Mencerna apa yang dimakan, menyaring menjadikannya nutrisi, nutrisi kehidupan^^v

Bismillah...proses belajar yang terus-menerus, seharusnya menjadikan diri semakin produktif, insya Alloh...

Kamis, 14 Oktober 2010

[O]ptimalisaai [K]reativitasku [T]ingkatkan [O]ptimis dalam [B]erkarya dan [E]nergi penuh, so [R]evolusioner ^^

MENULIS MENAPAK TILAS KEHIDUPAN

Senantiasa bersemangat walau apapun yang terjadi. Menatap masa depan, raih gemilangnya prestasi. Jadikan kondisi dan keadaan sekarang ini sebagai cambuk dalam meraih mimpi - mimpi ini. DOA adalah kekuatan LUAR BIASA, tetap berkiprah dan menorehkan perjuangan dalam bait - bait kata cinta.

Aaa... Ini langkahku
Aaa... Terus melaju
Aaa... Ini langkahku
Aaa... Bangkitkan jihad

Ini Langkahku yang kan kuayun
Walaupun payah tak akan jera
Ini langkahku kan trus melaju
Setegar karang bangkitkan jihadku

Aral rintangan datang menghadang
Tapi syurga di bawah kilatan pedang
Hancurkan kedzaliman
Tegakkan keadilan

Pastikan langkahmu wahai pejuang
Dengan Al-Qur'an menjadi pedoman
Hembuskanlah angin pembaharuan
Karena kita khalifaturrahman

Album : Ini Langkahku
Munsyid : Shoutul Harokah
http://liriknasyid.com

AKU AKAN selalu merindukan mu Bunda . . .
aku yakin aku bisa membanggakanmu, dalam setiap cinta, dalam setiap langkah yang senantisa aku torehkan, bunda aku mencintaimu. . .

[[[. . . ]]]
Ia adalah bungsu dari empat perempuan bersaudara. Namun, namanya tercatat harum dalam sejarah mengalahkan tiga nama kakaknya. Dilahirkan sekitar lima tahun sebelum ayahnya menerima wahyu pertama.

Kelahirannya dirancang Allah untuk mengambil setting dan momentum besar dan bersejarah yang mengaruniai julukan untuk ayahnya dengan "Al-Amin". Peristiwa peletakan hajar aswad setelah Ka'bah dibangun kembali oleh kaumnya.

Ketiga saudaranya pun pelahan meninggalkan rumah karena telah dipersunting oleh para sepupunya yang kaya dan memiliki kedudukan terhormat di hadapan para pembesar Quraisy. Meski kemudian bercerai karena kakak-kakaknya sangat mencintai kemurnian akidah dan berpisah dengan kematian suaminya.

Ia tumbuh dalam kasih sayang Ibunya yang sangat dewasa, lembut dan penuh pengertian. Ia tumbuh bersama cinta dan kesahajaan.

Ia tumbuh bersama perjuangan ayahnya. Ia melihat langsung bagaimana ayahnya yang dipercaya kaumnya ternyata disakiti dan dianiaya. Dengan mata kepalanya ia menyaksikan saat ayahnya ditarik-tarik rida'nya saat beribadah di depan Ka'bah. Ayahnya yang sabar dengan perjuangan kebenaran ini. Hingga tangan Abu Bakar terulur menyapanya dan mengusir kezhaliman itu. "Apakah kalian menyakiti laki-laki ini hanya karena ia menyembah Allah?" Abu Bakar membela ayahnya. Kelak laki-laki ini menjadi sahabat dekat ayahnya. Bahkan sahabat terdekat yang disayangi dan dicintai ayahnya.

Dua nuansa pembinaan membuatnya menjadi perempuan yang bukan sembarang perempuan. Nuansa pembinaan yang sarat dengan cinta dan kelembutan, kesahajaan serta selalu penuh dengan perjuangan.

Bahkan saat ibunya meninggal dunia, pada tahun ke sepuluh dari kenabian. Dengan serta merta ia pun menjadi dewasa di usia mudanya. Saat ayahnya kehilangan istri juga paman hanya dalam satu bulan berselang. Ia pun menjelma sebagai "ibu" bagi ayahnya. Ia mendukung penuh perjuangan ayahnya. Dalam tiga tahun ia mewakili peran ibunya meski tentu tak semua peran dapat diwakilinya. Hingga saat berhijrah dan ayahnya pun mendapatkan pengganti ibunya. Perempuan muda yang cerdas yang menjadi pendamping ayahnya, anak dari sahabat terdekat ayahnya, Aisyah. Perempuan itu terpaut sekitar 8 atau 9 tahun lebih muda darinya.

Sungguh sejarah pun mencatat masing-masing mereka. Dua perempuan muda ini adalah perempuan terdekat Rasulullah Saw. setelah seorang perempuan yang sangat dewasa yang sangat berarti bagi perjuangan dan hidup beliau.

Kembali ke perempuan yang sedang kita bicarakan. Ia adalah Fathimah Az-Zahra.

Ketika penganiayaan terhadap ayahnya juga kaum muslimin semakin meningkat terutama dalam tiga tahun setelah wafatnya Khadijah dan Abu Thalib. Saat perintah berhijrah turun sebagai jalan menuju kemenangan. Ia turut membantu persiapan ayahnya. Dan ia pun tetap tinggal bersama kakaknya, Ummu Kulsum.

Hingga datanglah utusan Rasul Saw yang menjemput ia dan kakaknya, menyusul ayah mereka di Madinah. Perjalanannya ke Madinah tidaklah aman dan berjalan mulus. Ia menjumpai halangan dan rintangan yang cukup berat. Sebagaimana kaum Quraisy memburu, ia pun tak lepas dari bidikan kekejian ini.

Al-Huwairits bin Naqidz, seorang bejat mengejar mereka. Dia adalah diantara orang yang menyakiti ayahnya ketika di Makkah. Al-Huwairits mendapatkannya di perjalanan ke Madinah bersama kakaknya. Ia dan kakaknya terjerembab dari atas tunggangan. Jatuh di atas padang pasir yang garang dan panas. Ia dihinakan dan disakiti oleh kebejatan al-Huwairits yang tertawa-tawa mengejek bersama kaumnya. Hingga setelah puas ia pun meninggalkan dua bersaudara itu.

Sungguh ketika ia sampai ke Madinah bersama kakaknya dalam kondisi yang menyedihkan. Tubuh yang lemah dan terlihat bekas penganiayaan. Saat itu, tiada seorang pun penduduk Madinah yang tidak melaknat perbuatan al-Huwairits. Maka sangat pantas ia mendapat balasan setimpal atas kejahatannya menyakiti perempuan mulia ini. Kelak pada tahun ke delapan hijriyah, al-Huwairits menjadi salah satu diantara nama-nama yang hendak dipenggal dimana pun ia berada dan bersembunyi. Dan tugas itu dilakukan oleh suaminya, Ali bin Abi Thalib.

Saat rumah tangga Rasul Saw kedatangan perempuan baru yang menggantikan perannya, ia pun tetap setia mendampingi ayahnya. Ia bahkan tidak sekali pun membayangkan seperti ketiga kakaknya; mendapatkan pasangan hidup yang kaya dan terpandang. Entah itu kakak sulungnya, Zainab. Atau Ruqayyah dan Ummu Kulsum yang dipersunting saudagar kaya dan terpandang sekelas Usman bin Affan.

Ia qanaah dengan kesahajaan yang dibina ibu kandungnya, perempuan agung yang dikenal sejarah kemanusiaan, Khadijah.

Namun, tak dinafikan perempuan muda yang shalihah ini mendambakan seseorang. Seorang laki-laki yang dengannya ia berharap ridha Allah. Yang dengannya ia bisa berbuat lebih banyak sebagaimana ia melayani ayahnya. Ya laki-laki itu tak jauh darinya.

Ia adalah anak paman ayahnya, Ali bin Abi Thalib. Hanya saja ia tak berani mengatakannya. Bagaimana pun keluarga Ali berjasa bagi ayahnya. Mereka yang mengasuh ayahnya sepeninggal neneknya. Di rumah Ali, ayahnya tumbuh dan dilindungi serta disayangi. Meski, Abu Thalib, ayah Ali tidaklah berada dalam barisan dakwah ayahnya, Muhammad saw. Disamping itu Ali adalah laki-laki kecil pertama yang beriman pada ayahnya. Ali adalah laki-laki yang cerdas yang dijuluki ayahnya dengan "pintu ilmu". Ia mengangankan tapi tak berani mengatakan. Ia mengetahui posisi Ali yang agung.

Ali pun merasa demikian. Fatimah adalah anak dari gurunya. Anak seorang pemimpin dan nabi umat ini. Apakah dirinya laik mendampingi perempuan mulia ini? Apalagi setelah dua sahabat agung, Abu Bakar dan Umar mundur dengan pinangannya. Rasul Saw, belum berkenan dengan beliau berdua. Ada lelaki lain yang ditunggu putrinya.

Sahabat-sahabat Ali pun memompa kepercayaan Ali. Hingga ia berani menghadap Rasulullah saw, meski dengan lidah yang sangat kelu untuk menyebutkan hasrat sesungguhnya dan maksud kedatangannya waktu itu.

Rasulullah Saw. menangkap hal lain dengan kedatangan pemuda yang santun ini. Ada hal yang sangat penting yang akan disampaikannya sehingga pemuda ini tak sanggup mengatakannya. Maka Rasul pun mendekatinya dan menanyakan dengan pelan dan kasih sayang, "Gerangan apa maksud kedatangan putra Abu Thalib?"

Dengan mata terpejam dan suara yang lemah, pemuda itu pun menyahut, "Aku mengingat Fatimah, putri Rasulullah".

Rasul pun tersenyum seraya mengabarkan berita gembira yang membuat hati pemuda itu berbunga-bunga, "Ahlan wa marhaban (selamat datang)" dalam riwayat lain disebutkan "Dia untukmu, Ali!"

Dan perempuan mulia itu pun akhirnya bersanding dengan pemuda agung ini. Pemuda agung yang juga sarat dengan kesahajaan. Ia pun sempat kebingungan, dengan apa ia akan menikah. Ia segera teringat akan baju besinya. Ustman bin Affan membelinya seharga 470 dirham. Sebagian diserahkan Rasul, sebagian diserahkan Bilal untuk membeli wewangian sisanya diberikan Ummu Salamah untuk membeli peralatan pengantin dan segala kebutuhannya.

Fatimah muda segera berpindah rumah dari keluarga ayahnya menuju rumah tangga yang dibangunnya bersama Ali. Ali tidaklah sekaya Ustman atau Abdurrahman. Maka, penempaan kesederhanaan ibunya lah yang menjadikannya tetap sebagai perempuan tangguh, tabah dan bersahaja serta mencintai fakir miskin.

Dia yang putri seorang pemimpin dan nabi umat ini tidak dengan manja menikmati fasilitas. Justru sarat dengan kesederhanaan. Hidupnya penuh pengorbanan dan perjuangan. Kedua tangannya pun kasar sebagai tanda bahwa ia tabah dengan hidupnya. Tak ada pembantu di rumahnya.

Dan nasab, kata ayahnya, tak sanggup menyelamatkan seseorang dari murka Allah. Maka ayahnya memerintahkan padanya untuk banyak beramal baik. Dan jika ia menyeleweng maka murka ayahnya akan didapatinya lebih dari yang lainnya. Jika Fatimah mencuri maka tangannya pun tak dapat disembunyikan dari kemurkaan ayahnya.

Sungguh perempuan mulia ini patut dan laik dimuliakan sejarah. Dari rahimnya yang suci tersambung keturunan Rasulullah. Dari kesabaran dan kesetiaannya bersama Ali, ia memperoleh kebahagiaan dan menuai cinta yang sangat manis. Cinta yang bermuara pada kerelaan Allah dan Rasul-Nya. Maka sangat wajar bila ayahnya sangat dalam mencintainya, "Fatimah adalah bagian diriku, dan diriku bagian darinya". Siapa yang menyakitinya sama dengan menyakiti ayahnya. Putri bungsu pemimpin umat ini sangat menyayangi dan mencintai ayahnya.

Ia juga sangat pemaaf, dengan segala kebesaran hatinya ia memaafkan kesalahan yang pernah dilakukan suaminya dalam kasus putri musuh Allah, putri Amru bin Hisyam, yang hendak dinikahi suaminya. Bagaimana mungkin suaminya menyatukan dalam satu rumah dua perempuan, putri Rasulullah dan putri musuhnya.

Ia juga yang dengan tekun berguru pada suaminya yang "pintu ilmu" itu.

Ia juga yang dengan lembut menyemaikan cinta di hati dua buah hatinya, Hasan dan Husain, dua cucu kesayangan ayahnya.

Ia juga yang mendukung perjuangan suaminya serta menopang semangat suaminya berjuang bersama ayahnya menegakkan kalimat Allah dan membela agama-Nya, menghadai musuh-musuh ayahnya yang pernah menyakiti keluarganya juga kaum muslimin.

Ia juga yang dengan rajin dan tekun mendekatkan diri dengan Tuhannya memohon dukungan perjuangan ayah dan suaminya.

Hingga datang saat perpisahan dengan kekasihnya, ayahnya yang sangat dicintainya. Sang ayah yang sangat dekat dengannya kembali ke pangkuan Allah. Ia pun bersedih dan tak lama berselang enam bulan berikutnya ia pun menyusul kekasihnya, ayahnya. Menghadap Tuhannya dengan segala pengorbanan dan cinta terhadap Allah dan Rasul-Nya.

Kaum muslimin kembali dilanda kedukaan yang dalam setelah menguburkan jasad putri terakhir Rasulullah saw. Ali pun sangat merasa kehilangan. Ia menangis saat menguburnya di senja hari. Ia kuatkan hati, namun air matanya tak sanggup menyembunyikan kesedihan dari perpisahan ini. Ia melambaikan perpisahan terakhir kemudian kembali ke rumahnya yang sangat terasa sepi sepeninggal Az-Zahra ini.

Ali segera kembali menemui kedua buah hatinya, peninggalan berharga perempuan mulia yang pernah dikenalnya. Berbahagialah Ali yang menjadi pendamping perempuan agung ini sekaligus meraih kehormatan menjadi penerus keturunan Rasulullah Saw. Dan ia harus merelakannya menemui kekasihnya. Perempuan yang pernah menjelma menjadi ibu bagi ayahnya. Fathimah Az-Zahra. RadhialLahu anhum jami'an.


Saiful Bahri
saiful_elsaba@yahoo.com
[[[ . . . ]]]

aku ingin seperti Fatimah putri Rosululloh yang bisa menjadi kekuatan untuk Ayahnya juga Ibunya, aku ingin menjadi ASY SYIFA' yang menjadi pengobat lara Ibu Ayahku, aku ingin dan aku ingin menjadi sahabat yang baik untuk adikku, insya Alloh^^

Demi masa,[1].

Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian,[2].

kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasihati supaya menetapi kesabaran.”[3]


[[[ . . .]]]
Keajaiban Dalam Rahim Ibu


Makhluk hidup bersel satu yang tak terhitung jumlahnya mendiami bumi kita. Semua makhluk bersel satu ini berkembang biak dengan membelah diri, dan membentuk salinan yang sama seperti diri mereka sendiri ketika pembelahan ini terjadi.

Embrio yang berkembang dalam rahim ibu juga memulai hidupnya sebagai makhluk bersel satu, dan sel ini memperbanyak diri dengan cara membelah diri, dengan kata lain membuat salinan dirinya sendiri. Dalam kondisi ini, tanpa adanya perencanaan khusus, sel-sel yang akan membentuk bayi yang belum lahir ini akan memiliki bentuk yang sama. Dan apabila ini terjadi, maka yang akhirnya muncul bukanlah wujud manusia, melainkan gumpalan daging tak berbentuk. Tapi ini tidaklah terjadi karena sel-sel tersebut membelah dan memperbanyak diri bukan tanpa pengawasan.

Sel yang Sama Membentuk Organ yang Berbeda
Sperma dan sel telur bertemu, dan kemudian bersatu membentuk sel tunggal yang disebut zigot. Satu sel tunggal ini merupakan cikal-bakal manusia. Sel tunggal ini kemudian membelah dan memperbanyak diri. Beberapa minggu setelah penyatuan sperma dan telur ini, sel-sel yang terbentuk mulai tumbuh berbeda satu sama lain dengan mengikuti perintah rahasia yang diberikan kepada mereka. Sungguh sebuah keajaiban besar : sel-sel tanpa kecerdasan ini mulai membentuk organ dalam, rangka, dan otak.

Sel-sel otak mulai terbentuk pada dua celah kecil di salah satu ujung embrio. Sel-sel otak akan berkembang biak dengan cepat di sini. Sebagai hasilnya, bayi akan memiliki sekitar sepuluh milyar sel otak. Ketika pembentukan sel-sel otak tengah berlangsung, seratus ribu sel baru ditambahkan pada kumpulan sel ini setiap menitnya.

Masing-masing sel baru yang terbentuk berperilaku seolah-olah tahu di mana ia harus menempatkan diri, dan dengan sel mana saja ia harus membuat sambungan. Setiap sel menemukan tempatnya masing-masing. Dari jumlah kemungkinan sambungan yang tak terbatas, ia mampu menyambungkan diri dengan sel yang tepat. Terdapat seratus trilyun sambungan dalam otak manusia. Agar sel-sel otak dapat membuat trilyunan sambungan ini dengan tepat, mereka harus menunjukkan kecerdasan yang jauh melebihi tingkat kecerdasan manusia. Padahal sel tidak memiliki kecerdasan sama sekali.

Bahkan tidak hanya sel otak, setiap sel yang membelah dan memperbanyak diri pada embrio pergi dari tempat pertama kali ia terbentuk, dan langsung menuju ke titik yang harus ia tempati. Setiap sel menemukan tempat yang telah ditetapkan untuknya, dan dengan sel manapun mereka harus membentuk sambungan, mereka akan mengerjakannya.

Lalu, siapakah yang menjadikan sel-sel yang tak memiliki akal pikiran tersebut mengikuti rencana cerdas ini? Profesor Cevat Babuna, mantan dekan Fakultas Kedokteran, Ginekologi dan Kebidanan, Universitas Istanbul, Turki, berkomentar:

Bagaimana semua sel yang sama persis ini bergerak menuju tempat yang sama sekali berbeda, seolah-olah mereka secara mendadak menerima perintah dari suatu tempat, dan berusaha agar benar-benar terbentuk organ-organ yang sungguh berbeda? Hal ini jelas menunjukkan bahwa sel yang identik ini, yang tidak mengetahui apa yang akan mereka kerjakan, yang memiliki genetika dan DNA yang sama, tiba-tiba menerima perintah dari suatu tempat, sebagian dari mereka membentuk otak, sebagian membentuk hati, dan sebagian yang lain membentuk organ yang lain lagi.

Proses pembentukan dalam rahim ibu berlangsung terus tanpa henti. Sejumlah sel yang mengalami perubahan, tiba-tiba saja mulai mengembang dan mengkerut. Setelah itu, ratusan ribu sel ini berdatangan dan kemudian saling bergabung membentuk jantung. Organ ini akan terus-menerus berdenyut seumur hidup.

Hal yang serupa terjadi pada pembentukan pembuluh darah. Sel-sel pembuluh darah bergabung satu sama lain dan membentuk sambungan di antara mereka. Bagaimana sel-sel ini mengetahui bahwa mereka harus membentuk pembuluh darah, dan bagaimana mereka melakukannya? Ini adalah satu di antara beragam pertanyaan yang belum terpecahkan oleh ilmu pengetahuan.

Sel-sel pembuluh ini akhirnya berhasil membuat sistem tabung yang sempurna, tanpa retakan atau lubang padanya. Permukaan bagian dalam pembuluh darah ini mulus bagaikan dibuat oleh tangan yang ahli. Sistem pembuluh darah yang sempurna tersebut akan mengalirkan darah ke seluruh bagian tubuh bayi. Jaringan pembuluh darah memiliki panjang lebih dari empat puluh ribu kilometer. Ini hampir menyamai panjang keliling bumi.

Perkembangan dalam perut ibu berlangsung tanpa henti. Pada minggu kelima tangan dan kaki embrio mulai terlihat. Benjolan ini sebentar lagi akan menjadi lengan. Beberapa sel kemudian mulai membentuk tangan. Tetapi sebentar lagi, sebagian dari sel-sel pembentuk tangan embrio tersebut akan melakukan sesuatu yang mengejutkan. Ribuan sel ini melakukan bunuh diri massal.

Mengapa sel-sel ini membunuh diri mereka sendiri? Kematian ini memiliki tujuan yang amat penting. Bangkai-bangkai sel yang mati di sepanjang garis tertentu ini diperlukan untuk pembentukan jari-jemari tangan. Sel-sel lain memakan sel-sel mati tersebut, akibatnya celah-celah kosong terbentuk di daerah ini. Celah-celah kosong tersebut adalah celah di antara jari-jari kita.

Akan tetapi, mengapa ribuan sel mengorbankan dirinya seperti ini? Bagaimana dapat terjadi, sebuah sel membunuh dirinya sendiri agar bayi dapat memiliki jari-jari pada saatnya nanti? Bagaimana sel tersebut tahu bahwa kematiannya adalah untuk tujuan tertentu? Semua ini sekali lagi menunjukkan bahwa semua sel penyusun manusia ini diberi petunjuk oleh Allah.

Pada tahap ini, sejumlah sel mulai membentuk kaki. Sel-sel tersebut tidak mengetahui bahwa embrio akan harus berjalan di dunia luar. Tapi mereka tetap saja membuat kaki dan telapaknya untuk embrio.

Ketika embrio berumur empat minggu, dua lubang terbentuk pada bagian wajahnya, masing-masing terletak pada tiap sisi kepala embrio. Mata akan terbentuk di kedua lubang ini pada minggu keenam. Sel-sel tersebut bekerja dalam sebuah perencanaan yang sulit dipercaya selama beberapa bulan, dan satu demi satu membentuk bagian-bagian berbeda yang menyusun mata. Sebagian sel membentuk kornea, sebagian pupil, dan sebagian yang lain membentuk lensa. Masing-masing sel berhenti ketika mencapai batas akhir dari daerah yang harus dibentuknya. Pada akhirnya, mata, yang mengandung empat puluh komponen yang berbeda, terbentuk dengan sempurna tanpa cacat. Dengan cara demikian, mata yang diakui sebagai kamera paling sempurna di dunia, muncul menjadi ada dari sebuah ketiadaan di dalam perut ibu. Perlu dipahami bahwa manusia yang bakal lahir ini akan membuka matanya ke dunia yang berwarna-warni, dan mata yang sesuai untuk tugas ini telah dibuat.

Suara di dunia luar yang akan didengar oleh bayi yang belum lahir juga telah diperhitungkan dalam pembentukan seorang manusia dalam rahim. Telinga yang akan mendengarkan segala suara tersebut juga dibentuk dalam perut ibu. Sel-sel tersebut membentuk alat penerima suara terbaik di dunia.

Semua uraian ini mengingatkan kita bahwa penglihatan dan pendengaran adalah nikmat besar yang Allah berikan kepada kita. Allah menerangkan hal ini dalam Alquran sebagaimana berikut:

Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur. (QS. An-Nahl, 16:78)

Penciptaan Kedua
Berbagai peristiwa yang telah dikisahkan dalam tulisan ini dialami oleh semua orang di dunia. Setiap manusia dipancarkan ke rahim sebagai sebuah sel sperma yang kemudian bersatu dengan sel telur, dan kemudian memulai kehidupan sebagai sel tunggal. Semua ini terjadi karena adanya kondisi yang secara khusus diciptakan di tempat tersebut. Bahkan sebelum manusia mulai mengetahui keberadaan dirinya sendiri, Allah telah memberi bentuk pada tubuh mereka, dan menciptakan manusia normal dari sebuah sel tunggal.

Adalah kewajiban bagi setiap orang di dunia untuk merenungkan kenyataan ini. Dan kewajiban Anda adalah untuk memikirkan bagaimana anda lahir ke dunia ini, dan kemudian bersyukur kepada Allah.

Jangan lupa bahwa Tuhan kita, yang telah menciptakan tubuh kita sekali, akan mencipta kita lagi setelah kematian kita, dan akan mempertanyakan segala nikmat yang telah diberikan-Nya kepada kita. Hal ini amatlah mudah bagi-Nya.

Mereka yang melupakan penciptaan diri mereka sendiri dan mengingkari kehidupan akhirat, benar-benar telah tertipu. Allah berfirman tentang orang-orang ini dalam Al Quran : Dan apakah manusia tidak memperhatikan bahwa Kami menciptakannya dari setitik air (mani), maka tiba-tiba ia menjadi penantang yang nyata. Dan ia membuat perumpamaan bagi Kami; dan dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang-belulang yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya pada kali yang pertama. Dan Dia Maha Mengetahui tentang segala makhluk.” (QS. Yaasiin [36] : 77-79)

Sumber : HarunYahya


Tidak ada komentar: