amelia juga datang lho. Belum merrid dia, tambah cantik pula dia " deg...Amelia? Gadis itu? Ku lirik Kak Dony, wajahnya nampak biasa - biasa saja.

" Ooh....aku belum ketemu dia. Sudah lama tak bertukar kabar malah. Terakhir aku mengirim email undangan pernikahanku , dia hanya membalas tak bisa datang karena ada urusan " jawab Kak Dony datar. Tiba - tiba seorang gadis cantik menghampiri kami.

" Dony,kamu datang juga akhirnya?" yah gadis itu Amelia. Lebih cantik daripada foto yang ku lihat. Aku masih diam karena aku bukan bagian dari komunitas itu.

" Eh iya, kenalin ini istriku. Nurizahra, tapi panggil saja Zahra " Kak Dony memperkenalkanku. Aku menyalami Amelia. Dan tak lupa ku beri ia senyum yang manis.

" Wah....cantik banget istrimu Don! Pinter kamu milih pasangan " puji Amel. Aku tersenyum menanggapi ucapan Amel. Kak Dony mengajakku duduk di banggu barisan tengah. Mataku tak berpindah memperhatikan sosok Amel yang anggun mempesona. Pintar dandan dan nampak elegan. Sayang, rambutnya masih di biarkan tergerai tanpa pelindung.

Amelia, pacar Kak Dony saat SMA dulu. Putus setahun setelah kelulusan Kak Dony sekitar tiga tahun lalu. Kak Dony bercerita padaku setelah ku desak -desak. She is firts love kak Dony. Dan ada rasa iri di dadaku menyelusup. Karena dia mengenal Kak Dony lebih dulu. Lebih lama, tentu saja lebih tahu Kak Dony di banding aku tentunya.

Aku baru mengenal Kak Dony setahun. Itupun akrab ketika kami sudah menikah. Amel pintar sekali membawa diri. Ramah dan supel. Tentu banyak yang menyukainya. Berbeda denganku, makai bedak saja aku ogah. Bahkan pakai di ajarin segala sama Kak Dony.

Malam itu aku benar - benar mengenal sosok Amelia. Tak heran bila dulu Kak Dony tergila -gila padanya.

---------------------------------------------------------------------------------

Aku membaca artikel itu sampai tuntas. Memang, pengalaman pertama selalu membekas seumur hidup. Apalagi masalah cinta. Yang pertama sulit terlupa. Ingatanku melayang pada Kak Dony. Memang dia bukan cinta pertamaku. Nun jauh dulu, aku pernah suka mungkin itu cinta monyet di usiaku ke 17 ya? Pada seorang ikhwan. Namun, Demi Allah saat aku menikah dengannya aku tak pernah memikirkan laki - laki lain. Hanya dia dihatiku. Memenuhi rongga dadaku. Hanya wajahnya yang tersektsa di dinding - dinding hatiku.

Tapi Kak Dony? Aku tak tahu bagaimana hatinya. Atau mungkin masih ada Amelia di sana. Atau tidak. Yang jelas, cinta pertama sulit terlupa dan tak ada matinya.

Saat Kak Dony pulang kerja, ku lihat wajahnya berseri - seri. Bahkan ku dengarkan senandung kecil dari bibirnya. Ada apa gerangan dengan dia?
Usai mandi ku siapkan makanan untuknya.

" Dhik, tadi Kakak ketemu sama Amel di kantor. Kebetulan kantor kakak sedang ada proyek dengan kantornya dan dia penanggungjawab dari kantornya " aku tersedak. Uhuk...Uhuk.....
Dia mengulurkan segelas air putih.
" Ati - ati dung " ucapnya kemudian. Aku menyimak ceritanya.

" Hebat tuh anak sekarang, keren mah.....karirku aja kalah sama dia " dia nampak bersemangat menceritakan sosok Amelia.

" Perasaan waktu SMA dia nggak pinter -pinter amat kok " lanjutnya. Aku diam.

" Kak...Amel cantik ya?" tanyaku tiba - tiba. Dia tertawa.

" Iya ...memang cantik. Apalagi zaman SMA dulu. Dia masih pakai kerudung. Wah...kakak benar - benar menyaksikan petumbuhannya dari gadis kecilmenjadi gadis dewasa. Zaman - zaman SMA saat ia tengah mekar - mekarnya bener - bener cantik deh. Beruntung saat jaman jahiliyah Kakak jadi pacarnya " jawabnya. Ada semburat rasa kecewa di hatiku. Tiba - tiba ponselnya berdering.

" Wah panjang umur tu anak. Lagi di omongin malah nelpon. Bentar ya!" dia mengangkat ponselnya. Aku mengangguk. Lalu aku membereskan piring - piring kotor. Membawanya ke dapur, sementara Kak Dony menyingkir ke teras.

Amelia, Kak Dony menyukainya sejak gadis itu kelas enam SD dan Kak Dony kelas 2 SMP. Waktu yang sangat lama bukan? Mungkin sudah sepuluh tahun berlalu. Dan aku yakin, waktu selama itu tak akan mungkin terlewat begitu saja.

---------------------------------------------------------------------

Aku duduk di sisi pembaringan. Menatap foto pernikahan yang terpajang di sisi tempat tidur. Hampir setahun usia pernikahan kami. Waktu yang sebentar untuk sebuah kebersamaan. Rasanya baru kemarin aku mengenalnya. Baru kemarin aku mendapatkan biodatanya dari Ustadku. Dan baru kemarin ia datang ke Papa untuk meminangku.

" Aku hanya si dekil yang nyasar ke kota Dik, mungkin aku bukan suami sempurna untukmu. Aku mohon jangan menyesal memilihku dan terus dukung aku ya Dhik " begitu ucapnya di malam pertama kebersamaan kami.

Si dekil yang tabah itu. Si dekil yang sabar menghadapi sifat kekanakanku. Dan si dekil yang sering mengibaratkan dirinya dengan dahan kering.

" Kakak hanya dahan kering Dhik, sedang engkau bayang lepas yang hinggap di dahan kering itu " ah kak Dony, dia memang cuek. Bahkan kadang menyebalkan. Namun kadang pula ia sangat romantis. Suami yang baik, dan membiarkanku dewasa sesuai dengan kapasitasku. Tak ada kata menyesal dalam kamusku menikah dengannya.

Namun, sejak pertemuanku dengan Amelia. Aku merasakan, tatapan mata Amelia yang penuh makna ke kak Dony. Karena aku wanita, di berkahi dengan feel yang kuat. Makanya meski hanya sekilas, aku benar - benar merasakannya. Mungkin Amelia lebih bisa membahagiakan Kak Dony di banding aku. Sedang aku, kalah jauh di banding Amel. Aku wanita biasa, yang dia pilih. Mungkin karena saat itu tak ada pilihan lain lagi. Hanya aku akhwat siap nikah yang usianya masih di bawahnya. Atau karena ia kehilangan contact dengan Amel. Harusnya aku tahu diri. Harusnya aku cukup mengerti bahwa aku tak pantas bersanding dengan Kak Dony.

Menjelang tidur ku lihat dia asyik membaca majalah Tarbawi. Seperti biasa ia nampak santai.

" Kak....andai tak ada aku di hidup kakak sekarang. Apa kakak masih berharap Amel?" tanyaku tiba - tiba. Dia mengernyitkan dahi padaku. Tanpa menutup majalahnya ia berdehem.

" Mungkin. Hehehe...kan Amel tuh cantik, siapa ikhwan yang tak mau dengannya. Maslah hijab bisa lah sambil jalan....." jawabnya sambil tertawa. Mungkin ia mengira aku bercanda, namun ada luka menusuk perih. Sakit......

Aku memandangnya, ah kak...kalau memang Amel lebih dapat membuatmu bahagia aku ikhlas. Karena mungkin aku tak sempurna untukmu.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Ku lirik jam di pergelangan tangan. Sudah jam sepuluh lewat lima menit. Namun orang yang ku tunggu tak jua nampak batang hidungnya. Pengunjung rumah makan semakin ramai. Aku gelisah di tempat dudukku. Secangkir cokelat panas telah ku habiskan sejak tadi.

" Zahra, Maaf ya telat. Soalnya nganter Mama ke rumah sakit dulu " sebuah suara menyapaku. Dan seraut wajah cantik dengan rambut panjang hitam legamnya tersenyum di depanku. Suara Rani. Sahabat Kak Dony saat SMA dulu.

" Ada apa? Tumben Zahra ngajak ketemuan?" tanyanya kemudian setelah memesan minuman. Aku mengubah posisi dudukku. Dan memandangnya dengan takut - takut.

" Eng...Kak Rani, Zahra ingin bertanya tentang Amel. Kak Rani tahu kan bagaimana mereka dulu?" akhirnya pertanyaan itu terlontar juga. Dia diam. Dan menghela nafas sejenak.

" Ouwh itu...kan sudah lama. Tiga tahun yang lalu mereka putus. Dengan alasan yang tak di mengerti. Sejak Dony berubah menjadi alim " jawab Kak Rani. Ya....Kak Rani dan juga Amel pasti tak mengerti bagaimana pergolakan batin Kak Dony untuk sebuah hidayah yang selalu di pandang aneh orang lain.

" Iya, Zahra ingin tahu. Insya Allah Zahra nggak pa - pa kok. Hanya penasaran saja, sedang Kak Dony tak memiliki waktu untuk bercerita " aku memberi alasan.

Akhirnya ku tahu yang sebenarnya. Kak Dony dulu sangat mencintai Amel. Sejak masih SD. Sejak Amel masih belia. Mereka jadian dan menjadi pasangan romantis di sekolah takala Amel masuk ke SMA yang sama dengan Kak Dony. Tak ada yang tak tahu hubungan mereka. Dari penjaga sekolah sampai guru - guru.
Hingga...saat setahun kelulusan Kak Dony. Tiba - tiba Kak Dony berubah dan memutuskan Amel begitu saja. Saat itu Amel jatuh sakit selama sebulan. Bahkan keluarga nya Amel sampai memarahi dan memohon pada Kak Dony. Namun Kak Dony tetep keukeuh dengan keputusannya.
Dan satu hal yang menyesakkan dadaku. Sampai sekarang, Amel masih mencintai dan terus mencintai Kak Dony. Bahkan Kak Dony lah yang membuat Amel enggan untuk menikah.
Air mataku menitik. Yah...aku wanita dan dapat merasakan perasaan Amel. Bagaimana sakitnya tak dapat menggapai cintanya. Apalgi bagi seorang perempuan. Sulit untuk melupakan cinta dan butuh waktu. Mungkin tak sebentar.Amel....maafkan aku seandainya aku telah mendhzalimimu. Maafkan Zahra Mel.....

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Wah....pepes ikan bandengnya enak Ra. Kak Dony emang demen banget tuh makan pepes bandeng. Dulu aja waktu SMA dia selalu makan di rumahku biar dapet nyicipin pepes buatanku " ucap Amel sambil menjilati jemari lentiknya usai makan siang di rumah. Sengaja ku undang dia makan siang di rumah. Aku hanya tersenyum.

" Mau puding Mel?" tanyaku. Dia mengagguk.

" Wah puding nangka. Dirimu tahu banget di makanan kesukaanku sama Kak Dony yang sama " mulutnya asyik mengunyah puding buatanku. Hari ini aku mendengarkan cerita masa lalunya dengan Kak Dony. Sampai dengan berseloroh ku bertanya.

" Eh Mel, kalau masih ada kesempatan, dirimu mau gak sama Kak Dony?" eh dia malah tertawa.

" Sama dia? Cewek mana si yang gak mau sama dia? Cuma cewek bodoh kali. Dia baik, romantis, alim...wah pokoknya begini deh!" jawabnya sambil mengacungkan ibu jarinya. Aku diam mendengarkan dia kembali bercerita. Ku rasa posisiku salah di sini.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Gak pulang Ra?" tanya Om Farhan padaku. Aku menggeleng.

" Jangan bilang Kak Dony Zahra ada di sini Om " pintaku.

" Kalian bertengkar?" aku menggeleng.

" Kami baik - baik saja Om....tapi....." akhirnya airmataku tak terbendung lagi. Aku cemburu. Aku kalah jauh oleh Amel dari segi manapun. Aku kalah telak. Bagaimanamungkin sepuluh tahun itu bisa terhapus begitu saja selama setahun.

" Hem...terlalu berlebihan itu. Ikhwan kalau sudah menikah pasti sudah melupakan apa yang terjadi di masa lalu. Apalagi setelah melewati malam pertama. Yang pertama di sentuh, di lihat ya itu yang di ingat. Apalagi bagi ikhwan akhwat seperti kalian yang mengagungkan cinta sejati usai pernikahan. Dirimu tak kurang percaya saja sama Dony, dan rendah dirimu jg jangan berlebihan begitu " nasihat Om Farhan.

Sampai esok harinya aku malas pulang. Hp sengaja ku matikan. Aku ingin merenung sejenak. Beberapa kali Kak Dony menelepon Om Farhan dan aku melarangnya untuk memberitahu keberadaanku.

" Pulanglah Ra...Dony sangat khawatir. Dia benar - benar frustasi di tinggal pergi sehari olehmu " ucap Om Farhan. Aku diam. Di luar hujan turun deras. Ku dengar ketukan pintu di luar. Dengan aras - arasan ku bangkit berniat membuka pintu. Namun saat ku sibak tirai jendela.....

" Kak Dony?" desisku lirih. Pasti Om Farhan memberi tahu keberadaanku. Aku geram. Dia basah kuyup dengan wajah kucel. Aku segera menyingkir dari balik pintu namun terlambat. Ia lebih dulu melihat bayanganku di jendela.

" Ra.....kakak salah apa si padamu? Teganya meninggalkan kakak seperti ini. Kakak nggak bisa hidup tanpamu Dhik...." teriaknnya dari luar di selingi rintik hujan.

Air mataku mengalir perlahan. Kak Dony tak tahu apa - apa. Mungkin aku jahat ya? Tiba - tiba saja aku pergi dari rumah begitu saja.

" Ra....kakak rindu. Sungguh kakak rindu...." suaranya kian melemah dan BRUKKKK...................ter dengar suara benda jatuh di luar. Ku sibak tirai jendela. Kak Dony tersungkur di lantai. Langsung ku buka pintu.

" Kakakkkkkkkkkkkkkkkkkkkkk " pekikku takut. Ku raba tubuhnya. Panas. Aku langsung menjerit memanggil Om Farhan. Dan menangis di dadanya.

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

" Dhik....jangan tinggalkan kakak " dia kembali menggigau. 40 derajat celcius. Aku mengganti handuk basah di keningnya. Ah kakak....kekanakankah aku? Padahal seharusnya aku tak seperti ini. Tanganku mengusap pipinya, tulang rahangnya yang kuat. Tiba - tiba tangannya menggenggam tanganku. Dia sadar.

" Ra...maafkan kakak ya kalau ada salah. Tapi tolong jangan tinggalkan kakak ya?" ucapnya lirih. Airmataku membasahi pipi. Dia menyusut airmataku.

" Zahra yang minta maaf Kak...maafin Zahra ya? Tak seharusnya Zahra seperti ini?" akhirnya ku ceritakan semuanya. Dia tertawa sejenak.

" Ya amyun, jawaban Kakak di ambil hati Ra? Kakak kan hanya becanda saat itu " ucapnya.

" Tapi Amel masih mencintai kakak " ucapku.

" Kata siapa? Wong dua minggu lagi dia mau nikah sama Akmal ko, senior kakak yang lagi S2 di Prancis?" aku mendelik. Jadi......aku salah ya?

" Ra....bulshit kalau First love never dies. Kakak tak begitu, semua itu tergantung pada diri kita sendiri. Tapi bagi kakak, engkau memang bukan yang pertama di hati kakak. Tapi engkau adalah hari dan masa depan kakak. Aku akan sayang, tetap sayang dan akan selalu sayang pada Zahra "

" Tapi Zahra tak sesempurna akhwat - akhwat lain "

" Tidak ada yang sempurna di dunia ini Ra. Pernikahan itu adalah menyatukan dua menjadi satu agar lebih sempurna. Suami dan istri saling melengkapi Dhik....."

" Jadi..kakak sudah bisa melupakan cinta pertama kakak?"

" Bahkan seribu Amel datang ke kehidupan Kakak. Hanya Zahra yang mampu menggoyahkan kakak, hanya Zahra yang ada di hati ini "aku menangis hari.

" Sini chayang, peluk kakak. Aku rindu padamu Dhik...." dia merengkuhku dengan lengannya. Aku langsung tenggelam dalam dadanya. Tiba - tiba dia berbisik lirih.......

dinda, jangan pernah tinggalkan si dekil ini ya? si dahan kering, percayalah hanya engkau satu di hatiku.................


andai ku bisa merubah waktu tak ingin ada yang terluka

ALLL ABOUT TAARUF

TAARUF YUEK,,,,,,


Seorang akh yang aktifis baik kampus, sekolah dan syabiah karena masih menjadi seorang jejaka, maka tak jarang ia sering membatin, berangan-angan, dan bercita-cita membentuk rumah tangga Islami dengan seorang Muslimah sholihat yang menyejukkan hati dan mata. Alangkah bahagianya menjadi seorang suami dan seorang “qowwam” yang “qooimin bi nafsihi wa muuqimun lil ghoirihi” (tegak atas dirinya dan mampu menegakkan orang lain, terutama isteri dan anak-anaknya). Juga menjadi ‘imam yang adil’ yang akan memimpin dan mengarahkan isteri dan anak-anaknya.

Dan si akh pun bertekad bahwa ia sesungguhnya tak akan menilai kecantikan wajah calon istrinya dibalik jilbab yang dia kenakan, serta harta yang dimilikinya sebagai daya tarik untuk menikahinya. Tapi kecantikan hati, perilaku, serta ketaatannya kepada Dienul Islam itu yang utama. Karena dia ingat akan ajaran Rasulullah SAW yang sampai kepadanya : “ Janganlah engkau peristrikan wanita karena hartanya, sebab hartanya itu menyebabkan mereka sombong. Dan jangan pula kamu peristrikan wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikannya itu dapat menghinakan dan merendahkan martabat mereka sendiri. Namun peristrikan wanita atas dasar Diennya. Sesungguhnya budak hitam legam kulitnya tetapi Dienya lebih baik, lebih patut kamu peristrikan “. (HR. Bukhori)

Sejurus dengan posisinya sebagai aktivis dakwah dan amanah yang diembannya maka wajar kalau dia berpandangan bahwa pernikahannya bukan sekedar menikah saja, memilih calon suami, melafadzkan ijab kabul, melangsungkan pesta walimahan dan selesai. Justru ketika menikah, dia tengah memulai awal baru dari perjalanan dakwahnya. Pernikahannya adalah sebuah rekayasa dakwah global yang akan semakin melancarkan akselerasi dakwah itu sendiri. Akan ada network dakwah yang dibangun lewat pernikahannya itu. Bagaimana tidak? Ketika dia menikah, tonggak-tonggak dakwah yang baru dan kuat semakin jelas kekuatannya karena dia tidak menjalani dakwahnya sendirian saja. Dan akhirnya Sehubungan dengan beberapa amanah yang menuntutnya dalam menuangkan konsep dan pemikiran maka dia sangat memerlukan seorang pendamping sekaligus partner dakwah yang bisa diajak diskusi dan menyelesaikan segala qodhoya yang ada.

Alangkah menenangkannya mempunyai seorang isteri yang akan dijaganya lahir dan batin, dilindungi dan disayanginya karena ia adalah amanah Allah SWT yang telah dihalalkan baginya dengan dua kalimat Allah SWT. Ia bertekad untuk mempergauli isterinya dengan ma’ruf (QS An-Nisa:19) dan memperhatikan hadits Rasulullah SAW tentang kewajiban-kewajiban seorang suami. “Hanya laki-laki mulialah yang memuliakan wanita.” “Yang paling baik di antara kamu, wahai mu’min, adalah yang paling baik perlakuannya terhadap isterinya. Dan akulah (Muhammad SAW) yang paling baik perlakuannya terhadap isteri-isteriku.” “Wanita seperti tulang rusuk manakala dibiarkan ia akan tetap bengkok, dan manakala diluruskan secara paksa ia akan patah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

si Akh pun bertekad meneladani Rasulullah SAW yang begitu sayang dan lembut pada isterinya. Tidak merasa rendah dengan ikut meringankan beban pekerjaan isteri seperti membantu menyapu, menisik baju dan sekali-sekali turun ke dapur seperti ucapan Rasulullah kepada Bilal : “Hai Bilal, mari bersenang-senang dengan menolong wanita di dapur.” Karena Rasulullah suka bergurau dan bermain-main dengan isteri seperti berlomba lari dengan Aisyah r.a. (HR Ahmad), maka ia pun berkeinginan meniru hal itu serta menyapa isteri dengan panggilan lembut ‘De’, ‘Nda’ atau ‘Yang’.

Sejurus kemudian ketika si Akh disodorkan biodata oleh Murobbinya yang menurut Murobbinya merupakan calon Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam. Mereka sama-sama berazam bahwa pernikahan adalah ibadah, pernikahan adalah dakwah dan pernikahan adalah drama manusia ideal.

Akhirnya pada saat selanjutnya, tibalah saatnya untuk proses taaruf, si Akh berpikir daripada berangan-angan terus lebih baik action…….dan taarufpun dimulai, si Ukh didampingi Murobiyyahnya begitu pula si Akh didampingi Murobbinya…. proses taaruf dimulai dari mulai jam 8 pagi dihari Ahad…ketika hari beranjak siang..proses taaruf berjalan dengan alot, si akh banyak mengeluarkan pertanyaan-pertanyaan berupa kasus dan penyikapan si akhwat…tapi tentunya sebelumnya pada proses awalnya si akh menyanyakan kejelasan, aktifitas dan keikhlasan si ukh untuk menerima dirinya apa adanya dan tetap dijalan dakwah…sampai waktu dzuhur tiba, belum ada tanda-tanda proses taaruf akan berakhir karena si akh masih banyak pertanyaan yang harus dijawab si ukh…akhirnya diputuskan untuk break ISHOMA dan dilanjutkan kembali setelah rehat….dan waktu pun beranjak sore….maka murobbi si akh dengan cukup bijak mencoba meng cut acara taaruf..dan langsung menanyakan kesimpulan akhir dari keduanya karena kalau dibiarkan terus ga bakalan habis-habisnya pembahasannya yang kata si akh biar kenal calon secara keiikhlasannya, kafaahnya dll….yang pertamakali ditanya adalah si ukh….Bagamaimana ukhti mau terus lanjut ke proses selanjutnya atau cukup sampai disini…si ukh menjawab ,” Ana sih terserah ikhwannya…”. ” nah antum bagamana Akh?..kata Murobbinya……si akh tidak buru-buru menjawab, ntah masih ada yang mengganjal atau belum puas, cuma satu hal yang ada dibenak si akh..si ukh ini menurutnya kurang puas dalam menyampaikan pendapat atas kasus-kasusnya dan akhirnya dia merasa kurang sreg sedangkan dia punya segudang idealisme…cuma dia bingung, jawaban apa yang harus disampaikan dalam forum tersebut…karena murobbinya mendesak agar ada jawaban dari si akh…”Akhi cepat lah antum kasih keputusan prosesnya diteruskan, dicukupkan sampai disini atau antum perlu waktu tambahan untuk taarufnya…tapi masa dari jam 08.00 sampai jam 15.00 masih belum cukup juga”…..akhirnya dengan berat hati dan pelan namun pasti..si akh bilang…..” Afwan Ustadz tadi ana sedang study kasus….”. pelan namun dalam begitulah yang dirasakan si ukh hingga timbul keringat dingin dan wajahnya lama-lama menunjukan perubahan warna dari kecoklatan-kemerah-merahan dan akhirnya keputih-putihan hingga dia tak sadarkan akan dirinya lagi….waduh akh antum sebelum ketahuan ‘Jejak Kasus’ antum bisa berabe..antum pikirkan lagi tuh keputusannya…kasihan tuh akhwatnya ……….
Sehubungan dengan waktu yang sudah masuk waktu sholat ashar maka…murobbi ikhwan minta izin sama murobbiyah akhwat untuk sholat ashar dulu sambil melakukan lobi-lobi sama si akh (lobi-lobi walimah loh…bukan lobi-lobi politik) sambil berpesan agar si ukh di sadarkan dan bersabar atas apa-apa yang sudah terjadi….dengan segenap kasih sayang sang murobbiyah akhirnya si ukh lambat laun kesadarannya mulai pulih..aksi yang pertama adalah langsung memeluk murrobiyahnya sambil menuangkan segenap perasaannya…bagaimanapun juga pintu gerbang kebahagiaan bagi dia sebagai seorang sitri yang sholihat yang tergambar dibenaknya sudah kosong …bagaimanapun juga dia punya mimpi yang selalu bermain dalam benaknya dan yang kemudian menjadi tekadnya adalah keinginan menjadi isteri shalihat yang taat dan selalu tersenyum manis. Pendeknya, ingin memberikan yang terbaik bagi suaminya kelak sebagai jalan pintas menuju surga.
Tekad itu diperolehnya setelah mengikuti berbagai ‘tabligh’, ceramah, dan seminar keputerian serta membaca sendiri berbagai risalah. Bahkan banyak pula ayat Al-Qur’an dan Hadits yang berkaitan dengan hal itu telah dihafalnya, seperti “Ar Rijalu qowwamuna alan nisaa’…”,”Faso lihatu qonitatu hafizhotu lilghoibi bima hafizhallah…” (QS. An-Nisa ayat 34). Juga Hadits :”Ad dunya mata’, wa khoiru mata’iha al mar’atus sholihat.” (dunia adalah perhiasan dan sebaik-baik perhiasan adalah isteri sholihat). Atau, hadits “Wanita sholihat adalah yang menyenangkan bila dipandang, taat bila disuruh dan menjaga apa-apa yang diamanahkan padanya. Begitu pula hadits “Jika seorang isteri sholat lima waktu, shaum di bulan Ramadhan dan menjaga kehormatan dirinya serta suaminya dalam keadaan ridha padanya saat ia mati, maka ia boleh masuk surga lewat pintu yang mana saja. (HR Ahmad dan Thabrani). Hadits yang berat dan seram pun dihafalnya, “Jika manusia boleh menyembah manusia lainnya, maka aku perintahkan isteri menyembah suaminya.” (HR. Abu Dawud, Tirmidzi,Ibnu Majah, dan Ibnu Hibban)

Figur isteri yang sholihat, taat, dan setia serta qona’ah seperti Khadijah r.a. benar-benar terpatri kuat di benak si ukh dan jelas ingin ditirunya. Maka, tatkala Allah SWT memberikan kesempatan untuk berproses untuk mendapat jodoh seorang Muslim yang sholih, ‘alim dan berkomitmen penuh pada Islam, si ukh pun melangkah dan begitu menyelami proses yang tadi dilakukan dengan mantap. Begitu khidmat dan khusyu karena kesadaran penuh untuk beribadah dan menjadikan jihad dan syahid sebagai tujuan hidup berumah tangga.

…dengan nasihat penuh cinta dan dekapan kasih sayang..murobbiyah si ukh membisikan sesuatu kepada si ukh, ” Biar nanti ana yang menyelesaikan masalah ini…anti tenangkan dulu pikiran..ambil air wudhu, shlat ashar dan jangan lupa tilawah…..

…singkat cerita, si akh dan murobbinya sudah masuk kembali dan berkumpul dengan si ukh dan murobbiyahnya….tanpa basa-basi..murobbi si akh memohon maaf atas apa yang terjadi dan kemudian menanyakan kepada murobbiyah si ukh sikap selanjutnya……..dengan tenang dan wibawa seorang ustadzah, beliau berkata,” si ukh siap maju ke proses selanjutnya……….tapi dengan antum.”……….Subhanallah…hanya pujian atas kebesaran Allah yang ada di dada sang murobbi si akh….dia ga bisa beralasan lagi, masa mau mengkuti langkah binaannya..apalagi lebih lanjut murobbiyah si ukh mengatakan…”Antum jangan beralasan lagi…antum kan udah siap.” …………

Murobbi si akh dan si ukh pun ditakdirkan Allah SWT untuk menikah. Pasangan yang serasi karena sekufu dalam dien, akhlaq, dan komitmen dengan Islam. Mereka sama-sama berazam bahwa pernikahan adalah ibadah, pernikahan adalah dakwah dan pernikahan adalah drama manusia ideal. Hingga mereka senantiasa menguatkan niat dalam menyertai berbagai urusan yang berkenaan dengan terjadinya pernikahan. Mulai dari, menebar undangan walimah, menyelenggarakan walimah. Karena mereka sadar bahwa proses pernikahan yang sederhana dan mudah insya Allah akan mendekatkan kepada bersihnya niat. Karena pernikahannya itu merupakan ibadah, maka mereka mengatur pelaksanaannya dengan cara-cara yang sesuai dengan hukum syara’ (aturan islam). Pandangan mereka adalah pandangan islam dan dalam pandangan islam, walimah atau resepsi pernikahan adalah sesuatu yang dianjurkan untuk diadakan, betapapun sederhananya. Hal ini merupakan formalisasi dari pernikahan agar masyarakat mengetahui secara resmi pernikahan itu. Dengan demikian secara sosial akan menghilangkan hal-hal yang mengarah kepada fitnah. Walaupun dalam pelaksanaannya mereka terbentur oleh pertentangan dari keluarganya, dan mereka melewatinya dengan sempurna setelah melalui berbagai sosialisasi dan penjelasan kepada keluarga mereka.

Dan mereka sepakat pernikahannya haruslah memenuhi kriteria Lillah, Billah, dan Ilallah. Yang mereka maksud Lillah , ialah niat pernikahannya itu karena Allah. Proses dan caranya harus Billah , sesuai dengan ketentuan dari Allah. Termasuk didalamnya dalam pemilihan calon, dan proses menuju jenjang pernikahan (bersih dari pacaran / nafsu atau tidak). Terakhir Ilallah , tujuannya dalam rangka menggapai keridhoan Allah. Sehingga dalam penyelenggaraan pernikahan mereka tidak bermaksiat pada Allah, misalnya : adanya pemisahan antara tamu lelaki dan wanita, tidak berlebih-lebihan, tidak makan sambil berdiri (adab makanan dimasyarakat biasanya standing party-ini mereka hindari, karena mereka berpendapat tidak dicontohkan oleh Rasulullah SAW yang demikian), Pengantin tidak disandingkan, mereka senenatiasa mengingatkan para tamu tentang adab mendo’akan pengantin dengan do’a : Barokallahu laka wa baroka ‘alaikum wa jama’a baynakuma fii khoir.. (Semoga Allah membarakahi kalian dan melimpahkan barakah kepada kalian), tidak bersalaman dengan lawan jenis, Tidak berhias secara berlebihan (”Dan janganlah bertabarruj (berhias) seperti tabarrujnya jahiliyah yang pertama” - Qs. Al Ahzab (33),

Betapa indahnya pertemuan dua insan yang saling mencintai dan merindukan Allah. Pernikahan mereka bukanlah semata-mata pertemuan dua insan yang berlainan jenis, melainkan pertemuan dua ruhani yang sedang meniti perjalanan menuju Allah, kekasih yang mereka cintai. Itulah mereka yang telah mewujudkan pernikahan ruhani. Yang selama ini terngiang-ngiang dibenak mereka terjawab sudah “ KALO KITA BERKUALITAS DI SISI ALLAH, PASTI YANG AKAN DATANG JUGA SEORANG (JODOH UNTUK KITA) YANG BERKUALITAS PULA “.

Dan merekapun sah menjadi pasangan suami istri. dua pasutri yang sebelumnya tidak saling kenal tentunya kekakuan yang berada ditengah-tengah mereka, seperti saat itu, malam pertama…..” ukhti udah beres belum, ga ada yang dikerjainkan ….”, si ukh pun protes…” kok manggilnya ukhti……”. ” Habis mau dipanggil apa dong mba, yayang, dinda..ato apa……yah udah kalo gitu kita sekarang syuro tapi dengan satu syarat ya….sini tangan ukhti, sambil syuro ana ingin kita sambil berpegangan tangan, agar mulai detik ini juga dosa-dosa ana berguguran…”, masih dengan mimik cemberut ” ga usah ah….abis manggilnya ukhti..”. ” lah kan belum ada kesepakatan, syuronya aja belum mulai…jadi SK belum turun…yah udah tuan putri kita syuronya dimulai aja….agenda pertama panggilan terus ngebahas ekonomi keluarga, rencana kedepan serta evaluasi dari mulai proses taaruf sampai sekarang, kita tidak ingin sedikit pun ruang tersisa yang memungkinkan kemaksiatan pada Allah yang pada akhirnya nanti mengurangi kebarokahan pernikahan mereka…”. si ukh berujar ” baiklah baginda raja yang aktifis….” dan pembicaraan diantara mereka pun mengalir yang ikut menggerus kebekuan diantara mereka, cuma satu hal yang belum….si ukh belum berani melepas jilbabnya…dan malam pertamapun mereka habiskan untuk syuro……..

Pada hari kedua sejak mereka bersatu dalam ikatan suci…si ukh sudah menjalankan tugas sebagai isteri yang sholihat, melayani suaminya dengan sepenuh keikhlasannya, dan masih cuma satu yang belum dia penuhi permintaan suaminya, yaitu melepaskan jilbabnya, karena bagaimanapun juga dia tidak terbiasa dan belum pernah memperlihatkan mahkotanya didepan makhluk yang namanya ikhwan, walaupun ikhwan yang bersamanya saat ini adalah sudah resmi menjadi suaminya….tapi akhirnya……sore itu, si ukh habis mandi dan keramasi rambutnya, sehingga jilbabnya basah ….ketika masuk kamar, dilihatnya suaminya matanya tertutup. sehingga dia kira lagi tidur, dan dia bisa dengan bebas mengeringkan rambutnya dan menyisirnya…..
padahal waktu itu suaminya lagi pura-pura tidur sambil membatin , …..” duh dinda, Pertama-tama adalah mesti anti sadari, bahwa sesungguhnya ana tak akan menilai kecantikan wajah dinda dibalik jilbab yang dinda kenakan, serta harta yang dinda miliki sebagai daya tarik untuk menikahi dinda. Tapi kecantikan hati, perilaku, serta ketaatan dinda kepada Dienul Islam itu yang utama.
Memang hal ini sangat musykil di zaman yang telah penuh dengan noda-noda hitam akibat perbuatan manusia, sehingga wanita-wanitanya sudah tidak malu lagi untuk menjual kecantikannya dan berlomba-lomba memperlihatkan aurat dengan sebebas-bebasnya demi memuaskan hawa nafsu jahatnya.
Namun itulah yang diajarkan Rasulullah SAW, kepada kita melalui haditsnya : “ Janganlah engkau peristrikan wanita karena hartanya, sebab hartanya itu menyebabkan mereka sombong. Dan jangan pula kamu peristrikan wanita karena kecantikannya, karena boleh jadi kecantikannya itu dapat menghinakan dan merendahkan martabat mereka sendiri. Namun peristrikan wanita atas dasar Diennya. Sesungguhnya budak hitam legam kulitnya tetapi Dienya lebih baik, lebih patut kamu peristrikan “. (HR. Bukhori)
Dan Allah pun tak akan melihat kebagusan wajah dan bentuk jasad dinda. Tapi Dia menilai hati dan amal yang dinda lakukan. Hendaknya dinda yakin bahwa wanita-wanita salafusshaleh adalah panutanmu, yang telah mendapat bimbingan dari nabi Muhammad SAW……tapi kenapa juga dinda belum melepaskan jilbabnya, kan ana pengen tahu apakah dinda ada kupingnya ato ngga….baiklah kalo gitu ana harus bikin strategi….

ketika si ukh melonggarkan jilbabnya sambil duduk membelakangi suaminya yang dilihatnya lagi tidur…dia mengusap-usap rambutnya yang basah dengan handuk kering dan menyisirnya….tapi ketika dia menyisir merasa kesusahan juga….abis nyisir kok jilbabnya ga dilepas ribet amat ya….dan akhirnya setelah dia melirik suaminya masih pada posisi semula, lalu dia melepas jilbabnya dan menyisir rambutnya dengan cepat……namun ketika dia asik menyisir rambut, tiba-tiba, suaminya menyergapnya dari belakang……”Nah kan sekarang ketahuan, dinda kupingnya lengkap dan subhanallah cantiknya”…..sambil tergagap, dan meronta si ukh….’ Masya Allah…..Subhanallah, Atagfirullah…dan ketika pelukan suaminya lepas, dia langsung mendaratkan pukulan keperut suaminya, cubitan dan jurus-jurus bela diri praktis bagi seorang istri….sambil ketawa, dan canda mereka berdua mulai merajut keharmonisan dan kemesraan suami istri….

http://harokah.blogspot.com/2005/12/ana-udah-siaptaaruf-ahhh.html

Satu kalimat pembuka yang susah, mau tanya aja, ” Sudah punya pacar belum?” [ lho..?!?!? ]. Pacaran, sudah perkara basi untuk dibahas. Tapi kenapa juga, masih banyak orang yang pacaran. Bahkan kuantitasnya makin lama makin menjadi. Dan lebih miris lagi virus ini menjangkiti mereka yang katanya udah “ngerti” agama. Hayo..?!?!?
Teringat, sebuah pertanyaan teman ROHIS SMA yang sedang futur waktu itu. lantaran ada ikhwan yang menembaknya, [ wuih ternyata mati beneran ]. Dia pernah bertanya, ” Mang kalo mau menikah tanpa pacaran, mang bisa ?” Belum sempat saya menjawabnya ia emberondong lagi dengan pertanyaan yang lain ” Mang bisa kita menikah dengan orang yang ga jelas kepribadiannya?” ” Mang bisa kita langsung enjoy hidup dengan seseoarng yang kita kenal asal usulnya..?” ” Mang bisa…” Belum sempat aku menjawab, dia sudah ngeloyor pergi. Sebuah ekspresi yang sulit sekali aku melupakannya.[ Duw..]
Pacaran, kenapa dilarang?. Sudah ku katakan hal ini sudah basi untuk dibahas. Tapi ingatan itu masih terlalu jelas untuk tidak kutulis menjadi sebuah tulisan. sebuah tulisan yang tidak bermaksud untuk mendoktrin, tidak bermaksud untuk menggurui, bukan maksud hati ingin menyakiti, dan bukan maksud hati pula sok suci. Open ur eyes, open ur mind. Sungguh.. i love u coz Alloh semata, tulisan ini kutulis untukmu. Sungguh, karena aku sangat menyayangimu, kuberanikan lagi menulis ini untukmu. Sungguh, karena aku sangat menghormatimu kubiarkan lentik jari terus menari.
Teringat lagi, sebuah perjalanan makan malam keluarga bersama umi dan abi. Warung sate, langganan kami. Tiba-tiba datang seorang bapak-bapak datang menyapa, memberikan setuas senyum kecil menawannya. kami-pun tersenyum padanya. Ada perasaan laen yang kurasakan, entah apa itu, hawa yang lain. Tiba-tiba pula datang seorang perempuan berjilbab kecil memberikan senyum manisnya untuk kami, kami-pun tersenyum padanya. Sungguh suatu aib jika membuka aib keluarga, tapi insya Aloh ini bukan aib. Seperti layaknya keluarga yang lain, manisnya keindahan keluarga kurang berasa tanpa garam. Begitu juga sebuah miniatur kebahagian keluarga adakalanya juga terkoyak oleh sesuatu apapun itu, namanya juga kehidupan ada suka dan duka saling melengkapi. Ceritanya, sehabis makan malam itu abi dan umi bertengkar. Sebenarnya ga mau nguping, tapi terdengar sendiri pertengkaran itu, hanya karena kedua orang yang kami temui di Warung sate malam tadi. Usut punya usut, ternyata kedua orang itu pada waktu mudanya pernah terlibat asmara dengan umi ataupun abi, katanya seh sempat pacaran. untung saja pertengkaran kecil tadi, cuman sebentar. Kalo lama-lama pasti saya udah nangis. [ hiks hiks ]
Dari sini saya berkesimpulan, mau ga mau hubungan 2 insan lain jenis, itu mampu menimbulkan kesan tersendiri. Entah itu nol koma berapa persen pasti ada kesan tersendiri, mungkin juga aku dengan kamu yang membaca tulisan ini pernah juga ada kesan. [ halah.. lha kok PD ]. So, boleh jadi kamu yang sekarang yang lagi pacaran, juga akan mempunyai kesan terhadap pacar kamu yang nantinya akan berefek ga baik pada keluarga yang kamu bina kelak.
Teringat lagi, akan sebuah cerita seorang temen yang suka ngajak curhat, ” Pacarku ga pernah bisa memberikan kebahagian kayak pacarku yang dulu.. ” ( sambil terisak-isak ) Saya harus ngomong apa coba, kalo diajak curhatan masalah beginian. Saya bilang nyeplos aja, ” Boleh jadi pacarmu berikutnya juga bilang hal yang sama seperti itu ” [ huu.. jahat banget seeh ]. saya juga ga nyadar juga, kata-kata sensitif itu akhirnya keluar juga, pada dasarnya saya benci pacaran, eh malah diajak curhatan beginian so hilang degh kesabarannya. Tapi ternyata ada ibrohnya juga, yups anda benar cewek tadi sekarang ga pacaran lagi [ Alhamdulillah tenan..]. Pacaran akan menimbulkan efek banding membandingkan.
Belum lagi kalo pacarannya ngenes, alias menyeramkan!. Dari sisi manapun. wanitanya selalu dirugikan. Yach, kalo cuman pegang-pegangan, kalo lebih dari itu lha sangat repot. Enak aja itu cowok, menikmati keindahanmu, sedang kamu ga diberikan imbalan apa-apa, paling-paling cuman rayuan, traktiran, dan barang pemberian, heran ya.. kok mau maunya keindahan diganti dengan barang yang kenikmatannya hanya beberapa detik saja. So, apa pendapatmu selanjutnya? masih mau pacaran?.
Terus kalo ga pacaran, gimana nikahnya?. Ya ta’ruf dong. Ta’aruf artinya perkenalan. Lalu berapa seseoarang memasuki tahap ta’aruf?. Sebenarnya ga ada dalil yang pas yang menerangkan dengan jelas. Tapi klo bisa ya secepatnya. Nah, yang ingin saya tekankan tuh disininya. Kadang memaknai ta’aruf dengan pacaran Islami. Jujur, saya sendiri sebenarnya paling sebel kalo nama sesuatu ditambah-tambahin dengan embel-embel Islami untuk melegalkan sesuatu yang semestinya tidak legal.
salah seorang teman pernah mengeluhkan, lha wong ta’arufnya sudah jalan selama 2 bulan eh kok ga jadi nikah seeh. Ya memang bukan jaminan, ketika ta’aruf langsung jadi nikah. Karena ada faktor x yang mungkin bercokol didalamnya. Trus ada teman lagi yang mengeluh, ” ihh ga syar’i banget seeh.. masak si ikhwan datang mulu ke kost..” yang lain nimpalin ” Eh gapapa no, khan mereka sudah ta’ruf 3 bulan lagi mau nikah ..”. Hah, jadi seperti ini potret remaja Islam kita. [ Sedih campur sebeel ]
Akhi wa ukhty yang namanya ta’aruf itu tuh bukan seperti pacaran Islami. Belum halal untuk dimiliki, walaupun sudah di khitbah. Khitbah ( peminangan ) itu aja sudah yang benar-benar mendekati fase-fase nikah aja masih belum halal untuk diperlakukan sebagai suami/istri. Egh ini malah-malah baru ta’aruf sudah seperti ini. ” Ya Muqollib Al qulub tsabiit, qulubananaa fii diniik! ” wahai yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini selalu dalam agamaMu. Hati sesuatu yang tidak bisa ditebak, susah dimengerti, dan susah untuk dijaga. Seeiring berlangsungnya fase ta’aruf semoga hatimu selalu terjaga, masih terhijab olehNya, masih terhijab oleh takut akan siksaNya. Huallohu ‘alam saya nanti, tapi kalo sudah seperti kasus ini saya sangat benci. [ duw malah curhat..]
Saya sempet kaget, ada banyak metode berta’aruf dengan calon pasangan. Pernah saya berdiskusi dengan salah seoarng teman salafy [ entah salafy abu nida, atau abu isa, atau anu yahya]. Ta’aruf bisa dilakukan dengan 3 metode
1. Melihat muka dan telapak tangan. Ini hadis yang meriwayatkan ada lh0.. Telapak tangan yang bagus seorang wanita [ ini juga kata hadist neeh ..] yang runcing jarinya, dan di pangkal kuku ada putih-putihnya. Semakin lebar putih-putih kukunya makin bagus, katanya seeh menandakan kesuburan wanita itu.
2. Melihat seluruh tubuhnya. Ya bukan calonnya yang melihat, tetapi menyuruh orang untuk melihatnya, apakah sesuai dengan keinginan atau tidak. Kalo tidak ya sudah dibatalkan, kalo sesuai ya lanjut. Tapi ada yang pernah bilang, calonnya juga gpp. [ wah pas waktu diskusi gitu, saya langsung marah-marah..! huu dasar ikhwan..! Fisik banget seeh]
3. Memberikan biodata diskripsi diri. watak dan fisik tanpa foto. Gitu ..
Beda lagi klo teman dari tarbiyah PKS [ hehhe bukan maksud hati menonjolkan golongan-golongan] hanya biar nampak aja perbedaan metode taarufnya. Setiap kader yang sudah siap nikah diberikan proposal pernikahan, jangan salah proposal nikah ini berbeda formatnya dengan proposal lembaga untuk nyari sponsorship [ hehe ]. setelah proposal nikah tadi diisi, bisa liat form proposal nikah di http:/dudung.net waktu itu masih ada tulisannya. Nah proposal berisi biodata diri, foto dan kriteria calon yang diinginkan. Boleh diberikan kepada calonnya langsung [ klo udah punya calon dan calon udah siap nikah juga ] atau diserahkan ke murrobi untuk selanjutnya diproses. kalo udah beberapa proses ta’aruf, eh ternyata ga jadi melulu, maka kader tadi akan diikutkan dalam dauroh. namanya Dauroh SAMARA. Ada 3 tahap dauroh SAMARA, dari dauroh SAMARA 1-3.Selang diikutkannnya dauroh, ia akan terlibat proses ta’aruf terus. Ya namanya juga dauroh SAMARA materinya juga mengulas tentang keluarga abis degh. Metode ini juga pas ta’aruf nya ditemani orang lain, biar syetan ga muncul diantara keduanya. So pacaran, metode pra nikah yang kuno dan ga syar’i berdosa lagi.
Tapi bagaimana mungkin bisa menjaga hati kalo ta’arufnya aja lama banget. Yach gimn lagi ada alasan ini alasan itu yang ga bis aditolelir, kunci nya cuman satu pren, jaga intensitas ketemu. Ga usah sering telpon-telponan, ga usah sering sms-an, klo tinggal nunggu kenikmatan sebentar lagi, kenapa harus nyuri-nyuri, kenapa ga sabar, sedang rosul saja begitu sabarnya menunggu aisyah sejak dipinang pada usia 9 tahin untuk menjadi istrinya, beliau juga manusia yang punya nafsu juga lho.. . Subhanalloh Rosululloh bisa, kenapa kita enggak. So benar-benar kita baru dalam kondisi istijrot, sedang diberi ujian kenikmatan maka janganlah lalai. Bahkan ada fenomena ngetek duluan, nembak dulu, nikahnya ntar pas abis lulus, duw lamanya, bisa tahan??. Bisa jamin kamu tidak mati dalam kondisi yang hati yang sakit karena ternodai?
” Sesungguhnya yang kutakutkan atas umatku adalah fitnah syahwat dan fitnah syubhat.. ” Rosululloh aja khawatir ke kita, kenapa tidak boleh aku khawatir terhadapmu.
Teringat lagi orang-rang kereen yang kukagumi, seoarng mbak kost ku dulu di AN-NISA. 3 hari sebelum hari H walimahan, ia mengumpulkan kami sambil makan bareng dia bialng kalo 3 hari lagi ia akan menikah, kita shock abis, kenapa ia ga cerita-cerita sama sekali ketika ia mengambil keputusan besar itu. Dan darinya kami tidak mendapati zina hati secuilpun, wuih kereen, bukanlah keren karena ia modis abis, bukanlah keren karena beliau cantik abis, tapi kereen yang bisa menjaga izzahnya sampai tak pacaran hingga pernikahan. Dan setelah hari H nya subhanalloh sekali ikhwan suaminya itu perfect banget keikhwanannya, sekufu degh. Sungguh alloh maha tahu, siapa yang terbaik untuk hambanya. Dan usut punya usut ikhwan tadi juga ga pernah tuh namanya pacaran, kereen tho. Semua pasti menginginkan yang masih benar-benar virgin hatinya, belum pernah menduakanNya, hingga akupun menginginkan orang yang menjadi pendampingku nanti adalah orang yang menjadikanku cinta pertamanya, belum pernah mencintai orang lain dan berpacaran dengan orang lain.. [ hehe .. just a dream ] Boleh jadi apa yang kita inginkan, tidak sama dengan apa yang kita dapatkan, semua Alloh-lah yang mengatur. Sekarang yang jadi kunci utamanya adalah perbaiki diri dulu, insya Alloh orang yang diberikan kepada kita adalah orang yang selalu memperbaiki diri, amien..!
” Sesungguhnya wanita yang baik untuk lelaki yang baik ”
saling memberi nasehat zaw, nasehati imel juga..

http://melati-asih.web.ugm.ac.id/2006/06/09/taaruf-vs-pacaran/

Menikah itu mulia…
Untuk tujuan mulia, caranya harus mulia juga, dong.
Pakai jurus taaruf, deh…
Dijamin proses nikahmu beda… lebih seru!

Lengkapnya bisa kamu baca di buku ini.
Selain akan memberimu gambaran yang lebih jelas tentang taaruf,
kamu juga bakal dapat panduan komplit.
Pengin tahu cara taaruf yang benar, menentukan kriteria calon suami atau istri, atau pertanyaan-pertanyaan yang harus diajukan saat taaruf, bahkan cara mengatasi kesedihan kalau taarufmu kandas di tengah jalan?
Jangan lupa juga soal taaruf ganda… hati-hati lho!
Semua dikupas tuntas, termasuk apa aja sih Do’s & Don’ts-nya, biar taarufmu tetap syari?

Pastinya ini buku wajib buat kamu.
Semua yang kamu perlu tahu tentang taaruf, ada di sini!

Nikah tanpa pacaran itu asyik. Pertama, taaruf, agar kita bisa lebih mengenal calon pasangan. Lalu khitbah alias lamaran, dan setelah itu menikah deh. seperti yang saya alami proses seluruhnya hanya 3 bulan! Kini Alhamdulillah, saya dan suami sudah berumahtangga 12 tahun. (Helvy Tiana Rosa)

Taaruf berjuta rasanya, berjuta juga grogi n bingungnya. Mesti ngapain, ya? Nanya apa, ya? Siapa bilang taaruf nggak butuh panduan? Hmm… buku ini bakal ngasih panduan keren buat kamu. Tak kenal maka taaruf, uhuii! (Rahmadiyanti, Redaktur Annida, Penyusun Buku “Nikah Sama Bule.”)

Dengan taaruf, muslimah nggak digantung hubungan nggak jelas. Dan sekalipun taaruf belum berakhir di pelaminan, kehormatan muslimah tetap terjaga, insya Allah. (Asma Nadia)

Nikah tanpa pacaran, asyik banget! Dengan tidak terlalu kenal sebelumnya, relasi bisa dimulai dengan persepsi NOL. So, kalau ada sedikit perilaku atau sifat yang kurang cocok, lebih mudah belajar memakluminya. Kalo ada yang ’sesuai selera’, jadi seneeeeng banget’. (Jazimah Al Muhyi, Penulis Buku “Jangan Sembarang Nikah Dini.”)

Asyiknya nikah tanpa pacaran? Setelah nikah masih terasa nuansa pacarannya, bahkan sampai sekarang lho! Padahal sudah 10 tahun menikah. (Nita Sundari. Lingkar Pena Publishing House).

Pada beberapa tahun terakhir ini, ada gejala pergeseran makna taaruf. Ada kecenderungan, taaruf tidak lagi diartikan menurut makna asli yang terkandung dalam Al-Quran, surah al-Hujurât [49], ayat 13: “Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku li ta‘ârafû (supaya kamu saling kenal). …. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”

Jadi, makna asli istilah taaruf itu adalah proses saling kenal dengan siapa pun selama hayat dikandung badan. Namun sekarang, ada banyak ikhwan yang bilang, “taaruf adalah perkenalan antara seorang ikhwan dan seorang akhwat yang akan menikah.” Bahkan, ada tak sedikit akhwat yang ngomong, “taaruf adalah proses pendekatan selama maksimal tiga bulan antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang akan menikah.” Aneh, ya? (Bukan hanya aneh, malah bisa jadi bid’ah sesat.)

Gimana nggak aneh? Bayangin aja. Mereka batasi makna taaruf hanya untuk pendekatan ketika akan menikah. Itu pun selama maksimal tiga bulan saja. Mereka dengung-dengungkan istilah taaruf dengan makna yang agak menyimpang dari makna yang terkandung dalam Al-Quran, surah al-Hujurât [49], ayat 13. Padahal, mereka kan rajin membaca Al-Quran. Tekun pula menyimak terjemahnya dan mengkaji isinya.

Lantas, apakah mereka itu asal beda? Asal pake istilah dari bahasa Arab biar kedengaran Islami? Ataukah asal keren?

Gak usahlah kita berprasangka buruk kepada mereka. Mending kita berprasangka baik bahwa sesungguhnya sudah ada kata-kata khas yang digunakan oleh Allah dan/atau Rasul-nya ketika membicarakan perlunya pendekatan antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah. Kita cari yuuuk!

Kalau kata-kata khas tersebut seakar dengan istilah taaruf (seperti pada Al-Quran, surah al-Hujurât [49], ayat 13), maka istilah “taaruf pranikah” lebih elok daripada “taaruf” supaya tersedia ruang yang lapang bagi jenis-jenis taaruf lainnya. Seandainya kata-kata khas tersebut tidak seakar dengan istilah taaruf, kita dapat memanfaatkannya untuk merumuskan istilah lain yang lebih tepat.

Dari ayat-ayat Al-Quran, aku belum menemukan kata-kata khas yang dimaksud itu. What about you?

Dari hadits-hadits Nabi yang shahih, aku telah menemukannya! Alhamdu lillaah…. Mo tau? Gini niy….

Istilah Lain Yang Lebih Tepat
Di kitab Abdul Halim Abu Syuqqah, Tahrîr al-Mar’at (kitab ini menghimpun hadits-hadits shahih mengenai hubungan pria-wanita), aku jumpai enam hadits shahih mengenai perlunya “pendekatan” antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah. (Lihat Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 53-56.)

Di situ, ada satu kata khas yang selalu muncul pada keenam hadits tersebut. Apakah kata khas ini seakar dengan istilah “taaruf” (saling kenal)?

Tidak. Istilah taaruf atau pun kata-kata yang seakar dengannya tidak pernah muncul di situ. Kata khas yang muncul adalah “nazhar”. Kemunculannya berbentuk kata kerja “yanzhuru” (memperhatikan) dan kata perintah “unzhur” (perhatikanlah).

Nah! Dari situ kita jadi ngeh, ternyata kita tidak diperintahkan untuk sekadar “taaruf” (saling kenal) bila hendak segera menikah. Yang disyariatkan dalam keadaan ini adalah “tanazhur” (saling memperhatikan).

Terus, apakah kata “nazhar” itu eksklusif khusus bagi yang hendak segera menikah?

Enggak juga. Contohnya, dalam suatu riwayat yang ngetop dikabarin, Ali r.a. berwasiat: “Unzhur mâ qâla wa lâ tanzhur man qâla.” (Perhatikanlah apa yang dikatakan dan janganlah kau perhatikan siapa yang mengatakan.)

Jadi, buat ngebedain ama jenis-jenis tanazhur lainnya, istilah yang lebih tepat untuk “pendekatan” antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah adalah TANAZHUR PRANIKAH.

Mungkin bagi sebagian orang di antara kita, istilah “tanazhur pranikah” ini kedengarannya kurang keren ketimbang “taaruf” atau pun “taaruf pranikah”. Namun, kita memilih istilah bukan lantaran asal keren, ‘kan?

http://shodiq.com/2007/01/21/taaruf-sebuah-istilah-yang-asal-keren/

Taaruf adalah kegiatan bersilaturahmi, kalau pada masa ini kita bilang berkenalan bertatap muka, atau main/bertamu ke rumah seseorang dengan tujuan berkenalan dengan penghuninya. Bisa juga dikatakan bahwa tujuan dari berkenalan tersebut adalah untuk mencari jodoh. Taaruf bisa juga dilakukan jika kedua belah pihak keluarga setuju dan tinggal menunggu keputusan anak untuk bersedia atau tidak untuk dilanjutkan ke jenjang khitbah - taaruf dengan mempertemukan yang hendak dijodohkan dengan maksud agar saling mengenal.

Sebagai sarana yang objektif dalam melakukan pengenalan dan pendekatan, taaruf sangat berbeda dengan pacaran. Taaruf secara syar`i memang diperintahkan oleh Rasulullah SAW bagi pasangan yang ingin nikah. Perbedaan hakiki antara pacaran dengan ta’aruf adalah dari segi tujuan dan manfaat. Jika tujuan pacaran lebih kepada kenikmatan sesaat, zina, dan maksiat. Taaruf jelas sekali tujuannya yaitu untuk mengetahui kriteria calon pasangan.

Daftar isi [sembunyikan]
1 Perbedaan taaruf dengan pacaran
2 Proses taaruf
3 Tujuan taaruf
4 Manfaat Taaruf

Perbedaan taaruf dengan pacaran
Dalam pacaran, mengenal dan mengetahui hal-hal tertentu calon pasangan dilakukan dengan cara yang sama sekali tidak memenuhi kriteria sebuah pengenalan. Ibarat seorang yang ingin membeli mobil second, tapi tidak melakukan pemeriksaan, dia cuma memegang atau mengelus mobil itu tanpa pernah tahu kondisi mesinnya. Bahkan dia tidak menyalakan mesin atau membuka kap mesinnya. Bagaimana mungkin dia bisa tahu kelemahan dan kelebihan mobil itu.

Sedangkan taaruf adalah seperti seorang montir mobil yang ahli memeriksa mesin, sistem kemudi, sistem rem, sistem lampu dan elektrik, roda dan sebagainya. Bila ternyata cocok, maka barulah dia melakukan tawar-menawar. Ketika melakukan taaruf, seseorang baik pihak pria atau wanita berhak untuk bertanya yang mendetil, seperti tentang penyakit, kebiasaan buruk dan baik, sifat dan lainnya. Kedua belah pihak harus jujur dalam menyampaikannya. Karena bila tidak jujur, bisa berakibat fatal nantinya. Namun secara teknis, untuk melakukan pengecekan, calon pembeli tidak pernah boleh untuk membawa pergi mobil itu sendiri.

Proses taaruf
Dalam upaya ta’aruf dengan calon pasangan, pihak pria dan wanita dipersilakan menanyakan apa saja yang kira-kira terkait dengan kepentingan masing-masing nanti selama mengarungi kehidupan. Tapi tentu saja semua itu harus dilakukan dengan adab dan etikanya. Tidak boleh dilakukan cuma berdua saja. Harus ada yang mendampingi dan yang utama adalah wali atau keluarganya. Jadi, taaruf bukanlah bermesraan berdua, tapi lebih kepada pembicaraan yang bersifat realistis untuk mempersiapkan sebuah perjalanan panjang berdua.

Tujuan taaruf
Taaruf adalah media syar`i yang dapat digunakan untuk melakukan pengenalan terhadap calon pasangan. Sisi yang dijadikan pengenalan tidak hanya terkait dengan data global, melainkan juga termasuk hal-hal kecil yang menurut masing-masing pihak cukup penting. Misalnya masalah kecantikan calon istri, dibolehkan untuk melihat langsung wajahnya dengan cara yang seksama, bukan cuma sekedar curi-curi pandang atau ngintip fotonya. Justru Islam telah memerintahkan seorang calon suami untuk mendatangi calon istrinya secara langsung face to face, bukan melalui media foto, lukisan atau video.

Karena pada hakikatnya wajah seorang wanita itu bukan aurat, jadi tidak ada salahnya untuk dilihat. Khusus dalam kasus taaruf, yang namanya melihat wajah itu bukan cuma melirik-melirik sekilas, tapi kalau perlu dipelototi dengan seksama. Periksalah apakah ada jerawat numpang tumbuh di sana. Begitu juga dia boleh meminta diperlihatkan kedua telapak tangan calon istrinya. Juga bukan melihat sekilas, tapi melihat dengan seksama. Karena telapak tangan wanita bukanlah termasuk aurat.

Manfaat Taaruf
Selain urusan melihat fisik, taaruf juga harus menghasilkan data yang berkaitan dengan sikap, perilaku, pengalaman, cara kehidupan dan lain-lainnya. Hanya semua itu harus dilakukan dengan cara yang benar dan dalam koridor syariat Islam. Minimal harus ditemani orang lain baik dari keluarga calon istri atau dari calon suami. Sehingga tidak dibenarkan untuk pergi jalan-jalan berdua, nonton, boncengan, kencan, nge-date dan seterusnya dengan menggunakan alasan taaruf. Janganlah ta`aruf menjadi pacaran, sehingga tidak terjadi khalwat dan ikhtilath antara pasangan yang belum jadi suami-istri ini.

http://id.wikipedia.org/wiki/Taaruf