Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Senin, 30 Agustus 2010

AKU mulai mencintai MU

“Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk isi Neraka Jahanam kebanyakan dari Jin dan Manusia,mereka mempunyai hati,tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami ayat-ayat Allah;mereka mempunyai mata,tetapi tidak dipergunakannya untuk melihat tanda-tanda kekuasaan Allah;mereka mempunyai telinga,tetapi tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah).Mereka itu seperti binatang ternak,bahkan mereka lebih sesat lagi ( 7:179 )”
“Ingatlah bahwa dalam jasad itu ada sekerat daging,jika ia baik,baiklah jasad seluruhnya.Dan jika ia rusak,maka rusaklah jasad seluruhnya.Sepotong daging itu adalah Hati ( HR.Bukhori dan Muslim )”

KEMENANGAN itu ada untuk KITA
Pada dasarnya kemenangan kita raih pada saat kita yang mengaku dirinya sebagia sosok seorang aktivis itu mampu untuk menjaga jiwa kita agar tetap bersih, dimana dalam jiwa yang bersih itulah keimanan mampu untuk tumbuh dengan kokoh, di dalam hati yang bersih akan memancarkan tekad kita yang kuat membaja dalam melakukan kebaikan, membela kebenaran, serta menegakkan keadilan. Di dalam jiwa yang bersih pula akan muncul kecintaan kita untuk memperjuangkan “ Risalah Illahi “ serta mampu menolak diri dalam melakukan kebenaran. Teringat sebuah pesan dari al akh dimana ketika kita terindikasi lepas dari pengawasan Alloh SWT adalah disaat kita sudah tidak mampu lagi merasakan salah ketika kita melakukan kesalahan, dalam hal ini konteks nya kesalahan kecil maupun kesalahan besar.
Ada sebuah pesan menarik yang disampaikan oleh Khalifah Umar bin Khatthab tatkala memberangkatkan pasukan perang yang di pimpin Sa’ad bin Abi Waqash yang hendak melawan Persia, yang penduduknya menyembah api. Saat itu, 30.000 mujahidin siap berangkat ke Al-qadisiyah, berbatasan dengan negri Kisra. Sebelum mereka berangkat berperang, Khalifah Umar r.a. memberikan wasiat sebagai berikut: “Bismillah wa ‘ala barakatillah. Wahai Sa’ad bin Abi Waqash, janganlah engkau tertipu dan sombong lantaran engkau adalah paman Rasulullah SAW dan salah seorang sahabatnya. Ketahuilah, semua orang di mata Allah, baik bangsawan maupun bukan, adalah sama. Di sisi Allah, hamba yang paling mulia adalah yang paling bertaqwa kepada-Nya”
“Ya sa’ad. aku wasiatkan kepadamu dan kepada pasukanmu, agar senantiasa bertakwa kepada Allah. kalau kita melanggar perintah-Nya, berarti kita sama dengan musuh-musuh kita dalam bermaksiat. Padahal musuh kita jauh lebih besar, baik jumlah pasukan maupun perlengkapan perangnya. Dengan demikian, bila kita telah melakukan maksiat, maka dengan mudah mereka akan menghancurkan kita!”
“ya Sa’ad, aku tidak takut pasukan kita akan dikalahkan oleh musuh, tetapi yang aku takutkan adalah bila pasukan kita melakukan dosa. Selamat jalan, ya Sa’ad, semoga Allah selalu memberkati dan melindungimu!”
Demikianlah pesan Khalifah Umar r.a kepada pasukan Islam yang nantinya mencapai kemenangan dalam peperangan di Qadisiyah. Khalifah Umar justru lebih mengkhawatirkan perbuatan maksiat yang dilakukan oleh pasukan Islam daripada realitas musuh itu sendiri.
Maksiat memang berpotensi menyebabkan kegagalan dan kehancuran gerakan dakwah. Citra diri da’i dan dakwah akan rusak, umat kehilangan kepercayaan, dan pada akhirnya kebaikan bisa terabaikan. Dan maksiat juga bisa menyebabkan dakwah ini tidak berkah.
Kemudian kemengan yang kedua adalah ketika kita mempunyai soliditas struktur gerakan dakwah yang bagus. Sebuah kejahatan yang terstruktur mampu mengalahkan kebaikan yang tidak tersruktur. Hal ini mampu mengingatkan kita bahwasanya dalam berjuang ini kita tidak bias main-main,semuanya harus terstrategi dengan baik,minimal hal yang akan kita perjuangkan ini mempunyai konsep yang jelas. . . . .
Kemudian yang ketiga adalah ketika kita mempunyai program kerja yang terprogram secara rapi dan berkesinambungan. Dalam hal ini sering kali kita sebagai pelaku yang berkecimpung dalam sebuah wadah yang dinamakan organisasi masih saja kita terpaku pada program jam kerja yang mengacu pada aturan tertulis. Cobalah. . .

jiwa yang bersih, soliditas struktur gerakan dakwah yang bagus, serta program yang terprogram rapi dan berkesinambungan. Jiwa yang bersih merupakan modalitas utama bagi para pelaku dakwah. tanpa ini, tak akan mungkin tercapai kemenangan hakiki dalam dakwah.
KUJAGA HATIKU UNTUK NYA
Imam Ghozali berkata : Hati laksana sebuah cermin sehingga memudahkan seseorang untuk mengaca diri adakah cacat di tubuhnya,Hati yang kotor laksana cermin yang buram dan kusam membuat seseorang sulit mengaca atau bahkan tidak tahu lagi rua diri apakah ada cacat ditubuhnya.

MENGENAL JENIS HATI

HATI YANG SEHAT ( Qolbun Salim )
Hati yang sehat adalah kunci keselamatan dunia dan akhirat,seseorang tidak akan selamat pada hari kiamat,kecuali jika menghadap Allah dengan hati yang sehat itu.
Allah SWT berfirman :
Pada hari harta dan anak tidak berguna,kecuali orang yang datang menghadap Allah dengan hati yang sehat itu.( Asy Syuaro : 88 – 89 )
Hati yang sehat adalah hati yang selamat dari setiap syahwat yang menentang perintah Allah SWT dan larangan-Nya,hati yang terhindar dari setiap syubhat yang menentang tuntunan-Nya,hati yang selamat dari beribadah kepada selain-Nya dan hati yang selamat dari berhukum dengan hokum selain hukum selain Rasul-Nya.Dengan demikian hati itu hanya benar-benar beribadah kepada Allah SWT semata,mulai dari kehendaknya,kecintaanya, kepasrahanya,taubatnya,,rasa takutnya hingga harapannya pun semata-mata hanya ditujukan kepada Allah SWT.
Tanda – tanda hati yang sehat :
1. Hati yang selalu mencintai Allah SWT dengan bukti ia banyak mengingat-Nya
2. Senantiasa mendorong orang yang memilikinya untuk selalu kembali kepada Allah dan bergantung kepada-Nya
3. Jasmani merasa letih dalam berkhidmat kepada Allah,sementara hati tidak merasa jemu
4. Senantiasa merindukan untuk berkhidmat kepada Allah,melebihi keinginan orang yang lapar dan haus pada makanan dan minuman
5. Saat melakukan shalat,maka hilanglah kegundahan dan ketegangannya dari permasalahan dunia
6. Lebih kikir terhadap waktu,karena ia khawatir waktu itu hilang begitu saja tanpa dipergunakan untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah
7. Menaruh perhatian lebih terhadap kualitas amal daripada sekedar kuantitas amal
8. Tidak sempat membaca wirid atau mengerjakan suatu ketaatan kepada Allah,maka ia menyesali hal tersebut melebihi penyesalan orang rakus yang kehilangan hartanya
9. Menjadikan keinginan atau cita-cita hanya satu menjadikannay hanya berorientasi kepada Allah SWT
10. Merasa tentram dengan Allah SWT,ia merana dari mengingat dan berinteraksi dengan selain-Nya

HATI YANG MATI ( Qolbun Mayyit )
Adalah hati yang tidak ada kehidupan di dalamnya,hati yang tidak mengenal Rabbnya,hati yang tidak mencintai apa yang di cintai dan di ridhoi-Nya,hati itu selalu bergandengan dengan nafsu syahwat dan kesenangan nafsunya.
Sebab - sebab kematian hati :
Ibrahim Bin Adham berkata : Sepuluh hal yang menyebabkan kematian hati dan menghambat do’a kalian diantaranya adalah :
1. Kalian telah mengenal Allah tetapi tidak menunaikan hak-hak-Nya
2. Kalian telah membaca Al-Qur'an tetapi tidak mengamalkan isinya
3. Kalian mengaku cinta kepada Rasulullah tetapi meninggalkan sunnahnya
4. Kalian mengaku benci kepada syetan tetapi kalian justru mematuhi ajakannya
5. Kalian mengaku ingin selamat dari api Neraka tetapi kalian menjerumuskan diri kedalamnya
6. Kalian mengaku ingin masuk Syurga tetapi tidak memenuhi syarat-syaratnya
7. Kalian meyakini bahwa kematian adalah kepastian tetapi kalian tidak mempersiapkannya
8. Kalian sibuk mengurusi keburukan orang lain tapi justru kalian mengabaikan keburukan sendiri
9. Saat kalian mengubur orang yang mati tetapi kalian tidak merenung untuk mengambil pelajaran
10. Kalian telah mendapatkan nkmat Allah tapi tidak pernah mensyukurinya

HATI YANG SAKIT ( Qolbun Maridh )
Adalah hati yang hidup namun dalam kondisi tidak sehat,ia mempunyai dua materi yang karenanya terkadang ia hidup dan terkadang ia mati.jika hati itu di dominasi oleh rasa cinta kepada Allah,iman kepada-Nya,ikhlas kepada-Nya dan tawakal berpasrah diri kepada-Nya berarti itulah materi yang menyebabkan hati hidup sebaliknya jika hati di dominasi cinta lebih memprioritaskan dan berambisi untuk mendapatkan kesenangan dunia atau mengembangkan dengki,ujub dan sombong dengan kedudukan dan jabatan.Itulah materi yang menyebabkan hati itu hancur dan celaka.

Tanda - tanda hati yang sakit :
1. Pemiliknya memiliki kesulitan untuk mengenal Allah,mencintai-Nya,rindu kepada-Nya dan kembali bertaubat kepada-Nya
2. Bila berbuat maksiyat ia tidak merasakan sakit
3. Tidak merasa sakit oleh ketidak tahuannya pada kebenaran
4. Orang yang memiliki hati yang sakit itu hakikatnya beralih dari mengkonsumsi makanan yang bermanfaat kepada makanan yang beracun dan berbahaya
5. Merasa tentram dengan kesenangan dunia sehingga ia merasa puas dengannya

Pintu-pintu masuk syetan ke hati :
Hati ibarat sebuah benteng pertahanan musuh dan syetan berusaha menembus benteng pertahanan tersebut untuk menguasainya.Adapun pintu-pintu yang biasa dimasuki syetan adalah sebagai berikut :
1. Amarah dan Syahwat
2. Hasad dan Rakus
3. Terlalu kenyang makan
4. Tergesa – gesa
5. Bakhil dan takut kefakiran
6. Fanatik buta terhadap kelompok atau madzhab
7. Berprasangka buruk terhadap kaum muslimin
Terapi hati dalam rangka membentengi semua jalan yang biasa dimasuki syetan adalah dengan menyucikan hati dari sifat-sifat tercela

RACUN – RACUN HATI

Dr.Ahmad Farid memaparkan beberapa perkara yang menyebabkan hati teracuni diantaranya adalah :
1. Berkata secara berlebihan
Lidah termasuk nikmat Allah yang terbesar dan keindahan penciptaanya yang unik,memang ukurannya kecil tetapi ia mempunyai andil yang besar dalam melaksanakan ketaatan dan mengerjakan dosa bahkan kekufuran dan keimanan belum menjadi suatu dosa yang jelas sebelum lidahnya mengucapkan kesaksian
2. Mengucapkan sesuatu yang tidak berguna
Waktu merupakan modal manusia yang paling berharga dalam kehidupannya.
Rasulullah SAW bersabda : Ciri keislaman seseorang yang sejati ialah meninggalkan apa-apa yang tidak berguna
3. Menggunjing
Beberapa faktor bahaya dari Ghibah :
o Merusak Ukhuwah
o Merusak tatanan dakwah ( Tandzim )
o Mendapatkan Azab di akhirat

Faktor pendorong Ghibah :
o Pelampiasan kemarahan
o Bermujamalah ( Bermuka manis ) dengan mereka dan membantu mentertawakan kehormatan seseorang
o Berkeinginan untuk mengangkat dirinya dan merendahkan orang lain
o Menjadikan senda gurau untuk membuat masyarakat tertawa
4. Adu domba ( Namimah )
Makna Namimah adalah menyebar luaskan ucapan di tengah-tengah masyarakat dengan tujuan untuk membuat kekacauan,permusuhan dan kebencian.faktor seseorang yang mendorong adu domba adalah ingin menodai kebaikan orang yang di adu domba menampakan kecintaan kepada orang yang di ajak adu domba atau sekedar berbicara kesana kemari
Enam hal yang harus di perhatikan ketika menemui orang yang gemar adu domba adalah :
o Tidak mempercayai orang yang suka mengadu domba
o Melarang orang yang mengadu domba,menasihatinya dan menjelaskannya bahwa perbuatan yang dilakukannya itu perbuatan buruk dan tercela
o Membenci orang yang mengadu domba karena Allah
o Menjauhi prasangka buruk
o Tidak mencari-cari kesalahan orang lain
o Setelah dilarang dan dinasihati perlu dijelaskan tentang manfaat diam
5. Pujian
Pujian bisa mendatangkan bahaya bagi orang yang memuji dan bagi orang yang dipuji,jika mereka telah mabuk pujian maka akan membuka peluang terjadinya penyimpangan niat dan tujuan,mereka bersemangat melakukan kegiatan dakwah ketika ada pujian namun tidak bersemangat bahkan patah hati dan kecewa karena tidak adanya pujian,puian bisa menimbulkan rasa sombong dan bangga diri
6. Memandang secara berlebihan
Maksudnya adalah memnadang lawan jenis yang terlarang ( bukan mahram ) dengan pandangan bebas dan nafsu.
Bahaya berlebihan dalam memandang :
o Memandang berlebihan merupakan bentuk kemaksiatan dan pelanggaran terhadap perintah Allah
o Memandang yang berlebihan bisa memecah,mengoyak dan menjauhkan hati dari Allah SWT
o Menyebabkan hati lemah dan sedih sementara menundukan pandangan membuat hati kuat
o Menyebabkan hati gelap gulita
o Menyebabkan hati menjadi keras dan pintu ilmu tertutup bagi dirinya
o Secara otomatis mempersilakan syetan masuk ke hati
o Membuat seseorang jatuh kedalam kelengahan karena memperturutkan nafsunya
o Menimbulkan reaksi kedalam hati seperti reaksi anak panah menuju sasarannya
o Menimbulkan penyesalan,kesedihan dan kelukaan
o Membuat hati luka namun luanya tidak membuat jera si pelaku,ia akan mengulangi pandangan –pandangan itu sehingga lukanya tambah parah
o Dapat menghilangkan cahaya ketajaman jiwa
o Menyebabkan hati jatuh dalam kehinaan
o Menyebabkan hati jatuh kedalam tawanan syahwat
o Menyebabkan jiwa lalai dari Allah dan kampung akhirat akibat ia mabuk dan gila kesesatan
7. Berinteraksi secara berlebihan
Berlebihan dalam bergaul merupakan interaksi yang tidak ada manfaatnya,sebuah pergaulan yang hanya memenuhi selera nafsunya tanpa mempertimbangkan aspek kemanfaatannya yang diperoleh.bergaul secara berlebihan berpotensi menjadi penyakit yang mendatangkan ketidak baikan
8. Makan secara berlebihan
Menurut penelitian,Perut merupakan sumber syahwat dan tempat tumbuhnya berbagai penyakit dan kerusakan.Dari perut syahwat berkembang biak ke syahwat kemaluan akhirnya kerusakan menjalar kekemaluan itu,diikuti keinginan keras untuk menggapai kedudukan dan memperoleh harta,kedudukan atau pangkat dan harta merupakan alat untuk menikmati makanan dan syahwat sepuasnya
9. Tidur secara berlebihan
Tidur secara berlebihan dan terlalu banyak dapat mengakibatkan hati mati,badan terasa berat,waktu terbuang sia-sia,suka lupa dan malas.Oleh karena itu ada tidur yang dimakruhkan yaitu tidur yang tidak membawa kemanfaatan sama sekali,dan tidur yang bermanfaat yaitu tidur ketika timbul keinginan yang sangat untuk tidur.Tidur dipermulaan malam lebih bermanfaat dari pada tidur di akhir malam,tidur di pertengahan siang lebih bermanfaat dari pada tidur di pagi dan sore hari

UPAYA MENGHIDUPKAN HATI

Penyucian diri ( Tazkiyah Nafs ) adalah sebuah langkah strategis dalam dakwah islam,ia merupakan kunci yang membukakan mata hati dan fikiran para aktifis dakwah sehingga senantiasa suasana jiwanya dalam kondisi bersih dan suci untuk bisa melaksanakan tugas yang suci,Rasulullah SAW dan para sahabatnya mencontohkan aktifitas tazkiyah dalam kehidupan dakwah,sehingga mencapai hidup barokah dan kemenangan indah.

Beberapa aktifitas yang membersihkan dan membuat hati hidup adalah ;

1. Zikir kepada Allah SWT
Para aktifis dakwah tidak boleh melewatkan hari-hari,menit dan bahkan detik-detik kehidupannya tanpa aktifitas zikir,sesungguhnya zikir memiliki pengaruh yang sangat kuat bagi para aktifis dakwah untukmembentuk karakter diri yang dekat dengan Allah senantiasa berlindung dan berserah diri secara total kepada-Nya serta merasakan adanya pengawasan yang bersifat permanen dari-Nya.
Manfaat zikir diantaranya adalah :
o Zikir dapat menguatkan hati dan badan,menerangi wajah dan hati serta mendatangkan rezki
o Zikir dapat mewariskan muroqobatullah sehingga pelakunya masuk dalam katagori ihsan
o Zikir menyebabkan pelakunya diingat Allah SWT
o Zikir membuat hati hidup
o Zikir membuat hati bersih dari noda maksiat
o Zikir dapat menghapus dan menghilangkan semua dosa
o Zikir merupakan penyebab turunnya rahmat dan ketenangan
o Zikir penyebab lidah jauh dari ghibah,namimah,fitnah,dusta,berkata jorok dan keji
o Zikir merupakan tanaman syurga
o Zikir dapat mendatangkan kucuran karunia Allah SWT
o Zikir menyebabkan pelakunya tidak dilupakan Allah
o Zikir merupakan penawar hati yang keras
o Zikir membuat Allah dan para malaikat bersalawat kepada pelakunya
o Zikir memberikan kekuatan pada hati dan badannya
o Zikir membuat pelakunya terhindar dari virus kemunafikan
o Zikir membuat pelakunya mendapat keeruntungan
o Zikir merupakan sifat dari ulil albab
2. Membaca Al-Qur'an dan menghafalnya
Zikir yang paling utama adalah membaca Al-Qur'an,karena mencakup semua pengobatan penyakit hati.para aktifis dakwah sudah seharusnya dekat dan akrab dengan Al-Qur'an,dia dapat dibaca sebagai hiburan dan pembersih hati,dihafal,difahami maknanya dan kemudian dilaksanakan kandunganny
3. Istghfar
Istighfar atau permohonan ampunan kepada Allah SWT menunjukan kemampuan seseorang untuk mengenali kesalahan,dosa,dan kemaksiatan yang telah ia lakukan untuk kemudian muncul perasaan menyesal dan tekat kuat untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama yang telah dilakukan
4. Do’a
Manusia dan kehidupan keseharian senantiasa dekat dengan aktifitas do’a.bagi para aktifitas dakwah tidak layak menggantungkan diri kepada kemampuan manajerial dan strategi mereka semata,ingat keberhasilan itu datang dari Allah SWT dan untuk mencapai itu semua dibutuhkan sarana yaitu Do’a
5. Shalawat kepada Nabi SAW
Sesungguhnya shalawat kepada Nabi SAW akanmenyambungkan spiritualitas dakwah kita kepada Nabi SAW dan menjaga kesinambungan gerakan,dengan jalan menjaga kesinambungan,kecintaan,dan kedekatan kita dengan pembawa risalah yang agung Nabi Muhammad SAW
6. Qiyamullail
Inilah sarana Tazkiyah yang harus senantiasa dilakukan oleh para aktifis dakwah.Bangun malam dan melaksanakan shalat Tahajud akan membersihkan hati dan jiwa dari berbagai macam kotoran.Kebersihan hati akan bedampak kepada ketenangan jiwa dan bersihnya fikiran,sehingga dakwah akan bisa dilakukan secara optimal dan hasil yang bisa diharapkan.

Manusia adalah unsur inti dari kehidupan. Peningkatan dan pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) senantiasa menjadi isu penting semua organisasi. Bahkan disaat teknologi dianggap sebagai parameter sebuah negara dikatakan maju, SDM tetap menjadi persoalan penting yang diyakini mempengaruhi secara signifikan eksistensi negara tersebut dalam peradaban dunia. “The man behind the gun”, begitu kira-kira orang sana membahasakan betapa pentingnya unsur manusia disamping teknologi. Bagaimanapun canggihnya teknologi, tidak akan bermanfaat bila tidak ada manusia yang bisa menggunakannya. Bahkan ia dapat menjadi bencana bila manusia menyalah gunakannya.
Dari sini, kita memperoleh dua kata kunci tentang SDM ini. Pertama, dan ini yang terpenting, adalah persoalan pembentukan kepribadian manusia, sehingga ia tak menyalah gunakan apapun yang berada ditangannya. Kedua, peningkatan kemampuan, kompetensi dan kapabilitas manusia sesuai bakat, minat dan spesialisasinya. Bahwa pengembangan dalam teknologi, metodologi atau apapun tak akan berarti apa-apa jika tak diiringi dengan peningkatan kemampuan manusianya. Singkatnya, kita dapat mengatakan bahwa teknologi, metodologi dan kawan-kawannya hanyalah tools atau alat, manusialah yang menentukan apakah ia bermanfaat atau justru menjadi bencana.
Dua aspek penting yang terkait SDM, pembentukan kepribadian dan peningkatan kemampuan manusia inilah yang menjadi core kerja tarbiyah kita. Keduanya harus berjalan seiring dan seimbang. Jadi kerja tarbiyah intinya adalah membentuk kepribadian manusia secara bertahap sehingga menjadi pribadi yang dikehendaki Allah dan Rasul-Nya, lalu meningkatkan kemampuannya hingga menjadi kader yang mampu melaksanakan tugas yang diamanahkan kepadanya dalam rangka mengembalikan kejayaan Islam dan kaum muslimin.
Disinilah letak persoalannya. Tarbiyah merupakan metodologi, cara, sarana, alat atau tools. Tarbiyah memerlukan unsur lain agar dapat diaplikasikan. Kita asumsikan unsur lain itu adalah manhaj, idarah (manajemen), Murabbi dan Mutarabbi.
Mari kita renungkan lebih dalam. Untuk aspek manhaj, kita sudah memilikinya. Bahkan untuk menjaga ta’shil (orisinalitas) dan mengikuti perkembangan lapangan,manhaj tarbiyah terus dievaluasi dan direvisi secara berkala. Lebih jauh, seluruh kader dapat secara langsung memiliki dan mengakses manhaj itu karena telah dibukukan. Untuk aspek idarah pun demikian, kader dapat mengakses sistem itu dengan mudah, apalagi idarah ini bukanlah suatu konsep yang sulit dan rumit bagi rata-rata kader.
Tetapi sebagaimana “kaidah” diawal tulisan ini, betapapun bagus dan lengkapnya manhaj atau idarah yang dimiliki, tak akan berarti apa-apa jika tak ada yang mampu dan mau mengaplikasikannya. Jadi, suka tidak suka kita harus kembali kepada pentingnya unsur manusia (dalam konteks ini adalah Murabbi dan Mutarabbi) untuk membuat tarbiyah berjalan dengan baik.
Maka, upaya merevisi manhaj dan idarah harus diiringi dengan upaya penyiapan dan peningkatan kemampuan para Murabbi. Ini karena para Murabbi adalah “The man behind The Manhaj and The Idarah”. Lalu, siapa yang bertanggung jawab untuk menyelenggarakan program penyiapan dan peningkatan kemampuan para Murabbi? Ya, jawabannya adalah struktur yang memiliki program tersebut. Dan siapa yang berada di struktur itu? Manusia juga kan? Maka upaya yang harus dilakukan juga adalah meng up grade mereka yang berada di struktur tarbiyah hingga punya kemampuan dan kemauan melaksanakan program yang menjadi tanggung jawabnya.
Demikianlah persoalan ini akan saling terkait satu dengan lainnya. Tetapi pada intinya, faktor manusia (kader) senantiasa menjadi yang sangat signifikan mempengaruhi keberhasilan dakwah, bersama faktor tools lainnya tadi.
Tengoklah sejarah. Keberhasilan dakwah Rasulullah bisa dikatakan sangat didukung oleh dua faktor SDM, disamping tentu saja faktor bimbingan manhaj Alllah SWT. Faktor pertama adalah beliau sendiri sebagai SDM Murabbi yang handal, dan faktor kedua yang tak boleh diabaikan, adalah adanya SDM mutarabbi kader-kader yang berkualitas, yang dalam istilah Syaikh Sayyid Quthb disebut sebagai al-Jiil al-Qur’an al-Fariid (Generasi Qur’ani Yang Unik). Itulah Abu Bakr ash-Sidq, Umar bin Khaththab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Amr bin Yasir, Abdullah bin Mas’ud dan masih banyak lagi. Merekalah generasi shahabat Rasululllah SAW yang mempersembahkan hidup mati mereka demi tegaknya izzul Islam wal muslimin.
Jadi, jika ingin meraih kembali kemenangan dakwah, kita harus membenahi kader disemua jenjang dan lapisnya. Kader jajaran pimpinan, kader fungsionaris struktur, kader yang berada di lembaga legislatif atau eksekutif, kader kepala daerah, kader birokrat, kader profesional, kader Murabbi dan kader Mutarabbi, semuanya harus dikokohkan secara terus menerus tarbiyahnya. Konsekwensinya adalah program-program yang berorientasi pada pengokohan tarbiyah kader harus menjadi prioritas kita. Agar kader memiliki energi dahsyat untuk melakukan kerja-kerja dakwah. Agar Allah memberikan pertolongan- Nya. Maka dengan kekuatan kader dan pertolongan Allah, insya Allah dakwah ini akan mengembalikan izzul islam wal muslimin. Allahu Akbar!

Tidak ada komentar: