Kewirausahaan dan Wirausahawan.
Hakikat kewirausahaan pertama kali muncul pada abad ke 18 di mana diawali dengan penemuan-penemuan baru seperti mesin uap, mesin pemintal, dll. Tujuan utama mereka adalah pertumbuhan dan perluasan organisasi melalui inovasi dan kreativitas. Keuntungan dan kekayaan bukan tujuan utama, meskipun dalam perkembangannya mengalami sedikit pergeseran.
Menurut Richard Cantillon (1775) Kewirausahaan didefinisikan sebagai bekerja sendiri (self-employment). Seorang wirausahawan membeli barang saat ini pada harga tertentu dan menjualnya pada masa yang akan datang dengan harga tidak menentu. Definisi ini menunjukkan bahwa terjadi proses antara mendapatkan dan menjual kembali barang dengan harapan harga yang lebih mahal dan lebih menekankan pada bagaimana seseorang menghadapi resiko atau ketidakpastian
Pengertian lain dari kewirausahaan menurut Entrepreneurship Center at Miami University of Ohio sebagai proses mengidentifikasi, mengembangkaan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu. Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian. Jika membaca dari pengertian tersebut maka inti dari pendapat ini adalah ide yang inovatif guna penciptaan usaha baru.
Peter F. Drucker menyampaikan bahwa kewirausahaan merupakan kemampuan dalam menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda. Pengertian ini mengandung maksud bahwa seorang wirausahawan adalah orang yang memiliki kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru, berbeda dari yang lain, atau mampu menciptakan sesuatu yang berbeda dengan yang sudah ada sebelumnya. Sesuatu yang baru bisa diartikan benar-benar baru (penemuan) ataupun kombinasi dari yang sudah ada sehingga menghasilkan kebaruan. Hampir sama dengan pengertian sebelumnya dimana titik beratnya adalah kemampuan menciptakan inovasi.
Zimmerer berpendapat bahwa kewirausahaan sebagai suatu proses penerapan kreativitas dan inovasi dalam memecahkan persoalan dan menemukan peluang untuk memperbaiki kehidupan (usaha).
Sedangkan Kasmir (2007 : 18) berpendapat bahwa secara sederhana arti wirausahawan (entrepreneur) adalah orang yang berjiwa berani mengambil resiko untuk membuka usaha dalam berbagai kesempatan. Berjiwa berani mengambil resiko artinya bermental mandiri dan berani memulai usaha, tanpa diliputi rasa takut atau cemas sekalipun dalam kondisi tidak pasti. Titik berat dari pengertian menurut kasmir adalah berani dan mampu membuka usaha.
Dari pengertian yang disampaikan mengenai kewirausahaan dan wirausahawan terdapat beberapa hal yang sama yaitu inovasi dan pembuatan usaha baru. Inovasi dipandang sebagai kreasi dan implementasi ‘kombinasi baru’. Kombinasi baru dapat merujuk pada produk, jasa, proses kerja, pasar, kebijakan dan sistem baru atapaun lainnya. Dalam inovasi dapat diciptakan nilai tambah, baik pada organisasi, pemegang saham, maupun masyarakat luas. Oleh karenanya sebagian besar definisi dari inovasi meliputi pengembangan dan implementasi sesuatu yang baru (de Jong & den Hartog, 2003) sedangkan istilah ‘baru’ dijelaskan Adair (1996) bukan berarti original tetapi lebih ke newness (kebaruan). Arti kebaruan ini, diperjelas oleh pendapat Schumpeter (1934) bahwa inovasi adalah mengkreasikan dan mengimplementasikan sesuatu menjadi satu kombinasi. Dengan inovasi maka seseorang dapat menambahkan nilai dari produk, pelayanan, proses kerja, pemasaran,sistem pengiriman, dan kebijakan, tidak hanya bagi perusahaan tapi juga stakeholder dan masyarakat (de Jong & Den Hartog, 2003). Pada akhirnya apabila sebuah inovasi dapat dilakukan maka peluang untuk membuat usaha baru juga terbuka luas.
Ciri dan Watak Wirausahawan
No Ciri Watak
1
Percaya diri Keyakinan, ketidaktergantungan, individualistis,
dan optimisme
2 Berorientasi pada
tugas dan hasil Kebutuhan untuk berprestasi, berorientasi laba,
ketekunan dan ketabahan, tekad kerja keras,
mempunyai dorongan kuat, energetik dan
inisiatif
3 Pengambilan resiko Kemampuan untuk mengambil resiko yang
wajar dan suka tantangan
4 Kepemimpinan Perilaku sebagai pemimpin, bergaul dengan
orang lain, menanggapi saran-saran dan kritik
5 Keorisinilan Inovatif dan kreatif serta fleksibel
6 Berorientasi ke masa
Depan Pandangan ke depan, perspektif
Sumber : dari Meredith, et.a., dalam Suryana, 2001 : 8.
Pendapat lain mengenai ciri-ciri wirausahawan yang berhasil (Kasmir, 27 – 28)
a. Memiliki visi dan tujuan yang jelas. Hal ini berfungsi untuk menebak ke mana langkah dan arah yang dituju sehingga dapat diketahui langkah yang harus dilakukan oleh pengusaha tersebut
b. Inisiatif dan selalu proaktif. Ini merupakan ciri mendasar di mana pengusaha tidak hanya menunggu sesuatu terjadi, tetapi terlebih dahulu memulai dan mencari peluang sebagai pelopor dalam berbagai kegiatan.
c. Berorientasi pada prestasi. Pengusaha yang sukses selalu mengejar prestasi yang lebih baik daripada prestasi sebelumnya. Mutu produk, pelayanan yang diberikan, serta kepuasan pelanggan menjadi perhatian utama. Setiap waktu segala aktifitas usaha yang dijalankan selalu dievaluasi dan harus lebih baik dibanding sebelumnya.
d. Berani mengambil risiko. Hal ini merupakan sifat yang harus dimiliki seorang pengusaha kapanpun dan dimanapun, baik dalam bentuk uang maupun waktu.
e. Kerja keras. Jam kerja pengusaha tidak terbatas pada waktu, di mana ada peluang di situ dia datang. Kadang-kadang seorang pengusaha sulit untuk mengatur waktu kerjanya. Benaknya selalu memikirkan kemajuan usahanya. Ide-ide baru selalu mendorongnya untuk bekerja kerjas merealisasikannya. Tidak ada kata sulit dan tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan.
f. Bertanggungjawab terhadap segala aktifitas yang dijalankannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Tanggungjawab seorang pengusaha tidak hanya pada segi material, tetapi juga moral kepada berbagai pihak.
g. Komitmen pada berbagai pihak merupakan ciri yang harus dipegang teguh dan harus ditepati. Komitmen untuk melakukan sesuatu memang merupakan kewajiban untuk segera ditepati dana direalisasikan.
h. Mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan berbagai pihak, baik yang berhubungan langsung dengan usaha yang dijalankan maupun tidak. Hubungan baik yang perlu dijalankan, antara lain kepada : para pelanggan, pemerintah, pemasok, serta masyarakat luas.
Beberapa kesimpulan yang bisa ditarik dari pengertian tersebut adalah bahwa seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang muncul, serta mampu bertindak secara kreatif dan inovatif. Selain itu berdasarkan ciri dan watak wirausahawan, maka seorang wirausahawan haruslah percaya diri, bekerja keras untuk mendaptakan hasil yang maksimal, mempunyai jiwa pemimpin, mampu me menej usahanya, mempunyai ide yang diwujudkan dalam sebuah karya yang inovatif serta mempunyai visi dan misi yang jelas guna mencapai tujuan usahanya serta berkomitmen untuk memajukan usahanya. Kesimpulan lain dari kewirausahaan adalah kemampuan menciptakan sesuatu yang berbeda nilainya (bentuk, warna, proses kerja, sistem, tujuan usaha dll) dengan menggunakan usaha dan waktu yang diperlukan, memikul resiko finansial (keuangan), psikologi dan sosial yang menyertainya, serta menerima balas jasa moneter dan kepuasan pribadi, mudahnya adalah memperoleh keuntungan usaha atau berorientasi kepada laba.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar