AL - HAJJAJ BIN YUSUF ( 661 - 714 M )
Al – Hajjaj merupakan salah seorang praktisi administrasi yang paling ulung dalam sejarah. Perannya sangat besar dalam menjaga daulah Umawiyah ketika terjadi pergolakan dahsyat yang mengancam dari segala penjuru. Dialah pendiri kota wasith, yang terletak antara kuffah dan basrah. Kota itu ia adikan tempat tinggal karena letaknya yang strategis; terutama jika diihat dari kota – kota yang ada di irak. Dia pula yang ppertama kali membuat Mu’jam Al – Quran dan menemukan peletakan titik untuk huruf – huruf dalam bahasa arab. Meskipun jasa begitu besar, hamper tidak ada orang arab pada jaman dulu ataupun pada jaman modern mengingatnya. Dia hanya dikenal sebagai orang yang keras dan kejam terhadap musuh keturunan dinasti bani umayah.
Kehidupun politik dan militernya bermulai sejak dia memadamkan pergolakan yang dipimpin oleh Abdullah bin jubayr yang telah menguasai seluruh hijaj, dan menempatkan pusat kekuasaannya di kota mekah, dengan pertimbangan, tidak akan ada bala tentara musuh yang berani menodai kesucian dan kehormatan kota tersebut. Akan tetapi al Hajjaj memeranginya dengan melempari bom – bom Molotov yang dapat memorak porandakan orang – orang dekat Ibn Al – Zubayr, pada tahu 692 H. Abdul malik Bin Marwan memberi imbalan jasa kepadanya dengan mengangkatnya sebagai gubernur untuk dua wilayah yang lain, yaitu Yaman dan Yamanah. Hanya dalam jangka waktu dua tahun dia dapat memulihkan keamanan di wilayah tersebut untuk mengaturnya setelah beberapa tahun dilanda berbagai pergolakan politik. Setelah itu dia juga diserahi tugas yang sangat berbahaya oleh Abdul Malik, yaitu menjadi gubernur Irak. Dia menerima tawaran itu dan menyampaikan sebuat Khotbahnya yang sangat terkenal dalam sejarah Islam.
Tugas penting yang diemban oleh Al -Hajjaj di Irak sangat sulit. Hati orang Irak telah mengeras akibat peperangan yang cukup panjang, karena perselisihan pendapat mengenai masalah Kekhalifahan. Di Kuffah sedang terjadi pergolakan dan keguncangan politik yang dikobarkan oleh Mukhtar Al – Tsaqafi yang membuat kekacauan di kota itu. Orang – orang Khawarij yang bersenjata pun masih menghadangnya dipintu masuk kota Basrah. Pada saat yang sama muncul kelompok baru diantara mereka, yaitu al – azariqah, dibawah pimpinan Quthriy bin al – Fuja‘ah. Kelompok itu mengkafirkan setiap orang yang bertentangan dengannya, bahkan menghalalkan darah istri dan anak – anaknya ; Akhirnya tentara Al – Hajjaj melakukan penyerbuan ke jantung kota Karman di Persia, dan membunuh Quthriy pada tahu 696 M. setelah itu muncul pemimpin Khawarij yang lain, yang bernama Syabib al – Syaibani yang selam dua tahun menggempur Irak dari kota moshul. Akan tetapi, gempuran kelompok itu dihadang oleh tentara Al – hajjaj. Tentara Al – Hajjaj berhasil menumpas pemberontak dan menenggelamkan Syabib di sungai Tigris.
Setelah berhasil menumpas para pemberontak di Provinsi Karman, al – Hajjaj mengirimkan pasukan bersenjata lengkap dan canggih untuk ukuran saat itu, untuk menundukan wilayah Sijistan, Negara tetangganya yang dia rebut dari tangan penguasa Turki, kemudian dia mengangkat Abdulrahman bin al – asy’ats sebagai komandan pasukan perangnya. Namun al – asy’ats menghianatinya dan melakukan desersi kepada Turki, kemudian bala tentaranya berbalik menyerang pasukan al – hajjaj. Ketika al – Hajjaj berhasil mumukul mundur pasukannya, al – asy’ats kembali ke Kuffah. Setelah itu pergolakan tidak kunjung padam sampai akhirnya Abdul Malik mengirimkan pasukan yang menghancurkannya di Dir al – jamajim, dan dia terbunuh pada tahun 704 M.
Kesuksesan Al – Hajjaj terletak pada ketegasannya dalam menangani suatu urusan, dan keberhasilnya memadamkan berbagai pergolakan di Irak. Oleh karena itulah sebelum Abdul Malik Meninggal Dunia pada tahun 705 M dia memberikan wasiat kepada anaknya, al – Walid untuk tetap mengandalkan kekuatan ditangan al – hajjaj, dan menyerahkan segala urusan kepadanya. Pada hakikatnya pada masa al – walid, al – hajjaj mulai merasakan hasil kerja keras dan penuh tantangan yang dilakukannya pada masa khalifah – khalifah sebelumnya. Khalifah yang baru sangat merasa berutang budi atas kerja keras yang telah dilakukan oleh orang ini. Al – hajjaj telah menjaga satu – satunya imperium Islam. Al – Hajjaj tetap disanjung dan ditempatkan secara terhormat pada masa kekhalifahan Al – Walid. Berkat jasa al – hajjaj lah pemberontakan ibn al – asy’ats dapat dipadamkan. Dia benar – benar berjuang secara tulus untuk memakmurkan Negara yang telah porak poranda dilanda pergolakan selama dua puluh tahun tanpa putus putusnya.
Pekerjaan pertama yang dilakukannya untuk memakmurkan Negara ialah membangun parit – parit yang mengalirkan air sungai tigris dan Euphrat ke seluruh pelosok negeri dan mengawasi pembangunannya. Dia juga melakukan perbaikan – perbaikan bendungan – bendungan untuk menghidupkan tanah – tanah pertanian agar tidak berubah menjadi gurun pasir yang tandus.
Di samping itu al – hajjaj juga menganjurkan perpindahan desa ke kota besar dan menciptakan iklimperdagangan yang didasarkan atas keperacayaan. Dia juga menciptakan system keuangan, timbangan, dan takaran. Selain itu dia juga menciptakan suasana aman, damai, teratur yang belum pernah dilakukan sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar