Solo (Espos)–Jumlah anak jalanan sepanjang 2010 diprediksi mengalami peningkatan. Selama 2009, Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans) Solo mencatat 648 anak yang terdiri dari anak terlantar, anak nakal dan anak jalanan tersebar di Solo.
Selain anak jalanan, kasus kekerasan terhadpa perempuan juga dilaporkan terjadi sepanjang triwulan 2010. Data Spekham menyebutkan, sejak awal tahun terjadi 14 kasus kekerasan tehadap perempuan.
Kepala Dinsosnakertrans, Singgih Yudoko mengakui pihaknya memang belum melakukan pendataan langsung. Namun, kecenderungan peningkatan jumlah itu tampak dari pengamatan kasar yang dilakukan jajarannya di titik-titik yang menjadi pusat keberadaan anak jalanan.
Menurut Singgih, dibutuhkan solusi yang melibatkan seluruh kalangan terkait untuk mengatasi persoalan tersebut. Khususnya, koordinasi lintas wilayah, paling tidak di dalam lingkup Soloraya.
“Kalau dilihat kasat mata, kecenderungannya memang tambah. Kami sudah melakukan upaya pembinaan, dengan dibantu LSM dan masyarakat. Namun, yang penting, harus ada koordinasi lintas sektoral dan lintas wilayah,” papar Singgih, saat ditemui wartawan, di sela-sela Rapat Koordinasi Pemberdayaan Perempuan dan Kesejahteraan Anak, di Balaikota, Kamis (18/3).
Hal sama disampaikan Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (Bapermas P3AKB) Solo, Widdi Srihanto. Menurut Widdi, persoalan perempuan dan anak tidak akan selesai jika langkah-langkah yang diambil bersifat parsial.
Pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat pada umumnya harus dihimpun dalam satu program penanganan yang sama, agar upaya yang diambil memberi hasil nyata.
http://www.solopos.com/2010/solo/jumlah-anak-jalanan-di-solo-diduga-meningkat-16757
Tidak ada komentar:
Posting Komentar