dari Anis matta
Ternyata obrolan kita tentang cinta belum selesai. Saya telah menyatakan sebelumnya 
betapa penting peranan kata itu dalam mengekspresikan kata cinta. Tapi itu bukan satu-
satunya bentuk ekspresi cinta. 
Cinta merupakan sebentuk emosi manusiawi. Karena itu ia bersifat fluktuatif naik turun 
mengikuti semua anasir di dalam dan di luar di diri manusia yang mempengaruhinya. 
Itulah sebabnya saya juga mengatakan, mempertahankan dan merawat rasa cinta 
sesungguhnya jauh lebih sulit dari sekedar menumbuhkannya. 
Jadi obrolan kita belum selesai. Walaupun begitu, saya juga tidak merasakan adanya 
urgensi utk menjawab pertanyaan ini : apa itu cinta ? 
Itu terlalu filosofis. Saya lebih suka menjawab pertanyaan ini : bagaimana seharusnya 
anda mencintai ? pertanyaan ini melekat erat dalam kehidupan individu kita. 
Cinta itu bunga; bunga yang tumbuh mekar dalam taman hati kita. Taman itu adalah 
kebenaran. Apa yg dengan kuat menumbuhkan, mengembangkan, 
dan memekarkan bunga-bunga adalah air dan matahari. Air dan matahari adalah 
kebaikan. Air memberinya kesejukan dan ketenangan, tapi matahari memberinya gelora 
kehidupan. Cinta, dengan begitu, merupakan dinamika yg bergulir 
secara sadar di atas latar wadah perasaan kita 
Maka begitulah seharusnya anda mencintai; menyejukkan, menenangkan, 
namun juga menggelorakan. Dan semua makna itu terangkum dalam kata ini : 
menghidupkan. Anda mungkin dekat dengan peristiwa ini ; bagaimana istri 
anda melahirkan seorang bayi, lalu merawatnya, dan menumbuhkannya, 
mengembangkannya serta menjaganya. Ia dengan tulus berusaha memberinya 
kehidupan. 
Bila anda ingin mencintai dengan kuat, maka anda harus mampu memperhatikan 
dengan baik, menerimanya apa adanya dengan tulus, lalu berusaha 
mengembangkannya semaksimal mungkin, kemudian merawatnya..menjaganya dengan 
sabar. Itulah rangkaian kerja besar para pecinta; pengenalan, penerimaan, 
pengembangan dan perawatan. 
Apakah anda telah mengenal isteri anda dengan seksama? Apakah anda mengetahui 
dengan baik titik kekuatan dan kelemahannya? Apakah anda mengenal kecenderungan-
kecenderungannya? Apakah anda mengenal pola-pola ungkapannya; melalui 
pemaknaan khusus dalam penggunaan kata, melalui gerak motorik refleksinya, melalui 
isyarat rona wajahnya, melalui tatapannya, melalui sudut matanya? 
Apakah anda dapat merasakan getaran jiwanya, saat ia suka dan saat ia benci, saat ia 
takut dan begitu membutuhkan perlindungan? Apakah anda dapat melihat gelombang-
gelombang mimpi-mimpinya,harapan-harapannya? 
Sekarang perhatikanlah bagaimana tingkat pengenalan Rosululloh saw 
terhadap istrinya, Aisyah. Suatu waktu beliau berkata, ?Wahai Aisyah, aku tahu 
kapan saatnya kamu ridha dan kapan saatnya kamu marah padaku. Jika kamu 
ridha, maka kamu akan memanggilku dengan sebutan : Ya Rosulullah ! tapi jika 
kamu marah padaku, kamu akan memanggilku dengan sebutan ?Ya Muhammad? 
Apakah beda antara Rosululloh dan Muhammad kalau toh obyeknya itu-itu saja ? 
Tapi Aisyah telah memberikan pemaknaan khusus ketika ia menggunakan kata 
yang satu pada situasi jiwa yang lain. 
Pengenalan yang baik harus disertai penerimaan yang utuh. Anda harus mampu 
menerimanya apa adanya. Apa yang sering menghambat dlm proses penerimaan 
total itu adalah pengenalan yang tidak utuh atau 搊bsesi?yang berlebihan terhadap fisik. 
Anda tidak akan pernah dapat mencintai seseorang secara kuat dan dalam kecuali jika 
anda dapat menerima apa adanya. Dan ini tidak selalu berarti bahwa anda menyukai 
kekurangan dan kelemahannya. Ini lebih berarti bahwa kelemahan dan kekurangan 
bukanlah kondisi akhir kepribadiannya, dan selalu ada peluang 
untuk berubah dan berkembang. Dengan perasaan itulah seorang ibu melihat bayinya. 
Apakah yg ia harap dari bayi kecil itu ketika ia merawatnya, menjaganya, dan 
menumbuhkannya? Apakah ia yakin bahwa kelak anak itu akan membalas 
kebaikannya? Tidak. Semua yg ada dlm jiwanya adalah keyakinan bahwa bayi ini punya 
peluang utk berubah dan berkembang. 
Dan karenanya ia menyimpan harapan besar dlm hatinya bahwa kelak hari-hari jugalah 
yg akan menjadikan segalanya lebih baik. Penerimaan positif itulah yang mengantar kita 
pada kerja mencintai selanjutnya ; pengembangan. 
Pada mulanya seorang wanita adalah kuncup yg tertutup. Ketika ia memasuki 
rumah anda, memasuki wilayah kekuasaan anda, menjadi istri anda, menjadi 
ibu anak-anak anda; Andalah yg bertugas membuka kelopak kuncup itu, meniup 
nya perlahan, agar ia mekar menjadi bunga. Andalah yg harus menyirami bunga 
itu dengan air kebaikan, membuka semua pintu hati anda baginya, agar ia dapat 
menikmati cahaya matahari yg akan memberinya gelora kehidupan. Hanya dengan 
kebaikanlah bunga-bunga cinta bersemi. 
Dan ungkapan 揂ku Cinta Kamu?boleh jadi akan kehilangan makna ketika ia dikelilingi 
perlakuan yang tidak simpatik dan mengembangkan. 
Apa yg harus anda berikan kepada istri anda adalah peluang utk berkembang, 
keberanian menyaksikan perkembangannya tanpa harus merasa superioritas anda 
terganggu. Ini tidak berarti anda harus memberi semua yang ia senangi, tapi berikanlah 
apa yg ia butuhkan. 
Tetapi setiap perkembangan harus tetap berjalan dlm keseimbangan. 
Dan inilah fungsi perawatan dari rasa cinta. Tidak boleh ada perkembangan yang 
mengganggu posisi dan komunikasi. Itulah sebabnya terkadang anda perlu 
memotong sejumlah yg sudah kepanjangan agar tetap terlihat serasi dan harmoni. 
Hidup adalah simponi yg kita mainkan dengan indah. 
Maka, duduklah sejenak bersama dengan istri anda, tatap matanya lamat-lamat, 
dengarkan suara batinnya, getaran nuraninya, dan diam-diam bertanyalah pada diri 
sendiri : Apakah ia telah menjadi lebih baik sejak hidup bersama dengan anda? 
Mungkinkah suatu saat ia akan mengucapkan puisi Iqbal tentang gurunya : 
DAN NAFAS CINTANYA MENIUP KUNCUPKU?
MAKA IA MEKAR MENJADI BUNGA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar