Oleh M.Ihsan Dcaholfany M.Ed
Mhsw ISID Gontor 1997 / Staf Pengajar KMI Gontor
1.Tujuan Tarbiyah
Untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai Islam yang benar dan sempurna, menumbuhkan harga diri dan membentuk pribadi muslim dan muslimah, yang berakhlak dengan mengadakan kegiatan positif yang Islami dan mewujudkan kepemimpinan di dalam keluarga, masyarakat dan negara yang berdasarkan syariat dan aturan negara serta mengembangkan skill, pengajaran dan wawasan.
II. Tahapan Tarbiyah
1. Tilawah (membacakan ayat Allah)
2. Tazkiyah (mensucikan jiwa)
3. Ta’lim (mengajarkan kitab dan sunnah)
III. Potensi yang dikembangkan kemudian diarahkan kepada pengaktualan potensi dengan memasuki berbagai bidang kehidupan
a. Al-Ummah Al-Jaahilah ( Umat yang bodoh )
1. Al-Jahl ( Kebodohan )
2. Adz-Dzillah ( Kehinaan )
3. Adh-Dha’f ( Kelemahan )
4. Al-Furqah ( Perpecahan )
1. Al-Jahl ( Kebodohan )
Mereka bodoh karena tidak menerima hidayah. Abu Jahal ( Bapak Kebodohan ) bukan tidak punya ilmu. Terdapat dalam QS. 39 : 64 Katakanlah : ” Maka apakah kamu menyuruh aku menyembah selain Allah, hai orang – orang yang tidak berpengetahuan.
2. Adz Dzillah ( Kehinaan )
Kehinaan juga muncul akibat dari tingkah laku yang jauh dari Islam. Terdapat dalam QS. 95 : 4-5. : ”Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik - baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahnya ( neraka )
3.Adh- Dha’if (kelemahan)
Kelemahan terjadi karena meraka tidak menghargai dirinya sehingga tidak bisa mengaktualisasikan potensinya, mereka menghabiskan waktu dan energi untuk mengikuti hawa nafsu. Terdapat dalam QS. 4 :28 : ”Allah hendak memberikan keringanan kepadamu, dan manusia itu dijadikan bersifat lemah.
4. Al-Furqah ( Perpecahan )
Ciri masyarakat jahiliyah adalah berpecah dan tidak ada persatuan sesamanya. Terdapat dalam QS. 3:103. : ” Dan berpegang kamu semaunya kepada tali Allah ( Agama Islam ), dan janganlah kamu bercerai-berai, dan ingatlah nikmat Alalh kepadamu ketika kamu dahulu ( sesama jahiliyah ) bermusuh-musuhan.
b. Dhalaalun Mubiin ( Kesesatan yang nyata )
Allah SWT menyebutkan bahwa sebelum kedatangan Nabi, masyrakat jahiliyah berada di dalam kesesatan yang nyata. Terdapat dalam QS. 62 :2 : ” Dialah yang mengutus kepada kaum yang buta huruf seorang Rasul diantara mereka, yang membacakan ayat-ayat –Nya kepada Mereka, mesucikan mereka dan mengajarkan kepada mereka kitab dan hikmah.
c. Al-Inqaadz ( Penyelamat ) – At- Tarbiyah ( pendidikan )
1. Allaah - Ar-Rasuul ( Allah dan Rasul )
2. At - Tilaawah ( Membaca )
3. At - Tazkiyah ( mensucikan )
4. Ta’liim Al – Minhaaj ( Mengajarkan Pedoman )
1. Allah - Ar-Rasuul ( Allah dan Rasul )
Allah SWT melalui Rasul-Nya memberikan tarbiyah, Islam sebagai agama
Dapat menyelamatkan manusia dari kesesatan, Islam melalui tarbiyah dapat mengatasi dan menyelesaikan masalah masyarakat jahiliyah.
2. At-Tilaawah (Membaca)
Islam sebagai gerakan menyelamatkan diri manusia dari kerugian memeiliki aktifitas di anataranya membaca al-Qur’an dengan berusaha memahami, menghapal dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari, sebagai contoh surat Iqro’. (Bacalah Nama Tuhan-Mu yang menciptakan (sekalian makhluk)
3.At-Tazkiyah (mensucikan)
Maksudnya mensucikan diri dari segala kekotoran jiwa, hati, akal dan jasad seperti kemaksiatan dan kejahiliyahan, diharapkan agar mendapatkan keberuntungan.
Sebagai contoh : Q.91: 7 Dan jiwa serta penyempurnaannya (ciptaan-Nya), Maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya, sesungguhnys beruntunglah orang yang mensucikan jiwa itu dan sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya.
4. Ta’liim Al-Minhaj (Mengajarkan Pedoman)
Maksudnya mengajarkan al-Qur’an dan Sunah bahkan mempelajarinya
serta mengamalkannya sebab banyak mengandung hikmah / pelajaran.
Dalil : Q.2 : 269, Allah menganugerahkan al-hikmat (kefahaman yang dalam tentang al-Qur’an dan As-Sunah) kepada siapa yang Dia kehendaki.
4. An- Ni’mah Al-Kubro (Anugrah Yang Besar)
a. Al- Ilm (Pengetahuan)
b. Al-Izzah (Kemulyaan)
c. Al-Quwwah (Kekeuatan)
d. Al-Wihdah (Persatuan)
a.Al-Ilm (Pengetahuan), hasil dari ilmu yang diperoleh ini adalah kenikmatan yang besar yaitu berupa pengetahuan, harga diri, kekuatan dan persatuan, Tarbiayah dengan ilmu yang benar, menjadikan manusia yang berilmu dan sadar dengan tingkah lakunya.
Dalil : Q.96.5 . Dia yang mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
b. Al-Izzah (Kemulyaan)
Izzah bermakna kemulian dan harga diri bermakna mengembalikan diri manusia kepada Allah bukan kepada benda-benda yang tidak bernilai, Izzah Islam akan mewujudkan kekuatan Islam sebab semangat yang ditumbuhkan melalui tarbiyah dapat membangkitkan kecintaan dan perjuangan, akhirnya kita akan disatukan dengan pemikiran dan amal melalui tarbiyah islamiyah sehingga bermanfaat bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa.
Dalil :Q.63: 8 , mereka berkata sesungguhnya jika kita telah kembali ke Madinah benar-benar oarng yang kuat agar mengusir orang yang lemah daripadanya. Padahal kekuatan (kemuliaan) itu hanyalah bagi Allah, bagi Rasul-Nya dan bagi orang-orang mukmin, tetapi orang-orang munafik itu tiada mengetahui.
c. Al-Quwwah (Kekuatan)
Kenikmatan yang besar dari hasil tarbiyah adalah membawa manusia kepada kesadaran Islam sehingga Islam menjadi suatu bentuk karakter sehari-hari. Dengan Islam pula manusia menjadi terhormat sebab telah kembali kepada fitrah yang suci sehingga manusia menjadi kuat seperti kuat aqidah, jiwa, persatuan dan Islam.
Dalil : Q.93.8 Dan Dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lau Dia memberikan kecukupan.
d. Al-Wihdah (Persatuan)
Seseorang atau masyarakat yang mengikuti tarbiyah mereka akan dibimbing ke arah persatuan umat, Tarbiyah akan membawa kepada kesatuan pemikiran dan ideologi sehingga membawa kepada persatuan dalam sikap dan akhlak yang dapat membawa kesatuan pendapat.
Dalil 3 : 103. Dan berpegang kamu semuanya kepada tali Allah (Agama Islam) dan janganlah kamu bercerai-cerai dan ingatlah nikmat kepadamu ketika kamu dahulu (semasa jahiliyah) bermusuh-musuhan, maka Allah mempersatukan hatimu, lalu menjadikan kamu karena nikmat Allah orang-orang yang bersaudara dan kamu telah berada di tepi jurang neraka, larlu Allah selamatkan kamu darinya. Agar mendapat petunjuk hidayah-Nya.
Dari semua keterangan tersebut di atas menjadikan umat terbaik
5. Khoirul Ummah ( Umat terbaik)
Umat jahiliyah dirubah menjadi umat Islamiyah, umat yang berdakwah
dan senatiasa peduli dengan keadaan sosial, ummat dan agamanya, maka
ia disebut umat yang terbaik. Yang dapat menjalankan perintah kebaikan
dan meninggalkan kemungkaran. Dengan ilmu, kemuliaan, kekuatan dan
persatuan akan membentuk umat yang baik.
Dalil : Q.3 : 110 Kamu adalah umat yang terbaik, dilahirkan untuk
manusia, menyuruh pada kebaikan (ma’ruf) dan mencegah kemungkaran dan beriman kepada Allah.
hendaklah menganggap semua cabang ilmu berfaedah.
Beberapa paradigma dasar bagi sistem pendidikan dalam kerangka Islam:
1.Islam meletakkan prinsip kurikulum, strategi, dan tujuan pendidikan berdasarkan aqidah Islam. Pada aspek ini diharapkan terbentuk sumber daya manusia terdidik dengan aqliyah Islamiyah (pola berfikir islami) dan nafsiyah islamiyah (pola sikap yang islami).
2.Pendidikan harus diarahkan pada pengembangan keimanan, sehingga melahirkan amal shaleh dan ilmu yang bermanfaat. Prinsip ini mengajarkan pula bahwa di dalam Islam yang menjadi pokok perhatian bukanlah kuantitas, tetapi kualitas pendidikan. Perhatikan bagaimana Al Quran mengungkapkan tentang ahsanu amalan atau amalan shalihan (amal yang terbaik atau amal shaleh).
3.Pendidikan ditujukan dalam kaitan untuk membangkitkan dan mengarahkan potensi-potensi baik yang ada pada diri setiap manusia selaras dengan fitrah manusia dan meminimalisir aspek yang buruknya.
4.Keteladanan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam suatu proses pendidikan. Dengan demikian sentral keteladanan yang harus diikuti adalah Rasulullah saw. Dengan demikian Rasulullah saw. merupakan figur sentral keteladanan bagi manusia. Al quran mengungkapkan bahwa “Sungguh pada diri Rasul itu terdapat uswah (teladan) yang terbaik bagi orang-orang yang berharap bertemu dengan Allah dan hari akhirat”.
Guru dalam sistempendidikanislam
Para ulama telah menulis banyak kitab untuk menjelaskan mengenai kewajiban dan hak para guru dan siswa, serta sifat-sifat yang harus dimiliki oleh keduanya dalam proses belajar mengajar. An Nimari Al Qurthubiy misalnya telah menulis dalam kitabnya Jami’ bayaanil ‘ilmi wa fadhlih mengenai perilaku guru dan siswanya, begitu pula Imam Al Ghazali dalam kitab Fatihatul ‘Ulum dan Ihya Ulumuddin menjelaskan tentang sifat-sifat kesucian, penghormatan, dan menempatkan guru langsung berada setelah kedudukan para nabi.
Rasulullah saw. bersabda: “Tinta para ulama lebih baik dari darahnya para syuhada”. Begitu pula seorang penyair Arab, Syauqiy bek mengakui pula tentang nilai seorang guru dengan pernyataannya: “Berdiri dan hormati guru dan berilah ia penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul”.
Guru merupakan spiritual father bagi siswanya. Hal ini disebabkan guru memberikan bimbingan jiwa siswanya dengan ilmu, mendidik dan meluruskan akhlaknya. Menghormati guru berarti penghormatan terhadap anak-anak kita, menghargai guru berarti penghargaan terhadap anak-anak kita. Dengan guru itulah mereka hidup dan berkembang. Bahkan Abu Dardaa melukiskan hubungan guru dan murid itu sebagai pertemanan dalam kebaikan dan tanpa keduanya maka tidak ada kebaikan.
Terdapat sebuah perbandingan, pada abad pertengahan seorang guru di sekolah-sekolah Barat telah diperlakukan dengan sifat keras dan kasar. Ia harus bersumpah di hadapan dekan untuk taat pada atasan, menjalani peraturan-peraturan yang dibuat universitas, bersedia dianggap tidak datang serta membayar denda dalam jumlah tertentu jika perkuliahannya tidak dihadiri oleh 5 orang mahasiswa. Selanjutnya mahasiswa pun diwajibkan untuk melaporkan jika guru/dosennya tidak hadir tanpa izin.
Sementara pada masa yang sama para dosen di sekolah/institut Islam mendapat perlakuan yang baik, disucikan, dihargai, dilayani dengan penuh penghormatan. Ia mendapatkan kedudukan mulia dan kebebasan dalam mengajar, dalam memilih subjek dan waktu untuk memberikan kuliah, serta jumlah jam kuliah yang menjadi kewajibannya. Dan sekarang, bagaimana posisi guru-guru kita?
Strategi dan arah perkembangan ilmu pengetahuan dan tekhnologi dibutuhkan agar dalam perkembangannya tidak menyimpang dari ketentuan hukum-hukum syara’, dan hanya mengikuti keinginan dan hawa nafsu manusia demi kepuasan intelektualitas. Dalam sistem pendidikan islam, strategi dan arah perkembangan iptek dapat kita lihat dalam kerangka berikut ini:
1.Tujuan utama ilmu yang dikuasai manusia adalah dalam rangka untuk mengenal Allah swt. sebagai Al Khaliq, menyaksikan kehadirannya dalam berbagai fenomena yang diamati, dan mengangungkan Allah swt, serta mensyukuri atas seluruh nikmat yang telah diberikanNya.
2.Ilmu harus dikembangkan dalam rangka menciptakan manusia yang hanya takut kepada Allah swt. semata sehingga setiap dimensi kebenaran dapat ditegakkan terhadap siapapun juga tanpa pandang bulu.
3.Ilmu yang dipelajari berusaha untuk menemukan keteraturan sistem, hubungan kausalitas, dan tujuan alam semesta.
4.Ilmu dikembangkan dalam rangka mengambil manfaat dalam rangka ibadah kepada Allah swt., sebab Allah telah menundukkan matahari, bulan, bintang, dan segala hal yang terdapat di langit atau di bumi untuk kemaslahatan umat manusia.
5.Ilmu dikembangkan dan teknologi yang diciptakan tidak ditujukan dalam rangka menimbulkan kerusakan di muka bumi atau pada diri manusia itu sendiri.
Dengan demikian, agama dan aspek pendidikan menjadi satu titik yang sangat penting, terutama untuk menciptakan SDM (Human Resources) yang handal dan sekaligus memiliki komitmen yang tinggi dengan nilai keagamaannya.
Di samping itu hal yang harus diperhatikan pembentukan SDM berkualitas imani bukan hanya tanggung jawab pendidik semata, tetapi juga para pembuat keputusan politik, ekonomi, dan hukum sangat menentukan.
Perlu dicatat bahwa akar kriminalitas, termasuk KKN, terjadi adalah akhlaq/perilaku manusianya yang teralienasi dengan ajaran agamanya. Revolusi terhadap perilaku manusia merupakan basis dari gerakan pembaharuan yang benar. Oleh sebab itu sangat diperlukan co-responsible for finding solutions. Untuk melakukan revolusi tersebut maka musti diawali dengan revolusi pemikiran (Taghyiir al Afkaar) dan pemahaman manusia terhadap Islam.
Kewajiban siswa dlm penddk islam
Keberhasilan proses belajar mengajar, tidak hanya bergantung pada bagaimana guru mengajarkan ilmu yang dimilikinya. Karena pendidikan berhadapan dengan manusia yang saling berinteraksi satu dengan yang lain dan berjalan dua arah, maka keberhasilan proses juga ditentukan oleh kondisi sikap dan perilaku siswanya. Oleh karena itu dibutuhkan adanya ground rule bagi siswa untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar.
Adapun beberapa kewajiban siswa yang harus diperhatikan saat dia mulai menuntut ilmu disajikan sebagai berikut.
1.Sebelum mulai belajar, siswa harus terlebih dahulu membersihkan hatinya dari segala sifat yang buruk, sebab belajar dan mengajar merupakan ibadah. Ibadah tidak sah kecuali dengan hati yang bersih, berhias dengan akhlak yang baik, ikhlas, bertaqwa, rendah hati, dan menjauhi sifat-sifat buruk.
2.Belajar dimaksudkan untuk mengisi jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah, bukan dengan maksud menyombongkan diri, berbangga, dll.
3.Bersedia untuk mencari ilmu dan meninggalkan keluarga, tempat kelahiran, dan bepergian ke tempat yang jauh sekalipun untuk mendatangi guru.
4.Tidak terlalu sering menukar guru.
5.Hendaklah ia menghormati guru dan memuliakannya dan berdaya upaya untuk menyenangkan hati guru dengan cara yang baik.
6.Tidak merepotkan guru dengan terlalu banyak pertanyaan, jangan meletihkan dia untuk menjawab, tidak berjalan di hadapannya, dan tidak mulai bicara kecuali dengan izinnya.
7.Tidak membuka rahasia kepada guru, tidak menipunya, dan sebaliknya tidak pula guru membukakan rahasia, diterima pernyataan maaf guru jika ia bersalah.
8.Bersungguh-sungguh dan tekun belajar untuk memperoleh pengetahuan.
9.Terjalin jiwa saling mencintai dan menyayangi antara guru dan murid.
10.Siswa harus terlebih dahulu memberi salam kepada guru.
11.Siswa mengulangi pelajarannya di waktu senja dan menjelang subuh. Waktu antara Isya dan makan sahur adalah waktu yang penuh barakah.
12.Bertekad belajar sampai akhir usia, tidak meremehkan satu cabang ilmu, tetapi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar