Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Kamis, 27 Januari 2011

ZONA i n OUR BRAIN^^

Otak atau rasio memiliki fungsi yang sangat vital bagi diri manusia. Melalui kecerdasan otak manusia mampu menciptakan pesawat hingga bisa terbang tinggi laksana burung elang yang gagah. Dengan otak pula, manusia mahir menyelam ke dasar laut bagaikan ikan hiu yang gesit. Bahkan lewat kecerdasan rasionya, ia bisa menyusupi kebenaran metafisik sekali pun. Melalui kecerdasan otak, manusia dapat menangkap fenomena alam (ciptaan) secara mendetail. Berbagai temuan sains dan teknologi mutakhir merupakan buah dari kecerdasan otak manusia. Hal ini karena manusia itu mau untuk memaksimalkan peranan otaknya agar bermanfaat bagi kehidupannya.
Pada hakikatnya manusia yang dikaruniai Tuhan sebuah kecerdasan otak, bukanlah sekali jadi. Artinya kecerdasan hanya sebuah bahan dasar yang masih membutuhkan latihan yang perlu diasah dan dikembangkan hingga menjadi lebih sempurna. Sebagaimana pisau, otak pun harus diasah, bahkan bila perlu bahan pisau itu harus dibakar terlebih dahulu agar daya tajamnya semakin kuat dan tahan lama.
Otak merupakan karunia tertinggi yang dimiliki manusia. Berbeda dengan mahluk lainnya, manusia dibekali kekuatan rasio yang barang tentu menjadi puncak kesempurnaannya. Maka sudah sepantasnya bila manusia mensyukuri karunia Tuhan itu dengan cara mempergunakannya secara benar dan seoptimal mungkin. Sebagai rasa wujud syukur kepada Tuhan, otak harus didayagunakan serta diasah dengan benar. Karena kapasitas otak itu dalam bentuk yang masih statis dan pasif. Potensi otak akan tajam dan aktif bula diasah dan difungsikan sebaik mungkin. Begitu pula sebaliknya, bila dibiarkan telantar tanpa latihan yang memadai ia pun akan beku bagaikan salju.
Menurut David Gamon dan Allen Bargdon, diperlukan strategi atau cara agar otak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik. Baik itu melalui latihan secara stimulant agar ke depan otak tumbuh secara maksimal.
Secara naluriah, vitalitas otak dapat mengalami stagnan apabila terpengaruh tiga hal, yaitu terkontaminasi sifat malas, sikap tak mau tahu (apatis) serta faktor usia.
Menurut hasil penemuan Gamon dan Bragdon, terdapat enam zona kecerdasan otak manusia, yakni :
Zona pertama yaitu eksekutif-sosial. Zona ini memperkenalkan pada kita tentang cara mudah mengenali ekspresi diri, tentang hubungan antara DHEA; yakni hormon yang dihasilkan adrenalin da primate yang mampu membuat manusia dapat merasakan seperti uda kembali.
Zona kedua, yaitu ingatan. Zona ini berhubungan dengan daya ingat manusia, baik itu ngatan yang tajam, kokoh, dan kuat, serta efektif.
Zona ketiga, yaitu emosi. Zona ini berhubungan dengan emosi yang memiliki relasi terhadap fungsi-fungsi intelektual pikiran. Emosi bekaitan erat dengan pemahaman dan pemeliharaan kesehatan sel-sel otak serta sistem imun (daya tahan) tubuh kita. Cara mengatur agar emosi tetap stabil adalah dengan sering melihat film yang mengundang lucu dan tawa, semisal Mr. Bean, karena dengan tertawa urat saraf dan emosi akan tetap stabil. Dengan kata lain dengan melihat film humor akan mengurangi ketegangan emosi dan menjernihkan kembali rasio.
Zona keempat, yaitu bahasa. Zona ini merupakan peranan bahasa menjadi bagian penting dari fungsi otak manusia. Di mana ukuran kecerdasan manusia dapat diukur dari seberapa besar penguasaan bahasa dan kata-kata. Tak salah jika bahasa dijadikan sebagai sebuah paradigma. Oleh sebab itu di zona ini kita di tuntut untuk bisa mendayagunakan otak kiri dan kanan kita yang masing-masing punya kekuatan dan kekuatan itu bisa dimaksimalkan secara seimbang dan trsistematis.
Zona kelima, yaitu matematika. Secara naluri atau kodrati, manusia sesungguhnya suka berhitung. Dari usia anak-anak hingga usia lanjut, menghitung adalah aktivitas yang hampir tidak bisa ditinggalkan. Menurut penelitian oleh para ahli bahwa kemampuan matematis memiliki keterkaitan dengan tingkat kecerdasan. Logika berpikir memang berangkat dari teori matematis.
Dan zona terakhir yaitu spasial. Zona ini membuktikan bahwa kinerja otak memiliki relasi dengan gen dan kemampuan visual seseorang. Buta warna adalah salah satu contohnya. Ternyata, temuan penulis dalam buku ini menunjukkan bahwa spasial-visual punya hubungan dengan tingkat kecerdasan otak.
Dari keenam zona tersebut dapat penuli simpulkan bahwasannya dalam perkembangannya akademik memang tidak dapat di pisahkam. Oleh sebab itu kita sebagai calon pendidik harus membiasakan memaksimalkan serta menyeimbangkan kinerja otak kiri dan otak kanan secara seimbang. Dan salah satu cara yang efektif dalam perkembangan pendidikan saat ini adalah dengan mengajak anak mendogeng dan strategi belajarnya di dalam kelas melalui penelitian tindakan kelas.

Tidak ada komentar: