“(Ingatlah) tatkala para pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua, lalu mereka berdo’a: “Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)”, (TQS. 18:10).
Sebuah inspirasi dari Al Quranul Karim, bahwasannya dalam kisah askhabul kahfi yang berdoa kepada RabbNya untuk diberikan rahmat serta petunjuk untuk menjalankan urusan-urusan dunia dan akhirat nanti sehingga ika saatnya tiba dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Dialah pemuda inspirator, dimana dalam setiap rusuk-rusuknya terbakar semangat yang membaja.
<<>>
Di zaman ini pemuda adalah tulang punggung negara. Dipundaknya terdapat beban berat yang tidak semua orang mampu untuk memikulnya. Di setiap sendinya mengalir semangat untuk persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga keutuhan negeri yang penuh cinta ini. Bhineka Tunggal Ika, menjadikan kita untuk senantiasa berfikir dan terus menggali potensi, bahwa walaupun kita berbeda kita tetap satu, satu falsafah (pandangan hidup), yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pemuda adalah titisan sang bagaskara yang menyengatkan bumi. Setiap kehangataanya mampu memberikan keteduhan untuk berfikir yang jernih serta dan belaian cinta untuk negeri. Pemuda memberikan pesona di setiap langkah-langkahnya yang membahana. Bersamanya jiwa-jiwa kami mendapatkan sokongan punggung-punggung yang kokoh nan kuat. Setiap sisi linier ada balutan semangat membaja sang pemuda inspiratr bangsa. Pemuda harapan bangsa-lah yang mampu menjawab tantangan bangsa ke depan. Pemuda generasi terbaik di setiap masa, itu KITA.
Tantangan bangsa ?
Tantangan bangsa ke depan sangatlah kompleks, tidak lagi seputar regional namun juga meluas hingga hubungan dengan negara-negara di sekitar. Kita sebagai pemuda harus siap untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini. Pemuda adalah sosok masa depan, karena nasib bangsa ke depan berada dalam genggaman eratnya. Pemuda sebagia cerminan kemajuan bangsa haruslah bisa menjadi teladan baik itu di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik maupun di bidang-bidang yang lain.
Pemuda harus bisa merangkul semua aspek yang menjadikan bangsa ini lebih berkarakter. Berbicara tentang bangsa yang berkarakter, menurut penulis, bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang cerdas, bermoral, bermartabat, brakhlak mulia, serta memegang teguh agamanya. Karena bagaimanapun agama-lah yang akan membentuk karakteristik dari diri pemuda itu sendiri.
Bagaimanakah caranya ?
Yang pertama, menjadikan pembangunan berkarakter bagi pemuda bangsa sebagai prioritas utama, baik melalui pendidikan formal, pendidikan politik, maupun pendidikan formal yang lain. Menurut Undang-Undang Kepemudaan pasal 3, “Tujuan pembangunan pemuda adalah untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan”. Dari tujuan ini dapat kita lihat dengan keteladanan bahwa pendidikan melalui penanaman nila-nilai moral dan agama, pengembangan jiwa sosial, apresiasi terhadap kebudayaan, tindakan kearifan lokal melalui tindakan-tindakan yang militan, serta hal-hal lain yang sangat memegang peranan penting dalam pembangunan pemuda berkarakter. Karena sekali lagi pembentukan ruh-ruh pemuda yang penuh dengan inspirasi dan motivasi untuk senantiasa memperbaiki kehidupan bangsa merupakan tolak ukurnya.
Kemudian yang kedua adalah dengan mengadakan perubahan serta pendekatan baru dalam program kepemudaan. Dalam hal ini menurut Berger pada tahun 1994 di sebuah bukunya menjelaskan bahwa ada 4 faktor penting dalam konteks perubahan itu, yakni strategi, implementasi/operasi, budaya, serta yang terakhir adalah system imbalan (reward system).
Strategi merupakan perencanaan, dimana ketika kita ingin menggapai sesutau kita harus mempunyai perencanaan yang baik, terkonsep dengan matang, serta struktur perencanaan yang jelas. “I we fail to plan, we plan to fail” maksudnya sebesar apapun cita-cita untuk kemajuan bangsa ini dengan memaksimalkan peran pemuda, namun jika kita tak pandai-pandai untuk merencanakan, mengkonsep dengan matang maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Semua akan tetap berjalan, namun akan ada beberapa disana-sini yang seperti terdapat lubang, sehingga hal ini suatu saat akan menggembosi semangat kita.
Impementasi/operasi, merupakan langkah realistis yang nyata. Setelah kita mampu untuk merencanakan dengan baik kemudian kita mencoba untuk menjalankan apa yang telah kita konsepkan tadi dengan ikhtiar yang maksimal. Sesungguhnya Alloh sangat memperhatikan proses perubahan hambaNya. Mungkin hal ini yang menjad motivasi kita untuk senantiasa menjaga perbuatan kita. Amar ma’ruf nahi mungkar. Berbuatlah yang baik selama nafas ini masih menggantung di tenggoroka kita. Petrhatika setiap proes kita agar proses kita menjadi pemuda yang mampu menjawab tantangan bangsa senantiasa bersih dal Allah ridhi.
Budaya, merupakan bagian setiap adat istiadat yang ada pada suatu negeri. Budaya merupak seni yang terbentuk karena kebiadaan. Oleh karena itu marilah kita menjadikan setiap kebiasaan kita menjadi kebiadaab yang baik, indah, serta santun. Karena budaya pemuda menjadi identitas bagi negerinya.
Yang terakhir adalah sistem imbalan (reward system), dimana setiap prestasi harus diberikan penghargaan agar prestasi itu menjadi semakin kuat, berkembang, dan mampu menjadi motivasi orang-orang di sekitar. Baik itu birokrat, pemerintah, masyarakat, serta komponen-komponen yang menjadikan prestasi ini menjadi inovasi dan motivasi. Imbalan tidak harus berupa nominal yang besar, namun perhatian serta upaya pengembangan terhadap bidang yang mampu berprestasi itu sangat penting.
Oleh karena itu dimanapun posisi kita sekarang berada, marilah kita kembangkan setiap lini yang ada di sekitar kita. Jadilah pemuda berprestasi sebagai harapan bangsa. Karena sesungguhnya janganlah meragu untuk terus bergerak, untuk terus berprestasi.
[ Ferawati.L / K7108039 / FKIP PGSD 2008]
Sebuah inspirasi dari Al Quranul Karim, bahwasannya dalam kisah askhabul kahfi yang berdoa kepada RabbNya untuk diberikan rahmat serta petunjuk untuk menjalankan urusan-urusan dunia dan akhirat nanti sehingga ika saatnya tiba dapat mempertanggungjawabkannya dengan baik. Dialah pemuda inspirator, dimana dalam setiap rusuk-rusuknya terbakar semangat yang membaja.
<<>>
Di zaman ini pemuda adalah tulang punggung negara. Dipundaknya terdapat beban berat yang tidak semua orang mampu untuk memikulnya. Di setiap sendinya mengalir semangat untuk persatuan dan kesatuan bangsa, menjaga keutuhan negeri yang penuh cinta ini. Bhineka Tunggal Ika, menjadikan kita untuk senantiasa berfikir dan terus menggali potensi, bahwa walaupun kita berbeda kita tetap satu, satu falsafah (pandangan hidup), yakni Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pemuda adalah titisan sang bagaskara yang menyengatkan bumi. Setiap kehangataanya mampu memberikan keteduhan untuk berfikir yang jernih serta dan belaian cinta untuk negeri. Pemuda memberikan pesona di setiap langkah-langkahnya yang membahana. Bersamanya jiwa-jiwa kami mendapatkan sokongan punggung-punggung yang kokoh nan kuat. Setiap sisi linier ada balutan semangat membaja sang pemuda inspiratr bangsa. Pemuda harapan bangsa-lah yang mampu menjawab tantangan bangsa ke depan. Pemuda generasi terbaik di setiap masa, itu KITA.
Tantangan bangsa ?
Tantangan bangsa ke depan sangatlah kompleks, tidak lagi seputar regional namun juga meluas hingga hubungan dengan negara-negara di sekitar. Kita sebagai pemuda harus siap untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang sangat cepat di era globalisasi ini. Pemuda adalah sosok masa depan, karena nasib bangsa ke depan berada dalam genggaman eratnya. Pemuda sebagia cerminan kemajuan bangsa haruslah bisa menjadi teladan baik itu di bidang pendidikan, ekonomi, sosial, politik maupun di bidang-bidang yang lain.
Pemuda harus bisa merangkul semua aspek yang menjadikan bangsa ini lebih berkarakter. Berbicara tentang bangsa yang berkarakter, menurut penulis, bangsa yang berkarakter adalah bangsa yang cerdas, bermoral, bermartabat, brakhlak mulia, serta memegang teguh agamanya. Karena bagaimanapun agama-lah yang akan membentuk karakteristik dari diri pemuda itu sendiri.
Bagaimanakah caranya ?
Yang pertama, menjadikan pembangunan berkarakter bagi pemuda bangsa sebagai prioritas utama, baik melalui pendidikan formal, pendidikan politik, maupun pendidikan formal yang lain. Menurut Undang-Undang Kepemudaan pasal 3, “Tujuan pembangunan pemuda adalah untuk mewujudkan pemuda yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, cerdas, kreatif, inovatif, mandiri, demokratis, bertanggung jawab, berdaya saing, serta memiliki jiwa kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan”. Dari tujuan ini dapat kita lihat dengan keteladanan bahwa pendidikan melalui penanaman nila-nilai moral dan agama, pengembangan jiwa sosial, apresiasi terhadap kebudayaan, tindakan kearifan lokal melalui tindakan-tindakan yang militan, serta hal-hal lain yang sangat memegang peranan penting dalam pembangunan pemuda berkarakter. Karena sekali lagi pembentukan ruh-ruh pemuda yang penuh dengan inspirasi dan motivasi untuk senantiasa memperbaiki kehidupan bangsa merupakan tolak ukurnya.
Kemudian yang kedua adalah dengan mengadakan perubahan serta pendekatan baru dalam program kepemudaan. Dalam hal ini menurut Berger pada tahun 1994 di sebuah bukunya menjelaskan bahwa ada 4 faktor penting dalam konteks perubahan itu, yakni strategi, implementasi/operasi, budaya, serta yang terakhir adalah system imbalan (reward system).
Strategi merupakan perencanaan, dimana ketika kita ingin menggapai sesutau kita harus mempunyai perencanaan yang baik, terkonsep dengan matang, serta struktur perencanaan yang jelas. “I we fail to plan, we plan to fail” maksudnya sebesar apapun cita-cita untuk kemajuan bangsa ini dengan memaksimalkan peran pemuda, namun jika kita tak pandai-pandai untuk merencanakan, mengkonsep dengan matang maka hasilnya pun tidak akan maksimal. Semua akan tetap berjalan, namun akan ada beberapa disana-sini yang seperti terdapat lubang, sehingga hal ini suatu saat akan menggembosi semangat kita.
Impementasi/operasi, merupakan langkah realistis yang nyata. Setelah kita mampu untuk merencanakan dengan baik kemudian kita mencoba untuk menjalankan apa yang telah kita konsepkan tadi dengan ikhtiar yang maksimal. Sesungguhnya Alloh sangat memperhatikan proses perubahan hambaNya. Mungkin hal ini yang menjad motivasi kita untuk senantiasa menjaga perbuatan kita. Amar ma’ruf nahi mungkar. Berbuatlah yang baik selama nafas ini masih menggantung di tenggoroka kita. Petrhatika setiap proes kita agar proses kita menjadi pemuda yang mampu menjawab tantangan bangsa senantiasa bersih dal Allah ridhi.
Budaya, merupakan bagian setiap adat istiadat yang ada pada suatu negeri. Budaya merupak seni yang terbentuk karena kebiadaan. Oleh karena itu marilah kita menjadikan setiap kebiasaan kita menjadi kebiadaab yang baik, indah, serta santun. Karena budaya pemuda menjadi identitas bagi negerinya.
Yang terakhir adalah sistem imbalan (reward system), dimana setiap prestasi harus diberikan penghargaan agar prestasi itu menjadi semakin kuat, berkembang, dan mampu menjadi motivasi orang-orang di sekitar. Baik itu birokrat, pemerintah, masyarakat, serta komponen-komponen yang menjadikan prestasi ini menjadi inovasi dan motivasi. Imbalan tidak harus berupa nominal yang besar, namun perhatian serta upaya pengembangan terhadap bidang yang mampu berprestasi itu sangat penting.
Oleh karena itu dimanapun posisi kita sekarang berada, marilah kita kembangkan setiap lini yang ada di sekitar kita. Jadilah pemuda berprestasi sebagai harapan bangsa. Karena sesungguhnya janganlah meragu untuk terus bergerak, untuk terus berprestasi.
[ Ferawati.L / K7108039 / FKIP PGSD 2008]
2 komentar:
Ass.. Pemuda masa depan harapan semua insan, selamat berproses. salam ukhuwah, http://ikhsanfirdaus.blogspot.com/
wa'alaykumussalam wr wb
terima kasih, salam kenal dari jauh untuk sebuah ukhuwah nan indah^^
Posting Komentar