Akankah kupilih dia?
Dia yang kelak menjadi imamku, dia yang kelak mengisi kekosongan jiwaku, dia yang nanti aku cinta dengan halal? ?
Duhai cinta muaranya cinta, hanya Engkau yang mengetahui isi hatiku. Ya, memang sejak kecil aku mencintainya, sejak masih berumur 12 tahun. Aku sering melewati kamarmu dan berharap kau ada di jendela saat aku dan kawan-kawan pergi ke mushola. Aku berharap kau ada, walaupun ku tahu kau sedang menuntut ilmu, tapi saat aku lihat kau ada aku senang.
Kenangan itu kucoba ku kubur saat ku tahu usiaku terpaut 5tahun dengan mu.
Aku pun mencoba melupakanmu duhai cinta pertamaku, hingga suatu siang di penghujung 2007 Alloh mempertemukan kita, saat kau mampir ke warung dengan lek ku yang juga tetanggamu.
Tetanggaku bilang kamu sedang melamarku, hemm jiwaku melayang.
Loss kontak hingga awal semester3 ini, akhirnya ada komunikasi, kau diangkat jadi PNS, syukurku waktu itu.
Hingga sepekan kemarin nenekku bilang kamu telah menikah. Hancur hatiku. Lalu aku curhat pada ibu susu-ku, beliau menyarankan banyak hal, dan salah satunya adalah agar ayahku segera melamarmu. Karena memang bukan kau yang menikah, tapi pak lek mu.
Aku sedih, karena banyak hal yang menerpaku sehingga aku tak kuasa meminta ayah melamarmu, bahkan aku belum bilang tentang rasa ini.
Hingga jum'at kemarin ibu susu-ku meninggal, aku belum melaksanakan amanah beliau.
Jujur, aku memang ingin bilang ke ayah, tapi.. banyak hal yang menerpaku, aku takut, sangat takut jika kau menolakku.
Tapi, aku takut kesempatan itu akan hilang.
Duhai wajah nan teduh, jika bukan disini, disana nanti Alloh kan mengabulkan tuk menjadi pengisi jiwamu.
Aku harus kuat dalam penantian ini.
AMIN
Memory of aref,sep85..
3 komentar:
mungkinkah?
curhat dik hehehe
enggak og mas, latihan nulis mawon, hehehe
Posting Komentar