ketika harus melabuhkan cinta
pada riak-riak yang mendahulukan tahta
yang merajutkan mahabbah
dalam keraguan aku bertahta
aku meragu dalam kecintaan yang dalam
aku terpesona dalam keraguan
hanya bertenggerkan kecintaan aku berpaling
aku merana pias sepi
tunggu dalam kabut
terbakar dalam amarah
karena kebisuan harapan yang kembali meradang
ada
dalam tahta
bait pujangga
kembali mempesona
Tidak ada komentar:
Posting Komentar