AL QIYADAH WAL JUNDIYAH
Judul Asli : Bainal Qiyadah Wal Jundiyah
Oleh : Syaikh Mushthafa Masyhur
Penterjemah : Abu Ridho
Penerbit : Al Ishlahy Press, Jakarta
MUQODDIMAH
Islam tidak rela atas ketidakberdayaan ummatnya dalam menghadapi kenyataan. Islam tidak menghendaki kaum muslimin lemah dan takluk kepada musuh – musuhnya. Setiap muslim wajib bergerak dan berjuang serta berkorban untuk menegakkan Islam, membangun Daulah dan Khilafah Islamiyyah yang di dalamnya tegak hukum – hukum Allah supaya jangan ada fitnah dan supaya agama itu semata – mata bagi Allah ( Q.S Al Anfal : 39 ). Ketika itulah setiap mu’min bergembira dengan pertolongan Allah. Allah menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dialah Yang Mahagagah dan Yang Mahamulia.
Karena itu perjuangan melalui amal jama’i yang digerakkan sebuah jama’ah Islam yang menyeru penggabungan untuk persatuan kaum muslimin seluruh dunia, harus tersusun rapih, kuat dan terkoordinasi ( Q.S 3 : 103 ). Siroh Rasululloh SAW merupakan pengalaman praktis bagi seluruh da’wah Islam. Kemudian diikuti oleh Khulafa Al Rasyidin dengan manhaj
rasulullah SAW.
Seluruh organisasi atau bangsa – bangsa, asas keberhasilannya, kebangkitan dan pembangunannya ialah adanya manhaj tertentu, pimpinan dan anggota kelompok yang bergerak dengan manhajnya. Syarat ideal yang dimiliki setiap muslim : aqidahnya lurus, ibadahnya benar, berakhlaq mulia, berfikiran cerdas, bijak, berbadan sehat dan kuat serta berguna bagi manusia, mampu bergerak dan berjuang, berdisiplin dalam segala hal, menjaga waktunya, bermujahadatunnafs dan memiliki faktor – faktor asasi sebagai pejuang muslim.
Apapun kedudukan, jabatan dan peringkatnya, setiap aktifis da’wah tetap memikul amanah dan berbagai tanggung jawab, bukan suatu kemegahan dan kebanggaan. Allah akan meminta pertanggungjawaban setiap aktifis atas amanah yang dipegangnya dan semua akan dihisab.
A. AMANAH , TANGGUNG JAWAB PEMIMPIN DAN ANGGOTA.
I. Hal – Hal Yang Membantu Terlaksananya Tugas Pemimpin :
1. Ikhlas karena ALLAH semata, selalu bertindak benar dan jujur kepada-Nya.
2. Peka terhadap pengawasan dan penjagaan ALLAH SWT.
3. Memohon pertolongan dan perlindungan ALLAH dalam seluruh keadaan dan aktivitasnya.
4. Memiliki rasa tanggung jawab besar.
5. Memberikan perhatian yang cukup kepada masalah tarbiyah dan menyiapkan kader penerus.
6. Terjalinnya rasa kasih sayang dan ukhuwah yang tulus di kalangan anggota organisasi khususnya anggota dan pimpinan.
7. Pimpinan harus benar – benar merencanakan program yang tepat, menentukan tujuan, tahapan, cara, sarana, persiapan – persiapan sesuai dengan kemampuan.
8. Setiap anggota organisasi harus merasakan bagaimana beratnya amanah dan tanggung jawab pimpinan.
9. Pimpinan harus memiliki cita – cita dan tekad berjuang.
Menurut Imam Hasan al-Banna faktor – faktor lain keberhasilan adalah :
Kekuatan da’wah kita yang merupakan da’wah ALLAH, da’wah yang paling tinggi dan mulia.
Tujuan yang murni ( ridho ALLAH ), terbebas dari niat kotor dan mencari keuntungan pribadi.
Ketergantungan kita hanya kepada pertolongan dan dukungan ALLAH. ( Q.S 3 : 173 – 174 ) “Kalian tidak akan terkalahkan karena sedikitnya jumlah kalian, lemahnya sarana dan kurangnya alat – alat pendukung, atau karena banyaknya musuh kalian, berkumpulnya musuh – musuh menentang kalian. Tetapi ada satu sebab yang dapat menghancurkan dan menyebabkan kalian kehilangan segala – galanya, yaitu jika hati kalian telah rusak, ALLAH tidak memperbaiki amal kalian, suara kalian telah terpecah belah dan saling bertentangan pendapat “.
Bagian 2
II. Sifat Dan Akhlak Yang Harus Dimiliki Oleh Setiap Pemimpin :
1. Senantiasa mengharapkan akhirat dengan ikhlas karena ALLAH semata.
2. Berdaya ingat kuat, bijak, cerdas, berpengalaman dan berwawasan luas, berpandangan jauh ke depan dan tajam, mampu menganalisa berbagai persoalan dari segala segi dengan tepat dan cepat. ( Q.S 3 : 200 )
3. Berperangai penyantun, kasih sayang, lemah lembut dan ramah.( Q.S 3 : 159 )
4. Bersahabat.( Q.S 5 : 54 )
5. Berani dan sportif, tidak pengecut dan membabi buta.( Q.S Al Fath : 29 )
6. Shidiq. ( Q.S Al Ahzab : 23 – 24 )
7. Tawadhu. ( Q.S Asyu’ara : 215 )
8. Memaafkan, menahan amarah dan berlaku ihsan.( Q. S 3 : 134 )
9. Menepati janji dan sumpah setia. ( Q.S Al Fath : 10 )
10. Sabar. ( Q. S 2: 153 )
11. ‘Iffah ( kesucian jiwa ) dan kiram ( tidak mudah untuk tunduk kepada hawa nafsu dan yang mengotori jiwa. ) Q. S Al Hasyr : 9.
12. Wara’ ( menjauhkan dari hal syubhat ) dan zuhud ( meninggalkan hal berbuat dosa ).
13. Adil dan jujur. ( Q.S 5 : 8 )
14. Tidak mengungkit – ungkit dan menyombongkan diri.
15. Memelihara hal – hal yang dimuliakan ALLAH. ( Q.S Al Hajj : 30 )
16. Berlapang dada dan tidak melayani pengumpat dan pengadu domba.
17. Tekad yang bulat, tawakkal dan yakin. ( Q.S Athalaq : 3 )
18. Sederhana dalam segala hal.
19. Bertahan dalam kebenaran dengan teguh dan pantang mundur.
20. Menjauhi sikap pesimistis dan over estimasi
III. Tabiat Gerakan dan Medannya.
Seorang pemimpin harus memperhatikan hal – hal berikut :
1. Harus beriltizam ( taat ) dengan tujuan berdirinya jama’ah.
2. Memelihara keuniversalan tujuan dan medan gerakan sengan seluruh konsekuensinya.
3. Menjaga tabiat tahapan da’wah. ( Tajarrud = berangsur – angsur, ta’rif = pengenalan, takwin = pembentukan dan tanfidz = pelaksanaan. )
4. Kewajiban memberikan perhatian serius terhadap tarbiyah di setiap peringkat.
5. Memperhatikan seluruh aktivitas politik.
6. Harus mengawasi sikap jama’ah dan jama’ah – jama’ah lainnya.
7. Tahap perjuangan kita yang akan datang lebih ditekankan kepada bentuk jihad dan menegakkan hukum ALLAH di seluruh aspek kehidupan.
8. Mempersiapkan seluruh masyarakat untuk menjadi asas kuat bagi tegaknya hukum dan pemerintahan Islam yang mantap dan utuh.
9. Wanita muslimah dapat memainkan peranan penting dalam amal Islami.
10. Memperhatikan generasi muda dengan mendidik kepribadian Islamnya.
11. Harus berusaha sungguh – sungguh mewariskan da’wah ini kepada generasi mendatang dengan segala kemurnian, keaslian, keuniversalan dan pengalamannya.
12. Da’wah ini meliputi berbagai negara, bangsa dan warna kulit.
13. Dana adalah urat nadi amal Islami.
14. Memanfaatkan dengan sebaik – baiknya pengalaman dalam gerakan dan realitas keragaman aktivitas Islami.
IV. Beberapa Petunjuk Dalam Bergerak.
Petunjuk untuk seorang pemimpin agar dapat menjalankan roda da’wah ke arah yang lebih baik :
1. Memberikan perhatian yang menyeluruh terhadap tugas dan tanggung jawab.
2. Memiliki kepercayaan kuat terhadap tugasnya.
3. Setiap penanggung jawab harus menyusun program kerja lengkap.
4. Tepat dalam memilih petugas yang dapat melaksanakan tugasnya dengan baik.
5. Pemimpin dituntut mengatur waktu dan urusannya seefektif mungkin.
6. Selalu sadar dan tanggap demi terjaminnya perjalanan da’wah.
7. Memiliki kecekatan dan kekuatan tekad.
8. Menumpukkan perhatiannya kepada usaha yang sangat diperlukan, tidak perlu banyak diskusi.
9. Menghindari memberikan satu pendapat dalam masalah khilafiyah.
10. Berkewajiban menjauhkan jama’ah dari terjerumus ke dalam permusuhan golongan.
11. Berda’wah adalah ibadah kepada ALLAH.
12. Harus percaya atas ketinggian moral anggotanya yang bertugas.
13. Tidak boleh membatasi aktivitasnya semata – mata untuk masa sekarang.
14. Ia harus benar – benar meningkatkan dan mengembangkan cara kerja, sarana serta mutu.
15. Bertanggung jawab dalam menilai dan mengevaluasi amal dan hasil setiap saat.
16. Tidak boleh membanggakan dan menyanjung kemampuan, tenaga dan kelaikannya yang menyebabkan seseorang terjerumus.
17. Tidak wajar mengkonsentrasikan segenap kegiatannya dalam urusan administrasi semata dengan menyampingkan segi aktivitas dan mentalitas yang menjadi dasar perjuangan.
18. Harus memiliki berbagai kelaikan untuk memudahkan perputaran roda kepepimpinan dan amal usaha ketika terjadi suasana kritis.
19. Ukuran keutuhan dan kekompakkan kepemimpinan adalah kekuatan jama’ah dan kepercayaan anggota terhadap kepemimpinannya.
20. Menjauhkan konflik dengan orang lain selama masih dapat dihindari.
21. Semangat pemuda harus dipelihara dan diarahkan serta selalu dikontrol.
22. Melindungi jama’ah dari munculnya berbagai aliran pemikiran yang bertentangan dengan khiththah ( ketentuan ) jama’ah.
23. Tidak dibenarkan membiarkan terbentuknya kelompok tertentu yang berdasarkan suku, kedaerahan dan semacamnya.
24. Menyelesaikannya dengan tenang dan tuntas serta penuh kebijaksanaan dalam permasalahan.
25. Jika terdapat seorang yang lebih mampu dan baik, kepepimpinan dapat diserahkan kepada orang lain.
V. Beberapa Petunjuk Pergaulan Antara Pemimpin Dan Anggota :
Pemimpin harus pandai memilih orang yang laik dalam memegang jabatan.
1. Tidak boleh bersikap pesimitis dan buruk sangka.
2. Pemimpin dapat bergaul rapat dengan anggotanya.
3. Memperbaiki pembagian tugas dan menentukan spesialisasi supaya tidak tumpang tindih.
4. Menentukan, mengatur dan memudahkan jalur komunikasi di setiap peringkat.
5. Berusaha sungguh – sunguh meningkatkan posisi kepemimpinan dan melatih anggota sesuai dengan bidang masing – masing.
6. Penting memberikan kebebasan kepada anggota untuk memilih sarana dan cara yang paling baik yang dapat membantu pelaksanaan tugasnya.
7. Selalu membangkitkan semangat kerja sama yang penuh kejujuran dengan anggota.
8. Harus membiasakan diri bermusyawarah dengan para anggotanya.
9. Menentukan keputusan dan perintah yang hendak dilaksanakan.
10. Diadakannya pertemuan rutin dengan sesama pengurus untuk menyelaraskan gerakan.
11. Memperhatikan setiap rangkaian dan mata rantai dalam komunikasi, tidak overlapping.
12. Perlu dikaji situasi yang menyebabkan anggota yang melakukan kesalahan tersebut.
13. Mewaspadai dalam menjalankan tindakan pemecatan dan pembekuan keanggotaan karena kesalahan yang dilakukan.
14. Memperhatikan setiap anggota yang diberikan amanah dan cepat menegurnya jika melakukan kesalahan.
15. Perlu mendorong dan meningkatkan semangat anggota yang menjalankan amanahnya.
16. Semua anggota bekerja semata – mata karena ALLAH .
17. Memiliki pengetahuan lengkap tentang perjalanan gerakan, pelaksanaan dan aktivitas yang dilakukan para pelaksana.
18. Meminta pandangan dan saran anggota tertentu yang berguna kelancaran strategi da’wah.
19. Anggota tidak boleh diberi amanah kecuali ia telah menguasai bidang tersebut.
20. Orang yang terlalu bersemangat sebenarnya sangat berbahaya jika diberikan amanah yang strategis.
21. Meningkatkan moral anggotanya jika mengalami peristiwa ketidakberuntungan. ( Q.S 3 : 139 – 141 )
22. Memperhatikan kelurusan, keaslian dan kemantapan jalan da’wah serta menjauhi bentuk penyimpangan.
23. Memadukan antara generasi pertama dan generasi penerus dalam setiap kegiatan.
24. Mewaspadai terhadap usaha musuh yang berpura – pura bergabung sebagai batu loncatan untuk tujuan mereka.
25. Memelihara tabiat gerakan da’wah dengan seluruh potensi yang ada.
26. Waspada dan berhati – hati dalam mengeluarkan keputusan yang menyangkut darah seorang muslim, kecuali setelah di cek dengan teliti.
Bagian 3
B. KEANGGOTAAN DAN TUNTUTANNYA.
I. Beberapa Persyaratan Pokok Seorang Aktivis :
• Memahami benar arti komitmennya kepada Islam.
• Mengenal karakter tahapan da’wah yang sedang dijalaninya beserta konsekuensinya.
• Meyakini bahwa kembali kepada kitabullah dan sunnah rasul SAW secara benar dan serius adalah satu – satunya jalan untuk menyelamatkan ummat Islam dari segala krisis.
• Yakin akan kewajiban bergerak membangunkan iman di dalam jiwa manusia.
• Harus mengetahui sejelas – jelasnya bahwa amal usaha menegakkan Daulah Islamiyyah adalah kewajiban setiap muslim dan muslimah.
• Mengetahui bahwa kewajiban ini tidak mungkin terlaksana dan tercapai hanya dengan usaha perseorangan.
• Amal jama’i dipandang sebagai persoalan yang wajib ditunaikan sebelum melangkah membangun kembali Daulah Islamiyyah.
• Harus menyadari perlunya memilih jama’ah yang akan dimasukinya.
• Harus meneliti sifat – sifat asasi jama’ah tersebut.
• Harus mengetahui bahwa dasar Islam adalah kesatuan kata dan shaff. ( Q.S 3 : 103, 8 : 46 )
• Dalam memilih harus dengan kesadaran sendiri, tidak karena desakan, paksaan, berpura – pura tenggang rasa dan kepentingan lain.
• Amal jama’i memiliki syarat dan keiltizaman yang harus diketahui.
• Dasar ber-Amal jama’i semata – mata karena ALLAH. ( Q.S Al Fath : 10 )
• Setiap anggota jama’ah harus menyadari akan kebaikan yang tak ternilai dengan bergabungnya di dalam jama’ah yang memperjuangkan Islam secara benar.
• Harus mengetahui bahwa persoalan terpenting di jalan da’wah ialah kesadaran terhadap pengawasan ALLAH SWT.
II. Beberapa Keharusan Dan Perilaku Anggota Yang Harus Ditegakkan :
• Menjadi seorang mu’min yang teguh dan yakin terhadap amal jama’i dengan segala tuntutannya. ( Q.S Al Hajj : 77 – 78, Al Mu’minun : 115 – 116 )
• Harus mengetahui secara mendalam segala ketentuan jama’ah.
• Harus melengkapi diri dengan berbagai bidang kemampuan dan kelaikan agar menjadi tenaga yang efektif, kuat dan baik.
• Menyerahkan hidupnya untuk berjuang karena ALLAH dan menegakkan kekuasaan agama ALLAH semata.
• Keiltizamnya dengan arahan.
• Beriltizam dengan pemahaman Islam yang benar dan menyeluruh yang menjadi landasan jama’ah.
• Beriltizam dengan cara gerakan dan seluruh langkahnya sebagai mana yang telah ditentukan jama’ah untuk mewujudkan tujuannya yang agung.
• Menjadi pelindung terpercaya terhadap tujuan jama’ah.
• Harus berani menempatkan dirinya di barisan jihad fiisabilillah. ( Q.S 9 : 111, Al Ankabut : 6 )
• Harus mengetahui martabat jihad.
• Berkewajiban melatih diri agar mudah berkorban di jalan ALLAH. ( Q.S 9 : 120 – 121 )
• Harus menyadari bahwa sesungguhnya dia ibarat berkedudukan di suatu daerah pertahanan yang strategis. ( Q.S Al Ahzab : 23 – 24 )
• Ujian ( mihnah ) adalah sunnahtulloh dalam da’wah.
• Pembela aqidah dan prajurit da’wah harus mengikhlaskan ketaatan dan kesetiaannya ( wala’ )
• Kepada da’wah Islamiyyah dan melepaskan diri dari yang lain. ( Q.S Almumtahanah : 4 )
• Berkewajiban menanam dan mempersubur benih cinta – mencintai persaudaraan sesama anggota. ( Q.S 9 : 71, 16 : 53 )
• Membiasakan diri melaksanakan setiap perintah pimpinan jama’ah.
• Memberikan kepercayaan penuh kepada pimpinan jama’ah.
• Setiap anggota harus memiliki “ indera da’wah. ”
• Memperhatikan pembentukan pribadi muslim yang spesifik dan mencintai kebenaran.
• Menjauhi cara – cara partai politik yang jahat, kedaerahan, elitis dan yang bertentangan dengan adab Islam.
• Anggota ibarat pengawal di sebuah benteng pertahanan.
• Menjauhi segala tindakan yang mempersukar barisan di dalam amal Islami.
• Wajib beriltizam dengan sikap adil dan sederhana, tidak keterlaluan dan tidak meremehkan.
• Mempergiat makanisme saling nasihat – menasihati kepada kebenaran.
• Perbaiki diri dan seru orang lain untuk berbuat baik.
• Harus bersungguh – sunguh memperbaiki hubungan dan komunikasi dengan sesama aktivis.
• Wajib menjaga waktunya dengan serius, berdisiplin, seluruh urusannya rapi, berguna untuk manusia, mampu berusaha, mujahid untuk dirinya, waspada terhadap godaan duniawi.
• Harus memikirkan persoalan rumah tangga dan keluarganya.
• Selalu menumbuhkan harapan di dalam hati keluarga dan saudara – saudaranya bahwa masa depan adalah untuk Islam.
• Tidak boleh merasa pesimis dan putus asa ketika menderita kekalahan di medan jihad dalam menentang musuh. ( Q.S 3 : 139 – 142 dan 146 )
• Harus menghiasi dirinya dengan seluruh akhlaq Islam dan menjauhi segala budi pekerti buruk dan sifat – sifat yang dilarang Islam.
Panduan Imam Hasan Al Banna untuk para pemuda :
“ Wahai pemuda ! Fikroh ini akan menang jika kita memiliki iman kuat, tulus dan ikhlas kepadanya, punya semangat yang berkobar – kobar, kesiapan berkorban dan beramal untuk mewujudkannya. Empat rukun ini : Iman, Ikhlas, semangat dan amal, merupakan ciri khas pemuda. Sesungguhnya dasar iman adalah hati yang hidup, asas ikhlas ialah hati yang suci murni, landasan semangat yaitu perasaan yang kuat dan amal adalah tekad yang selalu segar “.
ALLAH Berfirman : “ Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda – pemuda yang beriman kepada Rabb mereka dan kami tambahkan kepada mereka petunjuk. “ Q.S Al Kahfi : 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar