Meningkatkan Kemampuan Menulis Puisi dengan Media Gambar pada Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri 1 Bangkuang Kabupaten Barito Selatan
Ichyatul Afrom
Abstrak
Tujuan pembelajaran menulis di SD diarahkan pada tercapainya kemampuan mengungkapkan pendapat, ide gagasan, pengalaman, informasi pesan, menggunakan ejaan dan memanfaatkan unsur-unsur kebahasaan karya sastra dalam menulis. Pencapaian tujuan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya adalah media pembelajaran. Media pembelajaran dapat meningkatkan motivasi siswa dalam menciptakan suasana belajar secara kolaboratif, dan membuat siswa aktif. Salah satu media pembelajaran yang dapat meningkatkan aktivitas siswa adalah media gambar. Dalam pembelajaran menulis, khususnya menulis puisi, media gambar dapat mengatasi masalah yang sering dialami siswa, memadukan empat aspek keterampilan berbahasa, dan memberi kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam proses menulis.
Tujuan penelitian ini adalah menigkatkan kemampuan menulis puisi dengan media gambar pada tahap pratulis, tahap tulis, dan tahap pascatulis itu dapat dilihat dari peningkatan kemampuan siswa dalam menulis puisi dengan media.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan menggunakan rancangan penelitian tindakan. Rancangan disusun dalam satuan siklus dengan sistem berulang, setiap siklus berisi aktivitas pembelajaran pratulis, saat tulis, pascatulis, dan refleksi. Refleksi dilakukan pada setiap akhir siklus. Hasil refleksi digunakan sebagai dasar untuk perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya. Data penelitian diperoleh dari hasil pengamatan, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil analisis data penelitian menunjukan bahwa pembelajaran menulis puisi dapat meningkatkan kemampuan menulis puisi siswa kelas V SD Negeri 1 Bangkuang dengan media gambar. Peningkatan kemampuan menulis puisi dilakukan dalam tahap pembelajaran yang meliputi tahap pratulis, tahap menulis dan tahap pascatulis.
Pada tahap pratulis peran guru sebagai fasilitator dan motivator dalam kegiatan belajar siswa dilakukan melalui aktivitas: (1) mengadakan apersepsi, (2) menampilkan gambar, (3) melakukan tanya jawab untuk membangkitkan skemata siswa tentang puisi, dan (4) menjelaskan langkah-langkah menulis puisi; sedangkan aktivitas siswa pada tahap pratulis dalam kegiatan pembelajaran yaitu: (1) memperhatikan gambar yang ditampilkan, (2) menjawab pertanyaan guru, dan (3) menyimak penjelasan tentang langkah menulis puisi.
Pada tahap menulis aktivitas guru yaitu; (1) membagikan gambar kepada siswa, (2) siswa diminta memilih dan menyebutkan isi gambar, (3) meminta siswa menentukan ide dan mengembangkan ide tersebut menjadi draf puisi, (4) meminta siswa mengembangkan draf menjadi puisi utuh dengan memperhatikan gambar; Sedangkan aktivitas siswa yaitu: (1) memperhatikan gambar yang dibagikan, (2) memilih dan menyebutkan isi gambar, (3) menentukan ide dan mengembangkan ide menjadi draf puisi, (4) mengembangkan draf menjadi puisi utuh.
Pada tahap pascatulis, peran guru sabagai fasilitator dan motivator dengan melakukan aktivitas: (1) menyiapkan karangan yang akan dipublikasikan, (2) memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca karyanya, (3) melayani siswa dengan berdiskusi dan bertanya-jawab, (4) memberikan perhatian terhadap siswa yang berdiskusi dengan mengamati, menunjukkan reaksi yang positif, memotivasi siswa, dan (5) mencatat kelebihan dan kelemahan siswa; sedangkan aktivitas siswa pada tahap pasca tulis ini yaitu; (1) membacakan hasil karya mereka. (2) memperhatikan dan mengomentari hasil karya tersebut, (3) karya yang sudah diperbaiki, dipajang di majalah dinding.
Dengan prosedur yang demikian, diperoleh kemampuan menulis puisi siswa yang meningkat pada setiap tahapan. Secara kuantitatif, kemampuan menulis puisi siswa pada tahap pratulis siklus I adalah 71,5 dan pada siklus II 76,6. Secara kualitatif hasil belajar pada tahap pratulis adalah berkembangnya kemampuan siswa yang mencakup (1) suasana belajar siswa dapat terkendali, (2) siswa dapat berinteraksi dengan temannya, (3) siswa berani menceritakan pengalamannya dan mengemukakan pertanyaan yang berkaitan dengan puisi, dan (4) siswa berani menjawab pertanyaan dari guru mengenai unsur-unsur puisi.
Hasil tindakan pada tahap menulis secara kuantitatif pada siklus I adalah 71 dan pada siklus II 76,5. Secara kualitatif, berkembangnya kemampuan siswa dalam menulis puisi yang ditandai dengan kemampuan (1) mengidentifikasi gambar, (2) menentukan ide sesuai gambar, (3) menulis draf puisi sesuai dengan ide yang ditemukan, dan (4) menggunakan pilihan kata (diksi) dalam menulis puisi.
Hasil tindakan pada tahap pascatulis, secara kuantitatif pada siklus I adalah 72,8 dan siklus II 80. Secara kualitatif, berkembangnya kemampuan siswa dalam memublikasikan karya, yang ditandai dengan (1) keberanian membacakan hasil karyanya, (2) kemampuan merespon hasil karya temannya, (3) kemampuan melakukan perbaikan terhadap hasil karyanya, (4) dapat menunjukkan hasil karyanya di mading atau papan pengumuman.
Penggunaan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi yang dapat digunakan sebagai media pembelajaran di kelas V Sekolah Dasar terteliti meliputi ketiga tahap tersebut yakni (a) tahap pratulis: pembangkitan skemata, (b) tahap menulis: menulis puisi, dan (3) tahap pascatulis: pemublikasian hasil karya siswa.
Pembelajaran menulis puisi dengan media gambar juga berdampak positif bagi psikologis siswa, pada mulanya siswa hanya diam dan tidak mempunyai keberanian untuk berinteraksi, baik dengan guru maupun dengan temannya, dan pada siklus II melalui strategi tebak gambar, akhirnya para siswa berani mengemukakan pendapat dan berinteraksi baik dengan guru maupun dengan temannya.
Bertolak dari hasil penelitian ini, maka disarankan kepada guru SD untuk menggunakan media gambar dalam pembelajaran menulis puisi, dengan meningkatkan aktivitas siswa dengan merangsang keterlibatan emosional, perhatian, motivasi, dan ketekunan siswa dalam pembelajaran menulis puisi.
http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/868
Tidak ada komentar:
Posting Komentar